Deretan Musisi/Band Indonesia yang Tidak Merilis EP

Nov 28, 2022

Jika pada artikel sebelumnya kami mencatat beberapa nama musisi/band yang belum mempunyai album penuh, maka kali ini giliran kebalikannya yang akan kami bahas.

Di artikel ini, kami mencoba mengingat kembali siapa saja mereka yang dalam perjalanan bermusiknya memilih untuk langsung merilis sebuah album penuh tanpa merilis sebuah EP (mini album) terlebih dahulu.

Memang, jika menengok kembali ke beberapa tahun ke belakang, banyak di musisi ataupun band Indonesia yang memilih untuk merilis sebuah EP ataupun mini album terlebih dahulu sebelum akhirnya memperkenalkan diri seutuhnya di album penuh.

Alasannya bisa jadi beragam. Sebut saja dengan melihat respon dari para pendengar mereka terhadap materi-materi yang dirilis tersebut, atau mungkin hanya sekedar teaser atau jembatan untuk materi lainnya di album penuh.

Namun, nama-nama di bawah ini memutuskan untuk menginjak gas penuh dengan langsung merilis album penuhnya tanpa terlebih dahulu memperkenalkan diri di dalam sebuah EP, hingga seterusnya.

Berikut adalah di antaranya.


Pamungkas

Di tahun 2018 silam, Pamungkas memulai perjalanannya dengan sang album debut, Walk The Talk. Tanpa perlu merilis sebuah EP terlebih dahulu, album ini langsung mendapatkan tempat di hati para pendengarnya dengan cepat. Nomor-nomor di dalamnya pun banyak yang menjadi hit, sebut saja “I Love You but I’m Letting Go”, “Sorry”, “Wait a Minute” hingga “Kenangan Manis”.

Catatan: Tidak lama setelah artikel ini terbit, Pamungkas merilis sebuah EP berjudul Kemarin.

 

Hivi!

Bicara mengenai Hivi!, tentu yang paling teringat adalah deretan lagu-lagu easy-listening yang merangkum berbagai kisah, entah itu rasa jatuh cinta, patah hati maupun pertemanan. Sejauh ini, kuartet Ilham Adhitama, Neida Aleida, Febrian Nindyo Purbowiseso dan Ezra Mandiri punya tiga album penuh, yakni Say Hi! To Hivi! (2012), Kereta Kencan (2017) dan Ceritera (2019).

 

Tulus

Bisa menjadi sebuah perdebatan, bagaimana rasanya lagu-lagu dari Tulus punya ceritanya tersendiri bagi para pendengarnya yang melewati berbagai momen. Sepanjang perjalanannya, sosok solois satu ini sudah merilis empat album penuh, yakni self-titled (2011), Gajah (2014), Monokrom (2016) dan yang paling terbaru, Manusia (2022) serta satu album live, Langsung Dari Konser Monokrom Jakarta (Live) (2019).

 

Barasuara

Tarik mundur ke tahun 2015, Barasuara membuat gempar khalayak dengan album perdananya, Taifun. Respon yang didapat pun banyak bermuatan positif, salah satunya dengan masuk ke deretan daftar album terbaik di tahun tersebut dari berbagai media hingga mendapatkan piala dari kategori Karya Produksi Alternatif Terbaik di AMI Awards 2016. Sejak saat itu hingga kini, Barasuara menjadi satu nama yang kiprahnya patut diperhitungkan dan ditunggu kehadirannya di atas panggung. Terkini, Barasuara tengah mempersiapkan kehadiran album ketiganya yang sampai saat ini judulnya masih dirahasiakan, yang otomotatis menyusul album Taifun serta Pikiran dan Perjalanan.

 

Fiersa Besari

Satu dekade lalu, Fiersa Besari mempersembahkan album debutnya, 11:11 yang setelahnya disusul oleh album-album lain seperti Tempat Aku Pulang, Konspirasi Alam Semesta, 20:20 dan yang paling terbaru, Berjalan Mundur. Solois kelahiran tahun 1984 juga pernah terlibat dalam berbagai proyek lainnya, salah satunya adalah menyanyikan lagu “Pelukku Untuk Pelikmu” yang menjadi soundtrack film Imperfect di tahun 2019.

 

Shaggydog

Unit ska kebanggaan Yogyakarta ini baru saja memasuki usia perjalanan mereka yang ke-25 tahun di tahun ini. Sebuah perayaan sempat mereka gelar di penghujung bulan Agustus lalu, bertajuk konser “Be25ulang” di M Bloc Space yang turut melibatkan beberapa kolaborator seperti Boris (Artificial Life), Danar (Souljah), Dawny dan Vicky (Jun Fan Gung Foo) hingga Tresno (Tipe-X) dan masih banyak lagi. Tidak hanya dengan konser spesial, karena Shaggydog turut menggarap sebuah pameran arsip jejak perjalanan mereka di Gudskul, Jakarta.

Catatan: Shaggydog pernah merilis sebuah EP/mini album berjudul Rock Da Remix di tahun 2017. Namun, EP tersebut tidak masuk hitungan karena mereka hanya menghadirkan satu lagu saja, yakni “Rock da Mic” dalam empat versi.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …