Lagu Indonesia Paling “Ganggu” Tapi Nempel Di 2018

Di penghujung 2018 kemarin, tim redaksi Pop Hari Ini melempar survei kecil-kecilan via akun media sosial kami. Pertanyaannya adalah “apa lagu Indonesia yang tidak disuka, tapi paling nempel di 2018?”. Seperti sudah ditebak responnya seru. Beberapa malah membuat kami terpingkal-pingkal. Lalu kami mengumpulkan jawaban yang masuk dan memiliah lagu-lagu yang paling banyak pemilihnya sehingga terpilih 10 lagu. Uniknya ada beberapa lagu yang dirilis tahun 2017 dan masih berjaya di 2018. Sehingga kami juga memasukan lagu tersebut ke daftar ini.
Meskipun ‘ganggu’, tapi tetap pada kenyataannya ke 10 lagu di dalam daftar ini berhasil mendulang kesuksesan yang tidak main-main di tahun kemarin, sehingga tahun 2018 otomatis menjadi milik mereka. Berbagai genre folk, dangdut, elektronik, reggae hinga punk/ska yang masuk ke daftar lagu Indonesia paling ganggu tapi nempel di 2018 ini. Dan jadi bukti betapa kayanya genre musik Indonesia saat ini. Ada lagu “ganggu” tapi nempel yang terlewat? silahkan tambahkan di kolom komentar di bawah.
10. Via Vallen “Selow”
Ayo minta lagi kupluk rajutan tiga warna Bob Marley kamu yang sempat dipinjam oleh ibu kamu sebagai ciput untuk dipakai ke pasar. Karena kupluk ini dipakai Via Vallen di video musik lagu pop/reggae/dangdut terbarunya “Selow”. Lagu ini berbicara tentang menjomblo, jodoh, sikap santai menghadapinya. Dan dengan balutan musik yang sangat-kurang-ajar-catchy-sekali ini tidak heran bila mampu diterima di telinga berbagai kelas sosial di Indonesia. Ada petugas P3K di sini? karena kata Via:
“hatiku sedang makan derita, ku butuh seseorang untuk P3K”.
9. Punxgoaran “Sayur Kol”
Ini lagu yang akan membuat pecinta binatang ataupun seorang dogperson naik pitam. Karena lagunya berbicara soal makan daging anjing dengan sayur kol. Menjadi viral gara-gara dinyanyikan anak kecil di mesos, lagu “Sayur Kol” dengan musik rasa punk/ska ini aslinya adalah lagu tradisional yang sangat populer di Medan. Dinyanyikan ulang oleh band punk Punxgaran asal Pematangsiantar, Sumatra Utara. Lagu ini sebenarnya menceritakan tentang jalan sore dan hujan deras, lalu makan malam. Yang mana makan daging anjing di sana adalah bagian dari tradisi mereka.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School
Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …
The Panturas Siap Mengisi Panggung Fuji Rock Festival 2025
Setelah tahun lalu Ali yang berkesempatan tampil di Fuji Rock Festival, Jepang, tahun ini The Panturas yang bakal mengisi panggung di sana. Kabar ini dibagikan lewat unggahan Instagram @fujirock_jp (21/02). View this …