Album Cetak Ulang, Kegelisahan yang Hakiki

Sampai sejauh ini sudah ada berapa rekaman Indonesia yang dirilis ulang, berapa album? Lima, enam, tujuh, sepuluh?
Lalu bagaimana dengan anak dalam negeri?
Soal plat, harus kita akui kita ketinggalan soalan yang begini-begini. Those Shocking Shaking Days yang dirilis 2011 ibarat pecutan yang bisa membangunkan kesadaran akan insan-insan muda yang cemerlang, Indonesia akhirnya bisa ngeh dan sadar betapa rekaman-rekaman pop rock klasik memang layak untuk diperkenalkan dari Indonesia ke pendengar musik Indonesia, bukan dari Amerika, Jerman, atau Portugal ke Indonesia.
Namun tetap saja, masalah finansial dan waktu jadi dua hal yang paling sering disalahkan dalam upaya merilis ulang album-album Indonesia lama ke dalam format, entah plat atau CD.
Meski demikian, upaya-upaya ke arah itu sih tetap ada, meski nafasnya tersengal-sengal. Dan kita harus berterima kasih untuk segelintir orang yang mengupayakan itu.
Monka Magic bersama Musica Studio’s mengabadikan sang maestro Guruh Soekarno Putra beserta album Untukmu Indonesiaku dalam bentuk vinyl. Rockpod Records, label asal Bandung akhirnya merilis ulang Ghede Chokra’s dari Shark Move. Musisi Keenan Nasution merilis sendiri album klasiknya di era 80an, Di Batas Angan-Angan ke dalam bentuk plat.

Keenan Nasution – Dibatas Angan-Angan, self released (reissue 2015)

Eksplor konten lain Pophariini
Band Stoner Rock Tasikmalaya, White Hovse Luncurkan Album The Mighty One
Band heavy/stoner rock asal Tasikmalaya, White Hovse resmi meluncurkan album penuh perdana dalam judul The Mighty One hari Kamis (01/05). Dalam album ini, band menghadirkan total 8 lagu dengan jumlah durasi lebih dari 35 …
Pemuntjak Jadikan Single Penawar Medium untuk Refleksi Diri
Setelah merilis single “Pertunjukan Kota Impian” 2 tahun lalu, kini band pop alternatif asal Yogyakarta bernama Pemuntjak kembali dengan materi anyar berupa single dalam tajuk “Penawar” hari Jumat (25/04). Pemuntjak yang terbentuk …