Album yang Mengubah Hidup: Elfa Zulham Batavia Collective

Jun 3, 2023

Setiap Java Jazz Festival, nama Elfa Zulham tidak bisa dipisahkan dari penyelenggaraan. Sang musisi bersama Nikita Dompas dan Sandy Widharma bahu membahu menjadi tim program festival yang kini sudah memasuki tahun ke-18.

Selama tiga hari, JJF akan menyuguhkan 12 panggung dengan 100 lebih penampil yang siap memberikan aksi terbaiknya, serta panggung menyiapkan berbagai konsep kolaborasi hingga pertunjukan spesial.

Band Elfa sendiri, Batavia Collective baru saja merilis EP bertajuk BTVC yang berisi empat lagu dan dirilis oleh R&S Records, label rekaman asal Belgia. Sebuah rangkaian tur sedang mereka persiapkan di bulan Juni, melewati Jakarta, Semarang, Surabaya, hingga Bali.

 

Ketika ditemui di konferensi pers JJF (31/05), Elfa bercerita mengenai beberapa hal soal merilis album penuh, salah satunya adalah kapan saat yang tepat bagi para musisi atau band untuk melakukan hal tersebut.

“Kalau saya sendiri, sebenarnya kalau kita sudah siap secara materi dan menurut kita album itu sudah pantas untuk dirilis, sebenarnya timeline itu enggak begitu bermasalah. Tapi memang kalau di era sekarang, kan benar-benar sudah banyak banget yang hampir tiap hari rilis. Entah itu single atau album di platform digital. Menurut saya pribadi untuk sekarang, rilis, rilis saja”, tutur suami Dira Sugandi ini.

Lebih lanjut, Elfa turut mengutarakan pendapatnya mengenai apakah album penuh masih relevan atau tidak di zaman saat ini.

“Karena memang background saya senang mendengarkan karya orang dan hampir semua genre saya dengerin, menurut saya masih penting banget,” ungkap Elfa.

Masih seputar album, kami berkesempatan untuk bertanya kepada Elfa Zulham mengenai pilihan album  Indonesia yang mengubah hidupnya. Simak jawabannya di bawah ini.


Djanger Bali – Indonesian All Stars, Tony Scott (1967)

Saat ditanya mengenai album Indonesia yang mengubah hidup, Elfa langsung menyebutkan judul Djanger Bali dari Indonesian All Stars yang rilis di tahun 1967 silam.

“Karena saya background-nya di Jazz. Saya ingat banget, waktu kecil saya memang sudah sering dengerin album-album musisi jazz senior. Tapi ada satu album, Djanger Bali. Itu dari Indonesian All Stars. Di situ ada almarhum Mas Bubi Chen, ada Jack Lesmana, ada almarhum Om Benny Mustapha. Itu yang bikin saya kayak, wah ternyata jazz itu luas dan untuk blend dengan musik tradisional Indonesia, dengan nuansa Indonesia tuh bisa banget. Waktu saya masih kecil pas dengerin, itu membuka banget. Sebenarnya jazz tuh bisa blend dengan musik apa saja”, terang Elfa.

Elfa menjelaskan tentang pertemuannya dengan album Djanger Bali, yaitu ketika salah satu lagu di dalamnya, “Burung Kakaktua” diputar di radio ARH (sekarang Global Radio).

“Kalau nggak salah ada radio ARH namanya. Waktu itu sempat diputar Djanger Bali dan ada satu lagu, ‘Burung Kakaktua’. Itu saya langsung cari, benar-benar hunting kaset atau vinyl itu susah. Jadi kayak waktu itu muncul di radio, sudah senang banget,” lanjutnya.

Setelahnya, Djanger Bali benar-benar membuka cakrawala bagi Elfa terhadap musik jazz, dan menambah kekagumannya akan keberadaan Indonesian All Stars.

“Indonesian All Stars ini benar-benar semua materinya menurut saya membuka wawasan banget sih. Kayak di jazz dan blend dengan musik Indonesia itu sendiri, dan itu langka banget sekarang untuk punya album itu [tertawa]. Waktu itu saya sempat hunting, sudah enggak dapat. Tapi, sekarang sudah bisa dinikmatin di DSP. Senang banget karya itu bisa ke luar dan melegenda,” tutur Elfa.

 

Lagu Favorit: “Djanger Bali”

Dari enam judul yang terdapat di album, lagu yang berjudul sama menjadi favorit Elfa. Harmonisasi yang tersaji antar para personel menjadi alasan utamanya.

“Ini the best banget karena ada nuansa tradisional Indonesianya dari gamelan, dan Maryono (pemain saxophone) dari cara dia berimprovisasi dan waktu itu dengan pianis, gitaris dan almarhum Jack Lesmana, semuanya menyatu banget,” tutup Elfa Zulham.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …