Menjadi Kolektor Musik Indonesia Sejati
Sudah triliunan lebih rilisan fisik yang diproduksi dari ketika piringan hitam pertama kali dicetak dan diperkenalkan di Indonesia sebagai format fisik yang dinikmati (meski) untuk kalangan terbatas. Kemudian datang kaset di tahun 70-an, musik akhirnya bisa dinikmati secara masal. Kaset digantikan CD di era 90-an sampai akhirnya musik dinikmati secara bebas di semua kalangan.
Sampai hari ini, telah banyak kolektor rilisan fisik, dari kolektor kaset, CD bahkan kaos dan lain-lain. Tapi bagaimana kita bisa mengetahui bahwa dia adalah seorang kolektor sejati?
PHI Tips kali ini akan mendedah ciri-ciri apa yang sekaligus bisa menjadi hal-hal yang diperlukan untuk menjadi seorang kolektor musik Indonesia sejati.
Tidak harus tahu sejarah semua musisi Indonesia. Paling tidak kalian tahu bahwa apa yang kalian koleksi itu punya sejarahnya masing-masing. Ketika kalian mempunyai album Agterplaas dari The Adams misalnya, kalian juga tahu bahwa The Adams punya 2 album lainnya. Plus, satu dua personil The Adams punya dengan bandnya masing-masing, Ale dengan White Shoes, Pandu dengan Morfem. Ario sendiri juga sempat punya band bernama Monday Math Class bersama Hasief (mantan manajer mereka) dan Pricillia Jamail yang kini dikenal sebagai personel Goodnight Electric.
Memang sih membeli merchandise seperti kaos misalnya adalah bentuk support terhadap band. Tapi setidaknya kita tahu kaos band apa yang kita pakai. Bukan hanya ikut-ikutan membeli namun tidak tahu bandnya, untuk kemudian nantinya pun jarang dipakai dan hanya akan menjadi sampah yang ditumpuk rapih di lemari. Seorang kolektor sejati akan passionate terhadap apa yang ia pakai, ia akan mencari tahu bahkan sampai merhandise awal yang pernah diproduksi oleh musisi tersebut.
Kebersihan adalah bentuk dari apresiasi terhadap apa yang kalian koleksi. Seorang kolektor amat menghargai kebersihan dari apa yang ia koleksi. Ia tidak akan membiarkan kaset-kaset berantakan, atau vinyl yang ditaro sembarangan tanpa cover, kaos-kaos yang salah dicuci hingga rusak, dsb.
Dalam kehidupan pergaulan, seorang kolektor sejati adalah pendiam dan tidak akan berkoar-koar tentang apa yang ia ketahui. Seorang kolektor musik sejati tidak akan berbicara banyak sampai ia ditanya akan sesuatu. Namun seorang kolektor juga bisa menjadi penanya terbaik kepada band atau seseorang yang cerewet menanyakan hal-hal kecil kepada setiap musisi yang ditemuinya demi mengorek lebih dalam tentang mereka.
Ini tips yang sebetulnya agak bahaya jika diikuti tapi dengan pertimbangan yang rasional, hal yang irasional bisa relevan untuk diikuti. Seorang kolektor sejati akan berusaha mati-matian untuk mendapatkan semua rilisan fisik, merchandise dari musisi sampai tuntas meski kadang dengan harga yang diluar dugaan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Bising Kota Yogyakarta – Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi Karier?
Setelah Denpasar dan Bandung, Diskusi Bising Kota lanjut ke titik terakhir tahun ini, Yogyakarta. Acara ini berlangsung hari Rabu (07/08) di JRNY Coffee & Records. Dengan tema Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi …
Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit
Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …