Rekomendasi: White Chorus – FASTFOOD

Jan 29, 2022

Mari bicara mengenai White Chorus, duo electronic pop beranggota Emir Mahendra dan Clara Friska yang belakangan ini namanya kerap mondar-mandir tampil di pertunjukan musik di Bandung dan sekitarnya.

Sebelum muncul dengan unit ini, saya lebih dulu mengenal Emir sebagai seorang personel dari unit alternative rock asal Bandung, Loner Lunar (yang sangat disayangkan, selama masa pandemi ini mereka sepi rilisan).

White Chorus sendiri pun akhirnya resmi melepas album debutnya, FASTFOOD di pertengahan tahun lalu setelah sebelumnya memperdengarkan beberapa materi di dalamnya terlebih dahulu seperti “HEATWAVE” dan “Alone Together”, juga menyusul sebuah EP, Happysad yang rilis di tahun 2019.

 

Secara lugas, sang duo menghadirkan sepuluh nomor yang membawa ragam cerita serta warna dan nuansa berbeda di dalamnya. Dengan manis, keduanya membalut cerita-cerita yang terasa personal di kehidupan remaja hingga menjelang dewasa dengan musik elektronik yang (untungnya) tidak terdengar membosankan hingga akhir durasi album. Terima kasih kepada eksplorasi pakem yang mereka lakukan di tiap nomornya.

Nomor favorit? Saya bisa bilang, “I Shouldn’t Bring My Heart Next Time” menjadi salah satunya. Di nomor kelima dari sepuluh nomor, Friska bernyanyi dengan jangkauan vokal yang berbeda dengan nomor lainnya, bahkan dirinya terdengar ‘berteriak’ di beberapa bagiannya.

 

Nomor ketujuh, “404 Not Found” juga membawa sebuah kejutan tersendiri ketika di tengah durasi lagu, muncul ketukan drum a la jazz yang – kembali lagi – menjadi sebuah eksplorasi yang kehadirannya tidak diduga-duga, mengiringi musik yang terdengar lebih danceable, mirip-mirip dengan nuansa yang hadir dalam nomor selanjutnya, “Dissapear”.

Secara keseluruhan, tentu FASTFOOD menjadi sebuah album yang menyenangkan, easy listening dan patut untuk disimak lebih lanjut, juga dengan langkah White Chorus ke depannya.

Jika ada kritik, mungkin adalah bagaimana keduanya bisa lebih bijak untuk mempertanggungjawabkan materi-materi tersebut ketika dibawakan secara langsung. Agak disayangkan, pengalaman pertama saya menyaksikan White Chorus ketika mereka mampir ke Jakarta di beberapa pekan lalu bukan sebuah pengalaman yang menyenangkan.

Terlalu banyak kendala teknis dan racauan kureng yang hadir di set singkat yang mereka bawakan malam itu. Entah apakah kurang persiapan atau terlalu banyak menenggak minuman dan kelewat bersenang-senang bersama crowd, saya kurang tahu juga. Sah-sah saja dalam dua poin terakhir, bebas. Tapi tetap, hal paling penting adalah – sekali lagi – mempertanggungjawabkan materi-materi dalam album ketika dibawakan secara langsung, secara bijak. Semoga hanya terjadi di panggung tersebut dan tidak terjadi kembali di panggung-panggung lainnya kelak.

 

FASTFOOD, album debut dari White Chorus masuk dalam 20 Album Indonesia Terbaik 2021 versi Pophariini.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …