Rasukma – Ramu Waktu

Jun 3, 2022

Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah kutipan dari apa yang disampaikan oleh Wahyu Acum dalam artikel Eksplorasi Bermusik: Sebuah Momok Bagi Musisi?. Di artikel tersebut, beliau menulis: “Eksplorasi menjadi momok sekaligus mimpi basah para musisi. Mengapa banyak musisi takut untuk bereksplorasi?”.

Jika menarik dengan singkat rentang waktu lima hingga sepuluh tahun ke belakang, banyak musisi serta band Indonesia yang melakukan eksplorasi di perjalanan bermusiknya. Entah itu total mengubah gaya ataupun hal-hal lainnya yang mengatasnamakan eksplorasi di atas kebosanan akan hal yang itu-itu saja, atau murni mendobrak batas kemampuan mereka.

Ambil contoh yang lumayan ‘nyebrang’, yakni apa yang dilakukan oleh MALIQ & D’Essentials di album Musik Pop. Album tersebut membawa apa yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan keluar dari MALIQ & D’Essentials. Repertoar yang rumit, kental dengan instrumen elektronik, terasa jauh berbeda dari materi-materi sebelumnya yang bahkan hingga di tahun 2022 ini, sangat jarang (atau bahkan tidak pernah) mereka bawakan ketika mentas.

Oke, stop di situ.

Sekarang mari berikan perhatian untuk Rasukma, duo pop-folk asal Bandung yang namanya kerap mondar-mandir di panggung-panggung berbagai skala di kota tersebut dan sekitarnya hingga sering ditemukan di folk-music-playlist di berbagai layanan streaming musik.

Beranggotakan Shahreza Sendhang Rasendrya dan Aulia Maghfirani Noor, Rasukma baru saja merilis sebuah EP terbarunya, Ramu Waktu di penghujung bulan Mei lalu, menjadi sebuah lanjutan perjalanan bagi keduanya setelah di tahun 2020 lalu melepas Inti Bumi, album debut mereka.

EP ini Rasukma bawa dengan lima nomor, yakni “Belasungkawa”, “Meriunglah (Remastered 2022)”, “Secercah Asa”, “Ilalang Pulang, Ilalang Hilang” dan “Di Mimpi (Remastered 2022)” yang masing-masing disajikan dengan seutas benang merah yang sama, yakni sebuah cerita dari sudut pandang seseorang dalam satu hari yang panjang dan melalui berbagai perasaan yang hinggap, mulai dari perasaan berkabung hingga perasaan syukur.

 

Bicara eksplorasi, walau tidak terlalu signifikan, namun Rasukma melakukannya di EP terbarunya ini. Mereka tidak lagi mengandalkan instrumen minimalis macam petikan gitar akustik, cajon atau egg shaker. Kini Rasukma mulai berani menyertakan sisipan-sisipan gitar listrik hingga strings section tanpa meninggalkan karakter yang sudah mereka bentuk sejak awal.

Sisipan strings section bisa terdengar jelas di nomor “Di Mimpi (Remastered 2022)”, mengalun dengan indah dan megah di setengah durasi lagu hingga menemui titik puncaknya di menuju akhir durasi, menegaskan kesan suasana malam hari yang sepi, alunan musik yang menemani mata terbuka hingga terlelap jauh di mimpi. Sementara sisipan gitar listrik bisa didengar di nomor ketiga, “Secercah Asa” yang ternyata cocok-cocok saja berpadu dengan musik khas Rasukma.

Juga, harmonisasi pecah suara antara dua kepala makin terdengar matang di lima nomor tersebut. Keduanya punya porsi menyanyi yang pas, tidak saling tumpang tindih dan tentu – merdu sebagai deretan repertoar yang easy-listening layaknya sebuah soundtrack di sore menuju malam hari setelah menempuh hari yang panjang.

Jika Rasukma terlihat sudah berani melakukan eksplorasi dari musik pop-folk minimalis mereka dengan keterlibatan instrumen lainnya di EP ini, maka pembuktian selanjutnya bisa dilihat dari album penuh kelak.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …