Bumi Jangan Marah: Memahami Bencana Lewat Musik

Album ini diproduksi sebanyak 5 ribu keping. Selain dibagikan sebagai bonus majalah Hai, album ini juga dibagikan ke sekolah-sekolah di daerah rawan gempa dan tsunami sebagai bagian program kesiapsiagaan bencana. Mulai dari Aceh, Padang, Bengkulu, Pangandaran, Cilacap, Yogyakarta, Bali, Maumere, sampai Biak.
Sayangnya, proyek ini kemudian berhenti begitu saja seperti kisah klasik program-program pemerintah yang aspek keberlanjutannya seringkali masih jadi pekerjaan rumah. Beberapa musisi kemudian bergerak sendiri, seperti Navicula.
The Green Grunge Gentlemen dari Bali ini dikenal konsisten dalam isu-isu seputar lingkungan dan kebencanaan. Baik lewat musik maupun dalam kegiatan-kegiatan sosial. Saat band-band lain menikmati tur lewat kursi empuk bus berpendingin udara, mereka membelah rimba Borneo dalam perjalanan jarak dua ribu kilometer mengendarai sepeda motor trail. Tur ini mendapat pendanaan lewat mekanisme pengumpulan dana di kickstarter.com dan patungan.net. Upaya penggalangan dukungan publik itu menghasilkan sekitar 3500 dolar AS untuk membiayai tur. Dari perjalanan 12 hari itu tercipta album kompilasi Kami No Mori. Kompilasi ini berisi 12 track bertema lingkungan yang disarikan dari 6 album Navicula dan beberapa materi baru.

Navicula Saat Tur Kepak Sayap Enggang-Mata Harimau. Foto: https://www.mongabay.co.id/2012/09/27/tur-kepak-sayap-enggang-temukan-perusakan-hutan-gambut-kalbar-di-konsesi-pemasok-pt-app/
Ditarik lebih jauh ke belakang, bencana alam menjadi pemantik karya bagi beberapa musisi. Selain Ebiet G. Ade yang lagunya “Berita Kepada Kawan” atau “Untuk Kita Renungkan” jadi semacam soundtrack wajib stasiun televisi untuk pengiring bencana, ada beberapa lagu yang tercipta dari kepekaan musisi dalam melihat bencana.
Saat Galunggung meletus tahun 1982, Iwan Fals menulis “Tolong Dengar Tuhan” yang liriknya sedikit jenaka jika dibandingkan dengan tipikal lagu-lagu bertema bencana alam lainnya yang cenderung murung.
Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa
Sebelumnya Bang Iwan juga punya lagu “Bencana Alam”. Lagu ini masuk kedalam album ‘Perjalanan’ yang rilis pada 1979.
Letusan dahsyat Gunung Agung di Bali tahun 1963 yang menewaskan 608 menjadi inspirasi komponis perempuan senior Trisutji Djuliati Kamal untuk menciptakan komposisi musik balet dalam double album berformat kaset, Gunung Agung Meletus.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Fashion Item Manggung Andalan Vira Talisa
Vira Talisa adalah salah satu musisi yang berpartisipasi dalam aktivasi Pophariini di Jakarta Sneaker Day hari ketiga (16/02). Di sana sang solois berkesempatan tanding bulu tangkis bersama pengunjung JSD. Di momen yang sama, karena …
6 Album Indonesia dengan Bas Terlegit Favorit Ginda Bestari
Pada Jumat (14/02), kami menghadiri D’Addario Event Launch di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Acara tersebut dimeriahkan oleh sederet gitaris dan bassist ternama Indonesia. Salah satu yang namanya tak asing lagi adalah Ginda Bestari. …