PHI Tips: Merilis Lagu di Era Streaming (Bagian Kedua)

May 27, 2021

PHI Tips balik lagi! Masih dengan topik merilis lagu di era streaming. Setelah minggu kemarin kalian kami berikan tips mempersiapkan rilisan sebelum dilempar di layanan musik streaming (atau kami sebut sebagai pre-party).

Nah, tiba saatnya di tulisan kali ini, Kami membahas strategi apa yang perlu disiapkan sesudah karya tersebut rilis (post party).

Sebelum memulai tips lanjutan ini, mari kita pahami bahwa kalian sudah mempersiapkan dengan baik karya yang akan dilempar ke layanan musik digital. Kalian telah mengikuti step by step dari langkah yang kami referensikan di tulisan kami sebelumnya: Mulai dari menyiapkan lagu yang keren, menyiapkan produser, memilih fotografer, designer
membuat plan release termasuk menentukan agregator mana yang kalian pilih.

Namun semua itu belum cukup bila kalian tidak melakukan strategi after-release atau pre-party. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menguatkan karya kalian agar tetap kuat dan berumur panjang.

Baiklah, saya David Silvianus dan berikut ada 5 hal/strategi yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan musisi setelah merilis karya di era streaming ini.

Launching adalah langkah menarik yang perlu dilakukan musisi dalam mempromosikan karyanya. Launching adalah mempertontonkan ulang secara eksklusif lagu atau album yang kalian bawakan secara live untuk pertama kalinya. Dan pastikan fans kalian menjadi bagian dari itu. Dengan adanya launching ini, otomatis single/lagu-lagu terbaru kalian bisa diapresiasi.

Youtube adalah turunan dari single/album yang dirilis. Biasanya yang pertama kali keluar otomatis duluan adalah audio. Youtube adalah peluru awal untuk mempromosikan single yang baru saja rilis, kalian bisa mengunggah videoklip atau video lirik atau bisa juga live session dari launching kalian. Sedangkan soal Tik Tok (well, ini sih pilihan, jika kalian merasa tidak pas dengan media sosial yang satu ini, mungkin tak harus dipaksakan).

Di tengah kondisi dimana musisi bisa menjalankan segala sesuatunya sendiri. Namun ternyata musisi juga masih butuh media. Terutama media musik yang memang tugasnya adalah sebagai jembatan untuk mempromosikan setiap karya musik. Disini, cobalah membuat sebuah paket promosi yang menarik, yang tentu disesuaikan dengan jenis medianya.

Apa itu modifikasi? Modifikasi adalah sebuah perubahan bentuk. Kalau dalam kerangka perilisan single/album tadi, sebuah karya lagu yang sudah diubah sebelumnya menjadi karya visual dua dimensi lewat Youtube, akan sangat mungkin di modifikasi menjadi bentuk produk non musik. Kita sudah lihat apa yang dibuat Goodnight Electric lewat produk coklatnya, Endah N Rhesa lewat kopinya. Atau kita tahu bahwa umumnya musisi/band sekarang mencetak merchandise yang terinspirasi dari singlenya. Ini bukti bahwa sebetulnya dari satu single itu bisa banget diturunkan jadi banyak bentuk, salah satunya adalah bentuk-bentuk modifikasi ini.

Tips terakhir yang satu ini adalah perlu. Kita tahu dan juga harus menerima kenyataan sebelumya bahwa di era streaming ini, umur single tidak akan panjang. Perubahan selalu cepat berlangsung. Untuk itulah, selain strategi-strategi yang kami sudah jabarkan di atas, poin terakhir ini penting adanya. Di masa-masa promo single berakhir, harus ada single kedua sebagai peluru yang perlu disiapkan dengan mengulangi lagi promo pre-party dan post party dengan sedikit modifikasi di sana-sini.

Selamat menulis dan mempromosikan karya kalian sendiri. Semoga kalian bisa menjalani setap inci dari promosi karya kalian dengan baik.

______

Masih belum jelas? Kami sarankan kalian menyimak video yang terkait dengan tips kami di bawah ini. Durasinya cukup panjang, tapi bergizi untuk dinikmati, bukan kaleng-kaleng.

Sampai jumpa di PHI Tips berikutnya.

 

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …