Album yang Mengubah Hidup: Danilla

Nov 25, 2018

Setiap orang mungkin memiliki lagu bahkan album tertentu yang bukan hanya favorit, namun benar-benar mengubah cara dia berpikir tentang musik atau mempengaruhi dalam kehidupan dirinya secara signifikan, sebuah album yang mengubah hidup.
Di edisi lalu kita sudah mendengar testimoni Sir Dandy tentang album Sore Tugu Pancoran yang mengubah hidupnya.

Di edisi keempat kali ini, PHI mengontak Danilla untuk menceritakan album yang telah mengubah hidup, sebuah album yang meninggalkan kenangan yang tak tergantikan buat dirinya.

Coldplay – Parachutes

Album Coldplay – Parachutes / dok. Coldplaying.com

Waktu itu aku masih kelas 5 SD kalau nggak salah ya. Aku ngedengerin lagu kayak gitu, waktu sekecil itu aku ngerasa itu hal yang baru karena biasa Mamah ‘kan kalau nggak disco, bossa nova. Tiba-tiba ada lagu band, nuansanya hangat di tengah dingin. Analoginya adalah aku suka banget album itu karena mood- nya tuh sewarna semua.

Mereka tuh nggak yang muluk-muluk pengin jadi keren, atau pengin jadi apalah. Pokoknya tuh cool aja gitu. Sounds cool. Kayak pakai celana training, trus duduk di sofa warna cokelat yang udah umur. Rumahnya rumah kayu. Abis itu ada teh atau kopi, sama kue-kue kering sambil ya geletakan aja. Entah itu pagi atau sore hari. Pokoknya di wooden house– lah.

Ternyata, memang ada lagu dia yang liriknya bertuliskan tentang hal itu. Jadi aku ngerasa ‘wah ini mereka kayaknya sukses membuat visual yang aku bikin sendiri ternyata sama gitu’. Ya, mudah-mudahan sih. Itu dia kenapa aku suka sama album itu. Trus, yang pasti aku juga suka sound gitarnya karena itu melayang-melayang suka sekali sama vokalnya juga.

Coldplay / Much.com

Aku baru nemu band yang vokalnya ketika aku tau ada penyanyi ini, aku langsung merinding. Kayak ini pasti Chris Martin, ini pasti Coldplay. Aku jadi tau. Trus kalau dari segi instrumen aku suka semua, line bass-nya, sound drum-nya, ambience yang mereka bikin. Semua aransemennya, aku suka sekali.

Kalau dari ear catchy-nya sih memang karena waktu itu MTV muterinnya “Yellow” terus karena itu single. Yang bikin aku suka adalah ketika vokalnya si Chris Martin ini sama energinya. Kok ini band kayaknya dingin banget ya. Sehingga aku beli kasetnya, dan ternyata aku jauh lebih suka sama lagu “Sparks”, Itu sebetulnya lagu yang mungkin pengin aku puter di momen-momen apapun sih karena ketika aku muter lagu itu, aku nggak ingat apapun selain aku pribadi.

Jadi, kan ada kalau misalnya kita dengerin lagu siapa misalnya lagu Nadila sama Fatur ingetnya Diskopantera, atau pas dengerin Tigapagi oh ini inget momen-momen gue susah. Cuma kalau Coldplay yang “Sparks” itu, aku kayak benar-benar cuma inget Danilla aja. Danilla yang memang suka sama lagu ini. Nggak ada embel-embel sejarah baru atau lama. Liriknya simple sekali, itu bisa diaplikasikan ke semua hal. Aransemennya juga udah pasti. Itu keseluruhan. Yang pasti mood- nya yang aku nggak bisa dapat dari apapun selain “Sparks” si mood- nya itu.

Aku berawal dari suka albumnya. Akhirnya, aku ngefans. Pokoknya tiga kaset pertama yang aku beli itu, Michael Learns to Rock sama Aqua adalah dua kaset pertama yang paling aku ingat. Setelah itu, aku baru beli si Coldplay ini. Setelah beli Coldplay, aku nggak pernah beli kaset apapun lagi, dan akhirnya Coldplay ngeluarin A Rush of Blood to the Head. Aku ngerasa kenapa sih si Coldplay selalu berhasil untuk menarik perhatian aku. Aduh gue harus dengerin karya loe nih. Kayaknya loe berhasil deh. Mereka membawa aku ke suatu tempat yang selalu aku suka gitu, surprisingly iya.

Di A Rush of Blood to the Head, aku udah ngefans banget. Aku langsung kulik. Akhirnya aku ngulik dulunya siapa mereka. Aku dengerin EP The Blue Room. Ada satu lagu judulnya “Bigger Stronger”. Dan itu lirik yang cukup nendang aku karena di situ Coldplay kayak bernyanyi, gue pengin lebih besar, dan gue pengin lebih kuat, gue pengin mengubah jalan hidup. Semacam itu. Ternyata dari dulu sudah gitu lah.

Sekarang Coldplay agak ke mana arahnya. Tapi aku juga merasa ya karena makin ke sini referensi dan juga musik makin berubah. Jadi wajar Coldplay bikin sesuatu yang baru, dan menurut aku terserah dia. Cuma memang album yang sekarang-sekarang ini aku ngerasa ada bumbunya Parachutes di album Ghost Stories.

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …