Pindah Band, 10 Musisi Ini Justru Makin Sukses
“Musisi ingin menjadi suara yang lantang untuk banyak hati yang sunyi.”
Komentar Billy Joel ini masuk akal kenapa banyak musisi yang mencari pengalaman bermusiknya hingga mereka menemukannya dalam satu band yang akhirnya mengubah hidup dan nasib mereka menjadi suara lantang dalam band tersebut.
Banyak musisi yang memulai perjalanannya dengan band yang awalnya menjanjikan, namun ternyata di tengah jalan, harapannya tak semulus itu. Entah hanya terkenal sesaat, atau hanya bertahan seumur jagung. Justru mereka menemukan pencerahan ketika bergabung dengan band lain.
Diantara banyak nama yang mungkin tidak bisa kami sebutkan satu per satu, kami pilihkan 10 musisi yang pindah band dan mencapai suksesnya.
Brian Kresna Putro (Tiket – Sheila on 7)
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Brian awalnya drummer dari band Tiket sejak 1999. Di masa Brian, Tiket sempat populer di awal 2000-an dengan album self-titled dan Sebuah Anugerah. Dua album ini sukses melahirkan single hit “Abadilah”, “Cinta Yang Lain” dan “Hai Bintang”. Namun pasca tahun 2003, Brian hengkang dari grup ini. Ketika resmi bergabung dengan Sheila on 7 di tahun 2004, nama Brian langsung berkibar di blantika musik tanah air. Brian berperan penting dalam tubuh So7, baik di panggung maupun dalam 4 album Sheila yang dirilis saat itu, antara lain 507, Menentukan Arah, Berlayar dan Musim Yang Baik. Meski demsuaikian, umurnya di Sheila on7 pun ternyata juga tak panjang, tahun 2022, Brian keluar dari Sheila on7 dan kembali ke band awalnya.
Aqi Singgih (Tiket – ALEXA)
Masih satu alumni Tiket, Aqi Singgih adalah vokalis dari band Tiket sebelum akhirnya ia lebih terkenal ketika ia memperkuat skuad ALEXA. Di Tiket, umurnya pendek. Hanya dua album pertama yang ditorehnya dan keduanya pun tidak sepopuler hit Tiket sesudahnya “Hanya Kamu Yang Bisa” yang justru bukan keluar dari suara Aqi. Namun, lewat ALEXA, Aqi pun menemukan tempat ternyamannya. Sederet hit band ini dari “Jangan Kau Lepas”, “Dewi”,”JPP – Jangan Pernah Pergi” adalah hasil tarikan vokal Aqi yang populer sampai hari ini.
Yuke Sampurna (The Groove – Yovie & Nuno – Dewa)
Untuk penggemar Dewa hari ini, nama Yuke tidak bisa dipisahkan dari posisinya sebagai musisi juga bassist handal. Namun di era 90-an, Yuke pernah berada di 2 band. Pertama adalah The Groove, band yang membesarkan namanya di industri musik saat itu. Tahun 1997-2002 adalah masa bakti Yuke di The Groove. Di masa-masa The Groove pun Yuke sempat memperkuat skuad Yovie & Nuno sebagai bassist, namun Yuke hanya bertahan sampai album pertama, Semua Bintang sebelum akhirnya ia dipinang Dewa19 menggantikan posisi Erwin Prasetya. Bersama Dewa19, nama Yuke kian bersinar sebagai bassist andalan unit rock asal Surabaya sampai hari ini. Sepanjang perjalanannya, Yuke berperan dalam banyak dua album studio, kompilasi dan album live. Beberapa album studio yang digarap Yuke adalah Laskar Cinta (2004), Kerajaan Cinta (2006), Kerajaan Cinta (rilis ulang yang rilis ulang dengan dua lagu terbaru (2007).
Steven ‘Tepenk’ Kaligis (Scope – Steven & Coconut Treez)
Mendiang Steven Nugraha Kaligis atau yang akrab disapa Tepenk dikenal sebagai sosok yang populer di industri musik ketika bandnya Steven & Coconut Treez dengan beberapa hit singlenya, termasuk “Welcome To My Paradise”, “Kembali”, “Bebas Merdeka”. Namun sebelumnya, rocker gimbal ini adalah vokalis dari sebuah band bernama Scope. Scope adalah band rock yang dibentuk ketika musik-musik hip/nu metal mulai marak di kalangan anak muda di Indonesia di akhir ’90an. Berdiri 1999, Scope sendiri tak bertahan lama, hanya bertahan dengan tiga album, Proses (1999), Bergerak (2002) dan Boneka (2007).
Tantri (Ares dream band – Kotak)
Sebelum membahana bersama Kotak, Tantri Syalindri Ichlasari mengawali kariernya di industri musik dengan sebuah band bernama Ares. Ares sendiri adalah band rock asal Jakarta yang merupakan finalis dari ajang kompetisi band yang digelar oleh salah satu stasiun televisi swasta, The Dream Band pada tahun 2005 silam. Namun umurnya di Ares tak bertahan lama, di tahun 2006, Tantri pun didaulat menjadi vokalis Kotak setelah mengalahkan 28 kandidat saat audisi. Bersama Kotak, Tantri justru makin bersinar dan meraih sejumlah prestasi. Tahun 2009, ia berhasil membawa Kotak menjadi pemenang untuk Best Rock Group dan Best Rock Album dalam acara AMI 2009. Tidak hanya itu, band ini juga memenangkan kategori Pendatang Baru Terbaik pada Planet Music Award 2009 dan memenangkan Pendatang Baru Terfavorit pada tahun 2009 dari MTV Indonesia Awards serta sederet penghargaan lainnya sampai hari ini.
Elda Suryani (Evo – Stars & Rabbits)
Elda Suryani adalah sosok vokalis kharismatik di balik populernya grup Stars & Rabbits di era 2011/2015. Namun Elda sendiri bukan nama yang baru di industri musik, Elda adalah vokalis dari eVo, sebuah ‘all star band’ yang berdiri sejak 2006 digawangi oleh musisi-musisi handal, antara lain: Didit Saad (eks- band Plastik), Adnil (eks Base Jam), permainan bass Erwin (eks Dewa 19) dan gebukan drum Ronald (Dr.PM & eks Gigi). Band ini menjaring vokalis lewat audisi di sebuah stasiun televisi Indosiar dalam program Reinkarnasi. Dalam ajang tersebut, terpilihlah Elda sebagai vokalis. Namun peruntungan Elda tidak mujur, eVo sendiri hanya bertahan satu album. Sepeninggal eVo, Elda bersama Adi Widodo membentuk Stars and Rabbit di tahun 2011. Stars & Rabbit sukses mendulang banyak massa, wara-wiri di banyak festival di dalam dan luar negri. Berbekal album Constellation (2015) serta beberapa album yang dibuat setelah Didit Saad kembali menemaninya menggantikan Adi Widodo, Stars and Rabbit makin fokus membuat beberapa album dan manggung di banyak tempat.
Adam Vladvamp (kubik – Koil)
Khusus fans garis keras tak terkecuali fans musik rock/metal, nama Adam Vladvamp tidak bisa dipisahkan dari betotan bass Adam di grup band asal Bandung, Koil. Formasi terkini Koil: J.A. Verdijantoro (vokal), Doni (gitar), Leon (drum) dan Adam (bass) menghadirkan paket rock paling cadas di setiap pertunjukan. Adam sendiri pun bukan orang baru, di skena bawah tanah nasional era 90-an, Adam dikenal sebagai gitaris dari Kubik, band rock alternatif yang sempat wara wiri di panggung bawah tanah Bandung di era 90 – awal 2000-an. Adam membawa Kubik harum di kalangan fans musik Bandung dan tanah air. Namun kariernya di Kubik tak bertahan lama, berbekal 3 album termasuk hit single “M.A.T.E.L”, Kubik akhirnya harus vakum (atau bubar?) di tengah jalan.
