Panduan Memilih Gitar Listrik Agar Terlihat Keren

Sep 30, 2018

Salah satu faktor utama gitaris memilih gitar tentu bentuknya. Berbeda dengan kibor atau drum yang bentuknya cenderung sama, seorang gitaris bisa memilih bentuk model gitar sesuai genre musik dan prefrensi gaya kesukaan mereka. Lagian jaman sekarang memilih gitar dengan alasan utamanya karena sound adalah alasan yang kuno. Karena sound itu bisa dicari melalui modifikasi/upgrade pickup dan efek-efek. Perlu diingat sekali lagi di sini kita bicara kekerenan, bukan teknis. Baiklah sodara-sodara, ini adalah panduan untuk memilih model gitar agar terlihat keren.

Stratocaster
Ini model gitar paling pasaran seantero jagad raya. Dari pengrajin gitar di pelosok daerah di Indonesia hingga perusahaan gitar sekelas PRS belakangan mengeluarkan Strat (Stratocaster) signature John Mayer. Sound gitar ini memang paling ramah untuk semua jenis musik. Namun karena pasaran dan sound-nya yang terlalu aman membuat kadar kekerenannya hilang. Sehingga jarang adagitaris Indonesia yang setia dengan Strat.

Maka itu pilihlah model vintage atau reissue. Tahun terbaik: 70an, karena kepala (headstock) nya yang besar akan membuat terlihat menonjol dan cool. Tahun 50 dan 60an bolehlah. Tapi karena serupa, dijamin hanya gitaris saja yang ngeh hal itu. Kadar kekerenan gitar ini akan naik drastis bila tampilan gitarnya sudah usang seperti telah dipakai manggung puluhan tahun (relic). Untuk mendapatkan Fender Strat reissue 50-70an yang terjangkau carilah buatan Jepang. Kalau cekak kantongnya, ada seri Classic Vibe, keluaran Squier. Atau Strat copy bikinan merk vintage Jepang seperti Tokai, Fujigen dll.

Asta RAN dengan Fender Stratocaster. Foto: dok. istimewa

 

Les Paul
Salah satu gitar yang juga paling umum dan paling sering dibuat versi copy-nya. Namun tidak semua perusahaan latah membuat Les Paul versi masing-masing seperti Strat. Jejak gitar ini ada pada gitaris-gitaris rock legendaris seperti Jimmy Page, Ace Frehley “KISS” hingga di Indonesia: Farri “Sigit” dan Piyu “Padi”. Jadi untuk musik rock, Les Paul ini jelas jodohnya. Namun Les Paul kurang fleksibe untuk semua jenis musik karena karakter sound nya yang tebal dan berat. Plus konstruksi dan kayu gitar ini cukup berat dibanding model gitar lain. Jadi persiapkan bahu kamu dengan baik, banyak-banyak olahraga dan minum susu sebelum memakai Les Paul. Apa artinya keren kalau sakit bahu atau pinggang bukan?

Jikun “/Riff” dengan Gibson Les Paul. Foto: dok. istimewa

 

Gitar-Gitar Offsett (Jaguar/Jazzmaster/Mustang)
Disebut offset karena bentuknya berbeda dengan gitar elektrik umum yang cenderung simetris. Gitar offset ini mendapatkan status kerennya karena dipakai gitaris indie rock, alternatif rock, post rock di era 90/2000an. Bentuknya yang aduhai sangat menunjang bila ingin tampil flamboyan dengan bentuknya yang tidak standar. Gitar ini memiliki sound spesifik yang juga menjadi kelebihan sekaligus kekurangan. Sehingga tidak fleksibel untuk semua jenis musik. Imaji gitar ini agak kurang baik, karena sangat diminati oleh para pemuda ultra-trendi jaman sekarang di seluruh belahan dunia alias hipster yang lebih mementingkan bentuk saja tanpa mempertimbangkan sound-nya yang khas. Tapi hal ini sah-sah saja karena saat ini kita bicara tentang menjadi: k.e.r.e.n.

Iga Massardi “Barasuara” Dengan Fender Jazzmaster Thurston Moore signature. Foto: dok. istimewa

 

Flying V dan SG
Adalah model gitar yang punya statement kuat: cadas dan tidak nge-pop. Bentuknya yang bersudut runcing dan tajam adalah pernyataan hal itu. Kedua gitar ini secara visual meskipun sangat berbeda tapi secara sound tidak jauh berbeda dengan Les Paul. Maka itu sangat cocok untuk musik rock dan metal. Tapi lagipula kita di sini hanya berbicara gitar sebagai penunjang kekerenan semata. Maka itu jika ingin menambahkan efek wow pada penampilan kita, Flying V adalah jawabannya. Kalau ingin menambahkan imaji klasik ‘pemuja setan’, SG adalah pilihannya. Model SG dan Flying V ini juga bisa didapatkan secara terjangkau. Karena berbagai produsen gitar sejak tahun 80an mengeluarkan model ini termasuk Epiphone dan merk-merk Jepang klasik seperti Edwards, Tokai dll.

Rekti “The SIGIT” dengan Gibson SG. Otong “Koil” dengan Flying V. Foto: dok. istimewa

 

PRS
Gitar modern ini memang terkenal sangat versitle sound-nya. Perpaduan antara sound single coil ala Strat dan humbucker-nya Les Paul sehingga sangat cocok untuk semua jenis musik.  Secara tampilan juga memang terlihat mewah apalagi dengan inlay nya yang berbentuk burung terbang. Namun terlepas dari semua itu, gitar ini harganya sangat mahal. PRS ini juga pernah identik dengan Carlos Santana di tahun 2000an (bukan 70an) sehingga imajinya jadi ‘sangat bapak-bapak’. Maka itu kadar kekerennya berkurang banyak. PRS juga mengeluarkan versi generiknya keluaran Korea, namun suaranya tidak enak. Meskipun begitu tetap bisa keren memakai gitar ini, asal bila punya band sebesar Barasuara atau Noah.

Lukman “Noah” dan TJ Kusuma “Barasuara”. Foto: dok. istimewa

 

____

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Banyak Bocoran tentang Festival Musik dalam Bising Kota Depok

Bising Kota Jabodetabek melanjutkan perjalanan dengan singgah di Monty’s Kitchen & Coffee, Depok hari Senin (18/03). Diskusi kali ini menghadirkan 2 narasumber yaitu Gerhana Banyubiru selaku Founder The Sounds Project dan Nikita Dompas yang …

Telah Berpulang Firza Achmar Paloh SORE

Berita duka menyelimuti musik Indonesia pagi ini. Vokalis, gitaris, sekaligus penulis lagu band SORE, Firza Achmar Paloh atau dikenal Ade Paloh meninggal dunia di usia 47 tahun hari Selasa (19/03). Informasi muncul pertama kali …