Menjadi Indonesia: Nasionalisme Banal Ketika Tur Luar Negeri

Nov 8, 2018

Pada akhirnya, ide mengenai “nasionalisme banal” kini menjadi medium populer untuk mengenalkan “musik Indonesia”.

Menurut Billig, salah satu dari sekian banyak contoh pengingat nasionalisme banal adalah bendera. Jika dalam nasionalisme membara bendera-bendera dikibarkan oleh penduduk dengan semangat menyala, dalam nasionalisme banal bendera adalah pengingat yang sepele dan tak-terperhatikan. Terkadang kita cuek terhadap keberadaan bendera yang setiap Senin kita rayakan saat upacara sekolah, di kantor atau gedung pemerintahan. Namun bendera-bendera itu secara terus menerus, tanpa kita sadari, menjadi pengingat kalau kita adalah anggota sebuah bangsa. Dengan demikian, reproduksi nasionalisme tidaklah terjadi pada saat-saat khusus, tetapi setiap hari dan terus menerus.

Inti pandangan Billig (1995) tentang nasionalisme adalah bahwa nasion senantiasa direproduksi lewat pengingat-pengingat yang kelihatannya sepele dan tak terperhatikan (banal reminders) yang secara terus menerus dan sehari-hari mengingatkan penduduk bangsanya. Nasionalisme itu bukan semata sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, akan tetapi direproduksi terus menerus. Jadi sebenarnya nasionalisme adalah kondisi endemik dan senantiasa ada karena direproduksi melalui beragam medium.

Kalau mengacu pada konsep Billig di atas, perasaan nasionalisme ini justru muncul ketika sebuah band mendapat kesempatan tampil di luar negeri. Selalu ada keinginan dari band tersebut untuk menunjukan darimana mereka berasal. Entah sebagai bagian gimmick pertunjukan atau bukan, akan tetapi ini lah yang akhirnya kenapa tur di luar negeri – terutama penyematan bendera merah putih – merupakan suatu proses nasionalisme banal. Karena ketika bermusik di luar negeri menjadi alasan kultural untuk “menjadi Indonesia”.

 

____

1
2
3
Penulis
Idhar Resmadi
Nama Idhar Resmadi sudah dikenal di kalangan jurnalis musik tanah air. Music Records Indie Label (2008), Kumpulan Tulisan Pilihan Jakartabeat.net 2009-2010 (2011), dan Based on A True Story Pure Saturday (2013) adalah karya yang sudah ia rilis. Selain itu, ia juga merupakan peneliti lepas, pembicara, moderator, atau pemateri untuk bahasan musik dan budaya.

Eksplor konten lain Pophariini

Compass Luncurkan Kampanye bersama Kiki Ucup, Denisa, dan Coki KPR

Merek sepatu lokal kebanggan Indonesia, Compass, resmi meluncurkan kampanye terbaru bertajuk “Selangkah, Searah” pada hari Senin, 7 Juli 2025. Kampanye ini menjadi perayaan atas perjalanan pribadi, arah yang sejalan, serta kekuatan dalam terus melangkah …

Say:Kou Lepas Single K.a.R.M.A yang Terinspirasi dari Momen Mumet

Unit alternative rock asal Tangerang, Say:Kou merilis single terbaru “K.a.R.M.A” tanggal 13 Juni lalu. Single ini menjadi medium para personel Say:Kou untuk melepas keluh kesah hidup yang menumpuk.     Say:Kou digawangi oleh Fauzy …