Alur Bunyi 2021, gelaran konser eksperimental kontemporer yang digarap oleh Goethe-Institut Indonesien ini siap untuk menutup rangkaian serinya di tahun ini dengan sebuah kolaborasi antara Lie Indra Perkasa dan Nesia Ardi dengan tajuk Paronomasia.

Di sepanjang tahun ini, total sudah ada lima seri konser yang dipersembahkan oleh Alur Bunyi. Rangkaian dimulai dari bulan April lalu, ketika Alur Bunyi menghadirkan kolaborasi antara Nikita Dompas dan Randy MP.

Kolaborasi tersebut lalu disusul oleh penampilan spesial dari Batavia Collective di bulan Juni dan juga kolaborasi Aryo Adhianto feat. Sandy Winarta di bulan Agustus. Sementara di bulan Oktober, hadir Rani Jambak dan Noah Revevalin, seorang komposer muda asal Medan seorang pianis jazz.

Nama-nama di atas juga merupakan hasil kurasi dari Adra Karim yang didapuk untuk menjadi kurator dari rangkaian gelaran Alur Bunyi di tahun ini.

Mengenai kolaborasi antara Indra Perkasa dan Nesia Ardi, seri ini akan menjadi spesial karena diselenggarakan secara hybrid untuk pertama kalinya. Bisa disaksikan secara terbatas di GoetheHaus Jakarta serta melalui kanal YouTube mereka, ditayangkan hari Rabu (24/11), mulai pukul 19.00 WIB.

Nantinya, Indra dan Nesia akan menghadirkan penampilan yang membawa eksplorasi permainan frasa bunyi, serta pemaknaan dari ragam sudut pandang yang imajinatif ke arah yang ringan dan masih terasa relatable dengan realita saat ini.

“Kolaborasi ini dinamakan Paronomasia karena terinspirasi dari Nesia yang setiap manggung suka melucu. Kami jadi berpikir untuk membawakan musik eksperimental tetapi dibawa ke arah yang menyenangkan, bukan yang terlalu serius”, sambut Indra Perkasa.

Kolaborasi antara Indra Perkasa dan Nesia Ardi dalam seri terakhir Alur Bunyi 2021 akan ditayangkan mulai pukul 19.00 WIB nanti (24/11) melalui kanal YouTube Goethe-Institut Indonesien.