RL KLAV – POV

Sep 10, 2022
Teddy Adhitya - Ocean (EP)

Terlalu manis untuk R&B dan terlalu meliuk untuk electro-pop. Itu kesan pertama menyimak album debut, POV milik duo, RL KLAV. Meski tentu ini bukan hal buruk. Karena mereka berhasil menghadirkan kedua elemen itu dengan baik.

RL KLAV adalah multi-instrumentalist/produser/penulis lagu, Keshia Aita dan penyanyi/penulis lagu, Rizkia Larasati. Terbentuk di 2016, mereka hadir sebagai salah satu eksponen menjanjikan dalam lanskap musik elektronik pop (electro-pop) lokal saat ini. Dengan merilis EP, Basic. (2018), tiga single “Rainbow” (2019), “Thankfull” (2020) dan “Crayon Eyes” (2020).

Sayangnya berkali-kali mendengarkan ke 10 lagu di album ini, saya tidak menemukan sesuatu yang sangat spesial. Terlebih di tengah menjamurnya musik electro-pop/pop urban/R&B lokal serupa dalam senarai Spotify berjudul “Rebahan”

Saya sendiri terpikat sejak singel “Rainbow” sehingga memasukan mereka ke daftar tunggu wajib. Dan kabar baiknya mereka memilih jalan “anak lama” dengan merilis album penuh. Langkah berani karena upayanya harus lebih besar. Dari sisi biaya, konsep dan tema album serta materi lagu-lagunya. Sisi terakhir ini yang menjadi sorotan utama debut POV.

Sayangnya berkali-kali mendengarkan ke 10 lagu di album ini, saya tidak menemukan sesuatu yang sangat spesial. Terlebih dengan menjamurnya musik electro-pop/pop urban/R&B lokal serupa dalam senarai Spotify berjudul “Rebahan”. Meskipun dengan album penuh, RL KLAV berada di sirkuit yang berbeda. Bersandang dengan nama elektronik seperti Hondo/Dekat yang telah merilis album penuh, Galdive dengan, Canvas (2021) dan White Chorus dengan, FASTFOOD (2021)

Meskipun begitu beberapa lagu terasa spesial. Seperti “Another…”, “Losin’” dan “Crayon Eyes”. Ada lompatan cukup jauh dari segi musikalitas, aransemen, produksi dan cara bernyanyi Rizkia dengan singel, “Rainbow”. Sehingga jadi dipertanyakan urgensi memasukan lagu tersebut ke dalam, POV. Karena terasa jomplang.

Kabar baiknya aspek lainnya menjanjikan. Di antara nama electro-pop lokal yang seperti sulit muncul ke permukaan, RL KLAV terlihat penuh persiapan dan percaya diri. Membentuk kolektif perempuan, Salon RNB, aktif membuat skenanya sendiri dan yang utama, punya aksi panggung memikat

Kita sepakat kalo lagu itu sangat catchy dan nge-pop. Tapi dengan musikalitas yang jauh berkembang, harusnya tidak sulit membuat sesuatu yang baru. Dengan memasukan “Rainbow”, sepintas mereka seperti khawatir tidak punya peluru lagu pop yang kuat. Tapi, semoga bukan itu alasannya.

Kabar baiknya mereka punya aspek lain menjanjikan. Di antara nama electro-pop lokal lain yang seperti sulit muncul ke permukaan (Svmmerdose, apa kabarnya?), RL KLAV terlihat penuh persiapan dan percaya diri. Bersama Gavendri dan Moneva membentuk kolektif perempuan, Salon RNB yang aktif membuat skenanya sendiri. Dan mereka punya aksi panggung yang memikat. Sehingga sebagai pengisi acara nama mereka mulai terpampang di mana-mana, bahkan di beberapa festival besar bergengsi.

Dengan semua itu satu-satunya PR terbesar RL KLAV adalah konsisten melanjutkan kerja kerasnya. Sehingga ke depannya jika bicara electro-pop R&B, yang diingat hanyalah RL KLAV. Dan dengan semua modal mereka sekarang, rasanya hal itu tidak mustahil.

Mereka juga teratur merilis video musik dan menyambangi tawaran tampil daring. Sehingga mudah untuk menyimak aksi live mereka di banyak kanal Youtube. Dan jika bicara musisi perempuan, dengan Keisha sebagai produser/multi-instrumentalist, dan Raiki dengan kualitas vokal R&B/pop-nya, RL KLAV sulit dicari tandingannya. Cukup sulit bila mencari format serupa. Kita harus mundur jauh ke belakang dan menyebut RATU yang juga terdiri dari duo produser dan penyanyi. Meski terlalu jauh jika membandingkan RL KLAV dengan duo legendaris itu.

Lalu dengan semua aspek ini satu-satunya PR terbesar RL KLAV adalah konsisten melanjutkan kerja kerasnya. Sehingga ke depannya jika bicara musik electro-pop R&B lokal, yang kita ingat hanyalah RL KLAV. Dan dengan semua modal mereka sekarang, rasanya hal itu tidak mustahil.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Anton
Anton
2 years ago

Keren

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …