Vinyl Belum Mati: Inilah Daftar Rilisan Setahun Terakhir

Jun 12, 2021

Sensasi mendengarkan lagu dari piringan hitam atau vinyl memang berbeda daripada kaset maupun cakram padat. Perbandingan ini tidak termasuk kualitas speaker tambahan yang memadai sebagai pendukungnya.

Record Store Day yang diperingati setiap minggu ke-3 bulan April dan tahun ini dirayakan pada 12 Juni ini selalu menjadi momentum untuk melihat kembali bagaimana eksistensi rilisan fisik selama beberapa tahun terakhir, dan apa saja rilisan yang dikeluarkan band atau musisi, salah satunya vinyl.

Sebelum itu, kami pun meminta pendapat dari wartawan sekaligus pengoleksi vinyl, Shindu Alpito (09/06). Ia mengatakan, suara yang dihasilkan vinyl lebih dimensional. Secara non teknis, vinyl memberikan impresi yang sentimental bagi Shindu.

“Gue membayangkan bagaimana secara fisik musik yang direkam musisi diteruskan lewat sentuhan fisik sampai ke telinga kita. Ada sentuhan secara fisik juga (dari jarum ke vinyl- nya). Kayak lo bisa pegang musik itu sendiri yang sebenarnya musik bukan sesuatu yang physical,” ungkapnya.

Tahun ini dengan adanya berbagai pilihan rilisan vinyl yang dikeluarkan band atau musisi, kita bisa menganggap bahwa vinyl bak harta karun dan akan menjadi harta karun di masa mendatang, mungkin juga karena selalu dikeluarkan terbatas.

Piringan Hitam Recordstore (PHR Senayan) salah satu produsen dan toko vinyl yang tengah konsisten dalam mendukung perilisan vinyl. Arif Kurnia selaku Project & Partnership Lead PHR Senayan angkat bicara.

“Berpikir untuk merilis karya lokal karena memang dari tahun 2012 kita jualan vinyl kebanyakan katalog kita hampir 100% diisi katalog luar. Nah, adapun band-band Indonesia yang kita jual itu tuh justru diproduksi oleh record label di luar negeri dan dimasukkan ke Indonesia. Jadi, seolah-olah kita mengimpor karya sendiri,” kata Arif kepada Pophariini.

Penampakan toko PHR Senayan.

PHR Senayan menginginkan etalase di toko mereka bisa dipenuhi rilisan-rilisan dalam negeri. Hingga PHR yang posisinya bukan sebagai record label melainkan partner memutuskan bersedia memproduksi, mendistribusi sekaligus menjual vinyl.

Keinginan PHR tersebut didukung dengan sistem kerjasama yang tidak berbelit, di mana biaya produksi 100% ditanggung PHR. Record label atau musisi hanya menyiapkan master. Setelah itu menyetujui kontrak yang dibuat.

Pertimbangan PHR dalam menjalin kerjasama dengan band atau musisi tetap melalui beberapa tahapan. Kurasi yang dilakukan meliputi pangsa pasar, konsep pasar PHR, konsep pasar band atau musisi itu sendiri, serta kekuatan penyerapan, serta keaktifan band atau musisi di media sosial.

PHR melihat penjualan vinyl naik secara signifikan, alasan yang tak dapat dipungkiri karena pandemi. Selain itu, pemain vinyl tak lagi rentang umur 40 tahun ke atas. Semenjak 2018, PHR memiliki pelanggan mulai dari usia 20 tahun yang membeli turntable dan juga vinyl mereka.

Strategi penjualan yang dilakukan PHR ikut didukung penyajian konten menarik di media sosial mereka. “Konten itu membantu penjualan. Itu terbukti kalau konten, campaign yang dipersiapkan dengan baik itu saat rilis di hari H. Pas pre-order itu cepat habisnya.”

Arif mengaku, sejauh ini vinyl yang laris adalah Hindia, album Menari Dengan Bayangan. Orang-orang tertarik membeli dalam hitungan waktu 6 menit. Rata-rata pemesan juga langsung membayarkan pesanannya.

Terakhir, yang tak kalah penting dari penjualan vinyl oleh PHR. Mereka mementingkan kualitas produksi vinyl. “Kalau produksi kita di Eropa. Dari mulai pressing, cover itu semua kita cetak di Eropa. Semua udah tersegel dan rapih. Kualitas vinyl tergantung dari mastering si album tersebut,” tutup Arif.

Sejauh ini, PHR Senayan sudah merilis lima album dari band dan musisi Indonesia. Berikut adalah diantaranya.


1. Gombloh – Gila Live

Di penghujung tahun 2020 lalu, PHR Senayan melepas sebuah vinyl dari Soedjarwoto Soemarsono, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Gombloh. Bekerja sama dengan Elevation Recs, keduanya menghadirkan album Gila Live yang juga memuat nomor-nomor fenomenal dari Gombloh, sebut saja “Taik Kucing Rasa Coklat” yang hadir pertama kali di tahun 1983 lalu.

 

2. Glenn Fredly – Romansa Ke Masa Depan

Juga menjadi sebuah kejutan di awal tahun 2021 ini, ketika PHR Senayan mengumumkan bahwa mereka menghadirkan format vinyl dari album terakhir mendiang Glenn Fredly, Romansa Ke Masa Depan.

 

3. Nadin Amizah – Selamat Ulang Tahun

Selang setahun setelah kemunculannya, album debut nan fenomenal dari Nadin Amizah ini melanjutkan perjalanannya dengan sebuah format vinyl yang terjual 100 keping dalam waktu 3 menit saja.

 

4. Mocca – Day by Day

Tidak lama setelah  hadirnya vinyl dari Nadin, Mocca juga turut dalam rombongan tersebut dengan album terbarunya, Day by Day. Sampai artikel ini naik, kalian masih bisa melakukan pre-order untuk vinyl ini.

 

5. Hindia – Menari Dengan Bayangan 

Yang sempat membuat gempar di awal bulan ini. Hindia juga akhirnya melepas Menari Dengan Bayangan dalam format vinylnya. Mirip-mirip dengan cerita dari Nadin, piringan hitam dari Menari Dengan Bayangan juga fully booked dalam waktu yang singkat, yakni hanya dalam waktu 5 menit.

Selain dengan PHR Senayan, beberapa nama di bawah ini juga turut melepas format vinyl dari rilisan-rilisan mereka di tahun 2021.

1. Komunal – Gemuruh Musik Pertiwi dan Hitam Semesta

Kabar bahagia untuk pasukan perang dari rawa di tahun ini. Komunal bersama dengan Disaster Records merilis ulang album Hitam Semesta dan Gemuruh Musik Pertiwi dalam format piringan hitam. Tidak hanya itu, format kaset juga dihadirkan.

 

2. Stars & Rabbit – On Different Days

Duo Elda Suryani dan Didit Saad akan melepas On Different Days dalam format piringan hitam di akhir bulan Juni ini. Selain dengan label mereka sendiri, Green Island Music, mereka juga bekerja sama dengan Recordstore.co.uk, Trapped Animal Records, dan Big Romantic Records untuk perilisan eksklusif meliputi Asia dan Eropa.

 

3. White Shoes and The Couples Company – 2020

Setelah hadir dengan format booklet yang menawan, album 2020 dari WSATCC ini juga akan hadir dalam format piringan hitam yang sudah bisa dipesan secara pre-order mulai akhir Mei lalu. Ini juga dirilis oleh WSATCC sendiri bersama dengan Anukara Records.


 

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …