5 Musisi Yang Memiliki Lagu Dangdut
Mengutip bait lirik dalam lagu milik Project Pop kalau, “dangdut is the music of my country”. Musik dangdut punya tempat spesial di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Sejarahnya pun panjang. Sejak 70an, ketika Oma Irama memadukan lengkingan gitar elektrik ala Deep Purple dengan musik India dangdut pun menjadi berkelas. Main di panggung besar, dan masuk televisi hingga kini menjadi media yang digunakan oleh para politikus berkampanye.
Saat ini pun para musisi kita pun tidak ragu-ragu untuk memasukan sedikit nuansa, atau bahkan secara total irama musik dangdut ke dalam musik mereka. Dari musisi pop, rock hingga ska/reggae inilah para musisi Indonesia yang bermain-main dengan elemen musik dangdut pada musik mereka. Tidak hanya sekedar asal dangdut, pastinya mereka berhasil memadukannya dengan baik dan membuatnya menjadi milik mereka. Kenapa mereka merasa perlu memasukan elemen musik dangdut? Tentu saja karena “dangdut is the music of my (our) country”
Project Pop – “Dangdut Is The Music of My Country”
Selain tentunya Pop Hari Ini, yang berhak menyandang nama pop adalah sextet ini. Diambil dari album keempat mereka, Pop Ok (2003) yang meledak penjualannya , mereka berhasil membuat lagu tentang keragaman Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika dalam kemasan musik fusi yang reffnya berirama dangdut yang mematikan dan mampu membuat semua orang bergoyang dangdut.
Naif – “Towal Towel”
Di album-album awal mereka, kuartet (yang dulu kuintet alias masih berlima) ini paling piawai membuat lagu-lagu berlirik nihilisme. Salah satunya adalah lagu “Towal Towel” yang diambil dari album kedua Naif ini, Jangan Terlalu (1998). Dengan penggunaan tabla pada intro-nya, dan sabetan gitar melodi dengan sound efek fuzz yang sangat dangdut plus lirik dan cara David bernyanyi yang sangat antik, lagu ini membuktikan kepiawaan Naif dalam mengolah berbagai genre musik ke dalam musiknya. Dan tentunya jangan lupa liriknya yang hanya sekedar, “Ditowal towel, jangan mere-mere, kalau ditowel hati sebelah, jadi mereh”
Shaggydog – “Ambilkan Gelas”
Biang pesta asal daerah paling istimewa di timur pulau Jawa ini juga punya lagu dangdut yang tidak kalah dashyatnya. Dengan lirik yang menyentuh tema ‘gelas’ lagi (setelah “Sayidan”) mereka berhasil menghadirkan lagu dangdut ala Shaggydog, dengan raungan gitar elektrik, kendang dangdut dan repetan omelan rap dari NDXAKA, lagu ini sukses diterima tidak hanya di skena, tapi juga di kalangan musisi dangdut. Buktinya lagu ini kemudian sukses di cover oleh para penampil dangdut.
Maliq & D’essentials – “Drama Romantika”
Siapa sangka lagu yang awalnya hasil dari membuat intro yang terinspirasi dari The White Stripes ini kemudian dikembangkan menjadi lagu dangdut berjudul “Drama Romantika”. Dan lagu dangdut ala Maliq & D’Essentials ini pun selalu masuk ke dalam repertoar lagu mereka di panggung, dan selalu berhasil membuat para penonton bernyanyi dan bergoyang dangdut bersama.
Mooner – “O.M.”
Sebuah gebrakan berbeda dilakukan kuartet stoner rock Bandung yang digawangi oleh Rekti Yoewono dari The SIGIT ini. Di album keduanya O.M. mereka mengambil pengaruh musik dangdut 70an, serta musik India yang menjadi akar musik dangdut secara dominan. Tidak hanya satu lagu tapi keseluruhan album. Dari intro pembuka yang menggunakan tabla dan kendang, nuansa Timur Tengah di lagu “Kama”, betotan bass dangdut di “Ilat” hingga “Umara” yang memiliki patahan-patahan ketukan yang mengingatkan pada lagu-lagu Soneta. Jangan lupakan juga pemakaian judul album O.M. yang biasa dipakai pada grup-grup dangdut 70an Indonesia yang merupakan kepanjangan dari “orkes melayu”.
Segera kunjungi kanal YouTube kami untuk menyaksikan artikel ini dalam format video.