Pertemuan Gang Potlot dan Gemuruh Pembatalan RUU Permusikan
Sejak tanggal 11 Februari menjadi dua hari yang menentukan dan menggugah selera bagi yang mengikuti manuver pihak-pihak yang terlibat dalam RUU Permusikan.
Mereka yang pro dan ingin revisi mengandalkan loby-loby dan penetrasi himbauan dengan kalimat perintah via Whatsapp Group. Bahkan ada informasi beredar Anang dan sejumlah anggota/pengurus PAPPRI mendadak melakukan pertemuan tertutup di gedung milik militer, di bilangan Matraman, Jakarta dengan ketua umum PAPPRI, AM Hendropriyono pada Senin (11/2). Menarik untuk diterka-terka apa sebenarnya motif di balik RUU Permusikan ini. Apalagi di hari yang sama, Anang menggelar jumpa pers pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Musik seperti diberitakan dalam tautan ini.
Padahal pukul 13.00 WIB di Ruang Rapat PBNU Lantai 4 sedang berlangsung FGD RUU Permusikan yang diselenggarakan Panitia Munas Konbes NU. Dalam undangan yang ditujukan kepada ketua dan pengurus Lembaga seniman budayawan muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU tertera nama Bapak Anang Hermansyah (Anggota Komisi X DPR RI) dan Dr. H. Sastro Ngatawie sebagai narasumber. Namun Anang tak jadi hadir dalam forum tersebut. Forum ini pun mengatakan RUU Permusikan ini prematur, “bagi NU yg perlu diatur itu industri musiknya, bukan membatasi kreatifitas, kan sdh ada UU kebudayaan, hak cipta, pornografi, dan lain-lain,” kata seorang sumber yang hadir di acara tersebut.
Masih di hari yang sama, Badan Keahlian (BK) DPR menggelar pertemuan terbatas di salah satu hotel di Tangerang untuk merevisi naskah akademis dan draf RUU sekaligus. Di dalam daftar sususan acara, BK DPR menulis sejumlah nama pakar yang dilibatkan dalam diskusi seperti Johnny W Maukar, Candra Darusman, Giring Ganesha. Di sana tertulis Johnny membahas Pendidikan, Sertifikasi, dan Uji Kompetensi Pelaku Musik, lalu Candra dengan agenda Hak Cipta dan Perlindungan Musik, sementara Giring dengan Solusi untuk Perbaikan Draf RUU Permusikan.
Singkatnya, menurut BK DPR, RUU ini adalah sebuah draf dari RUU.
Belum beranjak dari hari Senin, KNTLRUUP juga menggelar diskusi bersama para praktisi musik yang dihadiri lebih dari 20 orang. Terus membahas substansi dan urgensi RUU Permusikan yang tetap diyakini dengan sikap menolak.
Sementara BK DPR masih melanjutkan pertemuan terbatasnya. Di hari kedua, Selasa (12/2) tertulis diskusi pakar oleh Prof Tjut Nyak Deviana, A.Mus.D, Erix Soekamti, Erdian Aji Prihartono (Anji), dan Danilla Riyadi. Selain Prof Deviana yang membahas Ekosistem Musik, Pendidikan Musik, dan Pembinaan serta Pengembangan Pelaku Musik, ketiga musisi lainnya diminta untuk Solusi Perbaikan Draf RUU Permusikan. Namun sayangnya Erix, Anji, dan Danilla tidak menghadiri undangan tersebut. Sementara tiga anggota KNTLRUUP yang juga turut diundang dengan itikad baik datang menyatakan sikap dan memberikan alasan kenapa harus menolak.
BK DPR pun merespon dengan menjelaskan bahwa RUU Permusikan yang ada di prolegnas prioritas saat ini adalah draf RUU Permusikan. Inosentius Samsul, melalui kisah perwakilan KNTLRUUP, ketika ditanya perbedaan draft RUU dan RUU, tercetus pengakuan dari BK DPR kalau RUU-nya dibuat tergesa-gesa karena diburu-buru oleh DPR. Tujuannya adalah supaya masuk prolegnas dulu dan bisa masuk ke dalam daftar RUU yang akan dibahas. Ketika mau direvisi atau dirombak, itu urusan nanti. Singkatnya, menurut BK DPR, RUU ini adalah sebuah draf dari RUU.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Lagu Indonesia Pilihan The Cottons
Meski tidak seheboh musisi lainnya, namun tahun ini bisa dibilang juga merupakan tahunnya The Cottons. Bukan sekadar omong kosong, namun jika menengok kembali penampilan mereka di festival atau berbagai acara lain, sudah pasti panggung …
ghxzy Melangkah Lebih Jauh dengan Album Mini Terbaru
Penyanyi rap dan produser asal Jakarta Selatan, ghxzy (Baca: Ghazy) resmi merilis album mini berjudul BIAR PELURU MENEMBUS KULITKU (14/10). Musisi yang mulai menapaki karier musiknya pada 2018 ini membagikan kisah awal …