Menghidupi Lagu Religi

Jun 2, 2018

Kebunku belum pernah memosisikan diri sebagai band religi tentu saja, namun beberapa lagunya memberi asupan rohani bagi saya. Trio punk rock ini pun punya kesamaan dengan Rhoma Irama: sama-sama pernah menjadikan judi sebagai tema lagu, dan buat saya dua-duanya adalah lagu yang sedap dengan cara komunikasinya masing-masing, terutama secara komposisi musiknya. Metode lirik juga sangat berbeda, masing-masing punya gaya. Kebunku memancarkan nafsu bertaruh, dengan imaji sebuah tempat tongkrongan yang muncul di kepala tanpa perlu disebutkan sama sekali lokasi terjadinya peristiwa, ditutup dengan monolog ringkas tentang henti. Sementara Rhoma bahkan jeli dengan melibatkan juga hubungan yang kerap terjadi antara judi dan perdukunan.

 

Ya, kita mahfum dan meraba bahwa gerak gerik musikal Irama lekat dengan maksud dakwah. Satu lagi karyanya, selain “Rupiah” (yang mengalir dengan gelombang sound mengejutkan bersama lirik yang apa adanya: sering karena rupiah/saudara jadi pecah), yang pula melibatkan uang sebagai obyek lirik adalah lagu “Gali Lobang Tutup Lobang”, sebuah komposisi dengan progresi bernyanyi dan lirik yang sederhana sekaligus kaya. Meski Irama sendiri di lirik lagu gubahan lainnya mengungkapkan bahwa bukan hanya uang yang menjadi satu-satunya persoalan. Dengarkanlah “Stress”, sebuah favorit penggemar lainnya yang dirilis sudah pada era 1990an namun tak kalah daya pikatnya dibanding karya-karya klasik sebelumnya, yang tampil keren dalam potret-potret kehidupan manusia beserta pesan-pesan religiusnya.

Memang sulit mencari ganti bagi lagu-lagu religi Rhoma Irama. “Lari Pagi” adalah salah satu contohnya, bagaimana Sang Raja Dangdut serasa menjadi pewarta fenomena lari pagi, lengkap dengan suara pluit yang bersahutan, mengajak orang-orang untuk shalat Subuh dan kemudian berolahraga.

1
2
3
4
5
Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Bungareyza Kolaborasi bareng Lafa Pratomo di Single Nomor Satu

Muncul pertama kali dengan materi Tukar Lalu (2023) kolaborasi bareng Dimansyah Laitupa disusul perilisan single “Wahai Tuan” Juli 2024, penyanyi solo kelahiran Bogor, Bungareyza kembali menghadirkan yang terbaru dalam judul “Nomor Satu” bersama label …

Paman Rocky Mendokumentasikan Perjalanan Imajinasi Lewat Single “03.33”

Setelah merilis album mini Pesta Realita bulan Mei lalu, Paman Rocky asal Depok, Jawa Barat siap membawa pendengarnya menyelami kedalaman emosi melalui single terbaru “03.33” yang dilepas 30 September 2024.     Band yang …