School of Rock: Menengok Kampus-Kampus Pencetak Rock Star

Aug 16, 2018

Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

Institut Seni Indonesia

Seolah tidak ingin kalah dengan saudara jauhnya di Jakarta, ISI Yogyakarta punya semacam panggung untuk band-band latihan perang. Jika IKJ punya Bakar-Bakaran dengan penonton yang punya mulut dan kelakuan sama gilanya, maka ISI Yogyakarta menjadikan  Rock Siang Bolong layaknya ring tinju musisi-musisi kampus yang berada di Sewon, Bantul, Yogyakarta itu. Aksi panas musisi adalah pemandangan rutin pentas band yang pertama kali diadakan tahun 2005 ini. Panas dalam arti sebenarnya karena pentas selalu diadakan saat matahari tepat berada di atas ubun-ubun. Juga kelakuan seniman-seniman yang tak kenal opsi main aman saat di panggung. Sangkakala adalah bukti kalau iklim di kancah musik ISI mendukung untuk menekan kreativitas sampai tak terbatas. Dengan paket audio visual yang kuat, penampilan Sangkakala tak pernah gagal untuk memanaskan panggung. Termasuk tingkah polah dan celetukan-celetukan Hendra Priyadhani alias Baron Capulet Araruna alias Blangkon dari band yang pernah menggeber lagu andalan mereka “Tong Setan” sampai empat kali gara-gara penonton yang minta terus menerus dimainkan!. Sedikit trivia, band ini pernah memberhentikan gitaris pertama mereka karena skill­-nya dianggap terlalu jago. Si gitaris itu kini tercatat menjadi otak dibalik aransemen musik single terbaru Sheila On 7 “Film Favorit”. Namanya Tomo Widayat.

Rock Siang Bolong. Foto: https://jogja.tribunnews.com/2015/09/19/rock-siang-bolong-rock-sangar-tanpa-ampun

Waktu merayakan usia satu dasawarsa pada tahun 2015, tak tanggung-tanggung anak-anak ISI mengundang Ecky Lamoh, mantan vokalis Edane. Juga memanggungkan kembali Jenny, yang pada kemunculannya membuat anak-anak muda Yogya mendadak tampil seperti Julian Casablancas dan single-nya “Mati Muda” tercatat sebagai salah satu soundrack film Radit dan Jani garapan Upi Avianto. Jenny kini bertransformasi menjadi FSTVLST dan vokalisnya Farid Stevy Asta dikenal lewat karya desainnya seperti logo PT. Kereta Api Indonesia dan Maicih.

 

Institut Teknologi Bandung (ITB)

ITB. Foto: https://www.itb.ac.id/news/read/56489/home/akhir-tahun-2017-itb-secara-resmi-menerima-90-dosen-tetap-non-pns

Bergeser ke Bandung, nama Institut Teknologi Bandung tidak bias dilepaskan dari perkembangan musik di Kota Kembang. Keberadaan Fakultas Seni Rupa dan Desain menjadikan ITB tidak hanya jadi penghasil tukang-tukang insinyur. Dari angkatan Samsudin Hardjakusumah alias Sam Bimbo dan Fariz RM, ITB memasok nama-nama penting di kancah musik nasional. Band-band peletak “cetak biru” musik independen seperti Puppen dan Pure Saturday berhutang banyak dari bangku tongkrongan kampus Ganesha ini. Arian Arifin (Puppen) dan Adhitya Ardhinugraha (ex. Pure Saturday) adalah kawan satu angkatan. Juga ada Satria “Iyo” NB, yang menggantikan Suar Nasution saat meninggalkan posisi sebagai vojkalis Pure Saturday pada tahun 2013 silam. Iyo juga turut membidani Ripple, majalah yang jadi corong gerakan budaya non arus utama. Belum lagi orang-orang yang punya andil di peta budaya pop Indonesia, seperti sutradara Edi Khemod lewat rumah produksi Cerahati (kini aktif sebagai drummer Seringai) dan museum berjalan musik Indonesia, David Tarigan.

Dalam skala band, kiprah FSRD juga dikenal lewat tindak-tanduk absurd Pidi Baiq dan The Panasdalam. Pidi Baiq kini malah dikenal lewat novel Dilan yang membuat remaja putri leleh dan cowok-cowok tanggung terobsesi mempunyai motor Honda CB. Juga ada Seurieus dengan vokalis ikonik Dian Dipa Chandra alias Candil yang punya kemampuan menyanyi sampai tiga oktaf. Candil meninggalkan kawan-kawan sealmamaternya pada tahun 2008 dan kiprah Seurieus makin tak terdengar lagi hari ini.

1
2
3
4
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

Namoy Budaya dan Rizkia Larasati Ajak Pendengar Jaga Kesejukan Hati

DJ selector Namoy Budaya menggandeng Rizkia Larasati (RL Klav, Salon RnB) sebagai kolaborator single baru berjudul “Hati” yang dilepas hari Sabtu (20/04). Lagu yang ditulis dan diproduseri Aryo Adhianto ini semacam surat cinta untuk …

Little Mascara Rilis Maxi Single sebagai Pemanasan Album Mini Baru

Band rock alternatif asal Lombok, Little Mascara menunjukkan keproduktifan lewat perilisan materi baru akhir April 2024. Setelah mengeluarkan album mini Coastline Paradox dua bulan lalu, mereka lanjutkan perjalanan dengan maxi single berisi dua lagu, …