BANK – Fana
Album Fana dari Bank adalah salah satu pencapaian terbaik skena disko/dance lokal tahun ini, meski dua lagu terasa mengganggu
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
.Feast – Membangun & Menghancurkan
Hanya butuh 15 menit untuk jatuh cinta pada album .Feast, Membangun & Menghancurkan. Kekuatan lirik, musikalitas, hingga kolaborasi lintas produser berpadu selaras
Danilla – Telisik (Lagi)
Versi ulang Telisik (lagi) ini menghadirkan kembali jejak awal perjalanan karya Danilla sekaligus jadi tribut untuk satu dekade yang penuh refleksi.
Pamungkas – Hardcore Romance
Pamungkas adalah singer/songwriter pertama di generasinya yang bisa sampai sejauh ini. Namun dalam Hardcore Romance, Ia terdengar stagnan
White Chorus – do you guys wanna listen to some electro-pop music?
White Chorus menghadirkan kejutan EP do you guys wanna listen to some electro-pop music? yang mayoritas berbahasa Indonesia dalam musik electro-pop/dance
Romantic Echoes – Persembahan Untuk Masa Depan
Kedewasaan bermusik Romantic Echoes agaknya membuat album Persembahan Untuk Masa Depan ini lebih tenang dan mengakibatkan (sepintas) terdengar monoton.
Oslo Ibrahim – Head Head Head
Oslo Ibrahim di dalam album terbarunya, Head Head Head, kekurangan satu hal penting yang membuat musisi menonjol yaitu, identitas diri yang kuat.
Thee Marloes – Perak
Lewat, Perak, Thee Marloes kembali mengharumkan kota Surabaya, yang sebelumnya diharumkan oleh duo Silampukau lewat album, Dosa, Kota dan Kenangan (2015)