Rekomendasi: Sheryl Sheinafia – Jennovine
Sosok Sheryl Sheinafia dikenal banyak orang saat menjadi host yang bernyanyi di acara musik BREAKOUT bersama rekannya Boy Williams di stasiun televisi NET. Ditayangkan medio 2013 acara ini langsung menyedot banyak perhatian. Faktornya adalah sosok multibakat Sheryl yang juga bisa bernyanyi, ngerap juga piawai memainkan gitar akustik. Dan ketika ia mengakhiri masanya sebagai host dan digantikan oleh host lain, BREAKOUT seperti kehilangan nyawanya.
Tapi tidak dengan Sheryl sendiri. Sheryl didapuk Musica untuk merilis album perdananya di tahun 2013, Sheryl Sheinafia dan album keduanya ii di 2017. Didominasi gitar akustik pop berlirik Indonesia Sheryl kemudian menempatkan dirinya di antara jajaran penyanyi/penulis lagu/gitaris perempuan jajaran atas di Indonesia. Berbagai hits miliknya lalu menghiasi blantika musik Indonesia. Dengan musik pop ringan yang renyah dengan tema percintaan seperti, “Demi Aku”, “Kedua Kalinya” plus singel “Kutunggu Kau Putus” bersama Nazril Irham alias Ariel Noah.
Di awal 2021 ini Sheryl membuat kejutan dengan merilis album ketiganya. Bila sebelumnya bernuansa pop ringan akustik yang renyah kemudian menjadi kental bernuansa R&B, dan musik urban dengan sentuhan musik elektronik. Sarat musik upbeat, padat bebunyian masinal dengan groove dan cengkok vokal ala penyanyi kulit hitam. Kejutan ini mungkin sepintas akan mengingatkan kita pada fase yang dilewati oleh Petra Sihombing dengan menghadirkan Semenjak Internet (2020). Dengan meninggalkan lembaran sebelumnya yaitu musik pop akustik easy listening dan beralih ke musik yang lebih berbobot. Tentunya masih dengan payung besar musik pop.
Memunculkan pertanyaan apakan akan ada gelombang musisi yang pernah besar di ranah blantika musik Indonesia yang kemudian akan bertransformasi ke arah musik-musik urban sehingga “semuanya akan Petra pada waktunya”? Tapi fenomena ini pada Sheryl bukan hal yang tidak baik. Terlebih jika kita melihat arahan ini sudah muncul era paska album keduanya. Arahan musikalnya menjadi menarik ketika ia merilis single dengan balutan musik yang lebih kental R&B dan urban dengan memasukan banyak nuansa elektronik sepanjang 2017-2019 dengan merilis “Sweet Talk”, “I Don’t Mind” dan “Fix You Up”.
Gejala meng-elektronik, meng-R&B dan meng-urban ini menjadi total di album ketiga sekaligus terakhirnya bersama Musica Studio’s. Dengan judul yang diambil dari nama gitar akustik pertamanya, Jennovine Sheryl lebih total bersama produser Andre Harihandoyo dan Petra Sihombing hingga produser asal Australia, Tushar Apte. Lebih minim sentuhan gitar, maksimal bernuansa musik dance, pop R&B dan elektronik. Plus tentunya hal yang menyenangkan mendengarnya bernyanyi meliuk seperti penyanyi R&B dengan karakter vokalnya yang memang dinamis itu.
Tujuh lagu dihadirkan dengan satu buah intro. Empat di antaranya sudah dirilis sebagai singel dari tengah 2020. Semua lagu berbahasa Inggris total. Favorit saya adalah “okay”, “dejavu”, “lose my mind”, “pick up the phone” yang joget-able bahkan juga melipir ke area musik EDM. Unsur akustik, soft rock, efek gitar overdrive tidak ditemukan dalam album ini. Meski polesan gitaris idola John Mayer tetap terdengar. Terutama ketika ia menghadirkan Rendy Pandugo di trek penutup. Jangan lupakan juga keterlibatan para musisi indie seperti Pamungkas, Ariel Nayaka yang turut memperkaya arahan barunya ini.
Pada wilayah lirik juga menarik bagaimana Sheryl memutuskan untuk menggunakan bahasa Inggris di sekujur lagunya. Meskipun area yang dibiacarakan masih seputar percintaan, namun Sheryl seperti terlihat lebih banyak berdialog pada dirinya sendiri. Dan ini juga yang sedikit membedakan dirinya dengan tentang “semua akan Petra pada waktunya”. Sheryl memilih langkah yang perlu diapresiasi mengingat lebih total dalam menawarkan sesuatu yang baru dan mengajak pendengarnya untuk menerima Sheryl yang baru.
Namun jika kembali pada pembahasan di awal tulisan ini tentang apakah sosok multibakat Sheryl Sheinafia yang tidak tergantikan di BREAKOUT NET ini juga akan mampu meninggalkan tempat di hati penikmat musik Indonesia dengan langkah barunya ini?
Untuk pertanyaan itu hanya waktu yang bisa menjawabnya.
____
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …