Menghidupi Lagu Religi

Kebunku belum pernah memosisikan diri sebagai band religi tentu saja, namun beberapa lagunya memberi asupan rohani bagi saya. Trio punk rock ini pun punya kesamaan dengan Rhoma Irama: sama-sama pernah menjadikan judi sebagai tema lagu, dan buat saya dua-duanya adalah lagu yang sedap dengan cara komunikasinya masing-masing, terutama secara komposisi musiknya. Metode lirik juga sangat berbeda, masing-masing punya gaya. Kebunku memancarkan nafsu bertaruh, dengan imaji sebuah tempat tongkrongan yang muncul di kepala tanpa perlu disebutkan sama sekali lokasi terjadinya peristiwa, ditutup dengan monolog ringkas tentang henti. Sementara Rhoma bahkan jeli dengan melibatkan juga hubungan yang kerap terjadi antara judi dan perdukunan.
Ya, kita mahfum dan meraba bahwa gerak gerik musikal Irama lekat dengan maksud dakwah. Satu lagi karyanya, selain “Rupiah” (yang mengalir dengan gelombang sound mengejutkan bersama lirik yang apa adanya: sering karena rupiah/saudara jadi pecah), yang pula melibatkan uang sebagai obyek lirik adalah lagu “Gali Lobang Tutup Lobang”, sebuah komposisi dengan progresi bernyanyi dan lirik yang sederhana sekaligus kaya. Meski Irama sendiri di lirik lagu gubahan lainnya mengungkapkan bahwa bukan hanya uang yang menjadi satu-satunya persoalan. Dengarkanlah “Stress”, sebuah favorit penggemar lainnya yang dirilis sudah pada era 1990an namun tak kalah daya pikatnya dibanding karya-karya klasik sebelumnya, yang tampil keren dalam potret-potret kehidupan manusia beserta pesan-pesan religiusnya.
Memang sulit mencari ganti bagi lagu-lagu religi Rhoma Irama. “Lari Pagi” adalah salah satu contohnya, bagaimana Sang Raja Dangdut serasa menjadi pewarta fenomena lari pagi, lengkap dengan suara pluit yang bersahutan, mengajak orang-orang untuk shalat Subuh dan kemudian berolahraga.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
6 Album Indonesia dengan Bas Terlegit Favorit Ginda Bestari
Pada Jumat (14/02), kami menghadiri D’Addario Event Launch di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Acara tersebut dimeriahkan oleh sederet gitaris dan bassist ternama Indonesia. Salah satu yang namanya tak asing lagi adalah Ginda Bestari. …
Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School
Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …