Irama Kotak Suara Pop Hari Ini #04

Dec 31, 2019

Halo, kembali lagi dengan Irama Kotak Suara edisi keempat sekaligus edisi penutup dari 2019. Ada banyak lagu-lagu bagus yang masuk ke email kami, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya bagi musisi di luar sana yang masih dan mau mengandalkan media-media musik seperti kami sebagai satu dari strategi berpromosi.

Ada banyak pesan di instagram yang menyarankan bahwa Irama Kotak Suara ini untuk diubah fungsnya atau ditarik menjadi sebuah event musik. Wah, jujur kami senang sekali mendengarnya. Ini tantangan buat kami, apakah mungkin? Rasa-rasanya bisa saja. Toh, band-band baru juga butuh banyak gig untuk eksistensi mereka, bukan?

Well, apapun itu, kami akan masukkan semua rencana ini ke tahun 2020 nanti. Oiya, buat band-band yang belum lolos masuk diulas di Irama Kotak Suara (IKS) edisi 4 ini, jangan berkecil hati. Terus rekam materi kalian dan jangan kapok untuk mengirimkannya ke kami ya. And, here are these Irama Kotak Suara edisi tutup tahun.

Happy New Year 2020, guys!


Thomas Glaop – Zona Gaya Lambat

Eks gitaris post rock yang juga seorang multi instrumentalis dari Surabaya menghadirkan musik spacey pop dengan siraman synthesizer yang menariknya, dikemas dengan sangat lo-fi. Ibarat tempe mendoan, meski setengah matang, tapi tetap enak dikunyah.

 

EAZZ. – Dizzy Spells

Indierockers asal Bandung yang menolak tergabung di band, sebagai gantinya ia membuat materinya sendiri. Sebuah perayaan distorsi guitar rock yang kental, lurus tanpa embel-embel.

 

Wry – Elusive 

Trio asal kota Gudeg hadir membawa kilas balik sound-sound awal milenium dari The Killers, Kings of Leon atau The Strokes namun dalam bentuk yang sederhana. Mendengar musiknya jadi bikin penasaran ingin melihat langsung penampilan mereka.

 

Walkinsomnia – Killing Me Slowly

Pindahnya ibukota ke Kalimantan Timur secara tidak langsung makin membuka mata kita akan keberadaan musisi-musisi dari kota ini yang kian bergairah. Salah satunya adalah lima rocker ini. Sound yang keren, hook yang tight membungkus lagu rock super cadas, menusuk jantung!

 

Sunwich – Confused

Rasanya tak mungkin, menemukan sebuah band indiepop di daerah pelabuhan yang keras seperti Tanjung Priok. Tapi ini nyata dan mereka terdengar sangat baik. Bayangkan Mocca dengan rasa rock, lebih agresif.

 

Carissa Reiko – Can’t Stay Away

Dari kerongkongan pendatang baru asal Tangerang, Can’t Stay Away adalah oase bagi siapapun yang haus akan tembang soul dan hip hop teranyar. Kualitas produksi nomor wahid hasil racikan label Big Hello Records ini menjamin anda akan memasang Carissa di playlist yang sama dengan Rich Brian atau Niki.

 

TOWR – Never Too Late

Duo guitar synth pop asal Jakarta ini adalah angin segar bagi anda yang haus mencari varian-varian baru dalam skena indiepop hari ini. Track yang cocok diputar di mobil saat berkendara dari pinggiran ke pusat keramaian kota.

 

Psychotic Villager – All The Money That I Need

Folk is dead? Ternyata tidak, masih ada ‘bebunyian’ menarik di luar sana, seperti yang satu ini. Dari Medan, anak-anak muda ini mengulik ramuan menarik, membawa folk ke tingkatan psychedelia dan yang lebih kompleks dan megah. Meskipun masih kental sekali notasi-notasi influence dari Fleet Foxes, namun pelan tapi pasti mereka akan menemukan soundnya sendiri.

 

Miftah Bravenda – A Broken Continent

Kehadiran Miftah Bravenda, penulis lagu juga produser dari Serang, Banten dengan komposisi pop ambient yang menarik menjadi bukti bahwa musik yang bagus tak harus datang dari jantung ibukota atau kota-kota besar.

____

Penulis
editorial

Eksplor konten lain Pophariini

Jordy Waelauruw Kolaborasi bareng K3BI di Single NONA (Wanna get to know you)

Setelah mengeluarkan single kolaborasi “Gotchu” bersama Matthew Sayersz Juli lalu, Jordy Waelauruw kini menggandeng musisi hip-hop asal Maluku, K3BI untuk perilisan materi yang baru dalam judul “NONA (Wanna Get To Know You)” (31/10).   …

Bising Kota Kuliner Jogja: Petualangan Selera, Lanjut Gosipin Skena Bersama Indra Menus

Rekomendasi kuliner di Jogja ditemani penjelajah kuliner yakni Martinus Indra Hermawan atau yang sering dikenal dengan nama panggilan Indra Menus