Ovy (U’Camp – /rif)
Perannya sebagai gitaris /rif menjadi sangat penting kepada keutuhan dari band rock n roll di tanah air. Masuknya Ovy di tahun 2003 menggantikan Denny berhasil membawa nama /rif sebagai salah satu ‘macan panggung’ di segenap perhelatan musik rock Indonesia sampai hari ini. Namun ternyata peran Ovy sendiri tak bisa dilepaskan dari U’Camp, band rock yang membesarkan namanya. Dibentuk 1986, U’Camp yang terkenal dengan hit single “Bayangan” ini juga menjadi band rock yang diperhitungkan di industri musik kala itu. Meski demikian, Ovy pun ternyata tidak bisa selamanya di U’Camp. Pasca album kelima Kuingin (1997) tepatnya di 2003, Ovy pun harus hengkang dari U’Camp untuk memenuhi pinangan /rif.
Sandy (U’camp – Pas Band)
Sandy adalah anggota U’Camp kedua setelah Ovy yang mengundurkan diri dari band yang membesarkan namanya. Setelah album keenam, Melangkah (1998), Sandy pun hengkang untuk memenuhi pinangan PAS band sebagai drummer menggantikan Richard Mutter. Di PAS band, karier Sandy melejit. Jika sebelumnya, PAS band dikenal di kalangan pecinta musik rock alternatif, namun sejak masuknya Sandy, PAS band makin terangkat ke penikmat musik umum. Siapa yang tidak bisa melupakan gebukan drumnya di lagu “Kesepian Kita”. Lagu yang didaulat jadi soundtrack AADC ini berhasil melambungkan nama PAS band di arena industri musik populer tanah air. Di tahun 2001 setelah album Ketika dirilis, PAS band pun didaulat untuk jajal panggung di luar negri tepatnya di Korea Selatan ketika mereka mengisi panggung Korean Music Festival di Bussan.
Oncy (Funky Kopral – Ungu)
Tren musik funk yang muncul di era 90-an ditangkap dengan baik oleh musisi tanah air hingga akhirnya muncul Funky Kopral. Oncy berada di sana sebagai gitaris menemani bassist Bondan Prakoso yang akhirnya lebih terkenal dengan proyek solonya. Di Funky Kopral pun, Oncy hanya bertahan 2 album karena sadar bahwa visinya sudah berbeda dengan band. Sampai akhirnya, visi bermusik Oncy bisa mendapatkan tempat terbaiknya di Ungu. Selama bertahun-tahun, Oncy dikenal sebagai gitaris sekaligus penulis lagu hit dari band Ungu. Serangkaian lagu hit Ungu berasal dari tangan dingin Oncy. Jika kalian masuk ke halaman Spotify Ungu, empat lagu populer teratas, yaitu “Cinta Dalam Hati”, “Saat Bahagia”, “Tercipta Untukku” dan “Di Ujung Hari” adalah buah karya Oncy. Hadirnya eks gitaris Funky Kopral ini menambah keutuhan Ungu selain sebagai grup juga sederet penulis lagu kaliber papan atas.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Sambut Album Perdana, Southeast Rilis Single By My Side
Band R&B asal Tangerang bernama Southeast resmi merilis single dalam tajuk “By My Side” hari Rabu (13/11). Dalam single ini, mereka mengadaptasi musik yang lebih up-beat dibandingkan karya sebelumnya. Southeast beranggotakan Fuad …
Perantaranya Luncurkan Single 1983 sebagai Tanda Cinta untuk Ayah
Setelah merilis single “This Song” pada 2022 lalu, Perantaranya asal Jakarta Utara kembali hadir dengan single baru “1983” (08/11). Kami berkesempatan untuk berbincang mengenai perjalanan terbentuknya band ini hingga kisah yang melatarbelakangi karya terbaru …
Dimas twentyfirst night – saint loco