Danilla and The Glamors – Peluh, Gairah & Kelana
Setelah Telisik (2014), Lintasan Waktu (2017), dan EP Fingers (2019), Danilla and The Glamors merilis sebuah album kompilasi yang berisi lagu-lagu lamanya yang diaransemen ulang berjudul Peluh, Gairah & Kelana. Lalu apakah album dengan nuansa pop 80an yang belakangan ringan dilabeli city pop Indonesia ini hadir sebagai sekedar pelengkap katalog seorang Danilla saja? Sekedar album pengganjal menuju album ketiga?
Sebelumnya mari kita kilas balik sedikit apa yang telah Danilla Jelita Riyadi, putri dari penyanyi dan penulis lagu Ika Ratih Poespa. Telisik sebagai album perdana yang menyuguhkan sosok Danilla yang masih manis, nge-pop, jazzy dan sedikit manja. Album yang diproduseri dan ditulis oleh Lafa Pratomo ini sukses membawa dirinya ke dalam industri musik Indonesia. Sementara Lintasan Waktu hadir lebih gelap, mengawang-awang, seolah mengungkap imaji siapa Danilla sesungguhnya. Si badung yang penuh talenta. Album kedua yang bertolak belakang dengan Telisik ini hadir lebih eksperimental dan lebih personal ini banyak diganjar sebagai album terbaik pada tahunnya. Sehingga tak ayal mengejutkan para fansnya yang masih tertelisik oleh imaji manis dan pop Danilla sebelumnya.
album kompilasi Ini seperti angin segar setelah membuat kaget pendengarnya dengan kemuraman bertubi-tubi
Kemudian ada album mini Fingers yang minimalis dan keseluruhannya dikerjakan olehnya dan mengukuhkan dirinya ke dalam jajaran singer/songwritter perempuan terpenting di Indonesia. Lalu Danilla merilis album kompilasi Peluh, Gairah & Kelana yang seperti angin segar setelah dirinya membuat kaget pendengarnya dengan kemuraman bertubi-tubi. Ia hadir membungkus musik-musiknya dengan kemasan lebih bersahabat untuk telinga dan bergoyang tipis-tipis, dengan mood disko 80an bertempo tanggung. Tak perlu membahas lebih jauh kualitasnya, karena terlihat mereka sangat bersenang-senang mengerjakan kompilasi yang “keluar jalur” ini.
Pertanyaannya mungkinkah keluar jalur ini menjadi solusi? inikah yang dicari penggemarnya yang ogah move on dari Telisik yang manis itu? Mungkinkah album kompilasi ini pertanda akhir dari kemuraman dirinya?
inikah yang dicari penggemarnya yang ogah move on dari Telisik yang manis itu?
Bisa jadi ini adalah pertaruhan dirinya menuju ke album ketiga yang tengah ia garap. Apakah di album ketiganya Ia akan menemukan titik temu antara penggemar yang ogah move on dari “Ada Di Sana”, “Senja Di Ambang Pintu” dan “Berdistraksi”, dengan Danilla yang tengah ada dalam posisi mengeksplorasi karyanya dan pencarian estetika melalu Lintasan Waktu dan Fingers?
Sambil menunggu jawabannya mari kita berdansa dengan irama disko pop 80an di album Peluh, Gairah & Kelana ini.
____
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit
Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …
Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika
Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan. …