Slank – Joged
Setelah 40 tahun dan 24 album, apa yang mau disampaikan oleh band rock n roll terbesar di Indonesia yang sudah punya segalanya dan telah mengalami semuanya? Hasilnya adalah album ke 25 Slank, Joged, yang terasa catchy, lepas, fun dan nakal menggelitik.
Bila judul Joged tidak cukup, Slank menghadirkan 9 lagu dengan judul dalam bahasa Inggris yang slengean dan satu lagu “Anak Setan”. Terdengar slengean-nya karena dengan judul dan lirik berbahasa Inggris, tapi musiknya justru dominan dangdutan dan penyanyian bahasa Inggrisnya pun terkesan suka-suka.
Simak saja lagu “If U Love Me” yang menggunakan bahasa Inggris tidak pada tempatnya dan dicampur dengan bahasa Indonesia. Jauh dari kata keren, tapi mereka terdengar bersenang-senang. Lalu, “I Can’t Sleep Without U” yang diulang-ulang seperti baru belajar menulis lagu berbahasa Inggris, tapi dengan musik blues sebagai akar musik mereka yang tentu saja dari situ kita tau Bimbim cs. sedang bersenang-senang.
Setelah 40 tahun dan 24 album apa yang mau disampaikan oleh band rock n roll terbesar di Indonesia yang sudah punya segalanya dan telah mengalami semuanya? Hasilnya adalah album ke 25 Slank, Joged, yang terasa catchy, lepas, fun dan nakal menggelitik.
Dalam “We Are Together But Not Together”, Slank juga masih bermain formula yang sama. Ketukan drum dan cabikan bass dangdut dengan gitar yang meraung dan melengking ala musik rock n roll. Perangkap album ini adalah dengan menggunakan pola tersebut berulang hingga lebih dari setengah album, berpotensi jadi membosankan.
Karena bila sebelumnya Slank kerap menyelipkan satu lagu dangdut/orkes melayu dalam albumnya seperti dalam album, 999+09 (1999) dengan “Orkes Sakit Hati”, untuk kali ini Slank melakukan sebaliknya dengan total dangdutan/orkesan. Untungnya diselamatkan oleh lagu “We Are Together But Not Together”, “Anak Setan”, dan “Dont Let The Crescent Moon See U Crying” yang hadir berbeda.
Meskipun dalam lirik lagu “Anak Setan” Slank terdengar seperti abang-abangan rock n roll yang mulai menua dan kolot minta dihormati, di lagu sindirian untuk netizen muda di medsos ini Slank menghimbau harus hormat ke yang lebih lebih tua.
“Anak setan / Anak setan / Jaga mulut jari dan tangan // Bebas asal ngga kelewatan / Yang lebih tua jangan dilawan”.
Ketukan drum dan cabikan bass dangdut dengan gitar yang meraung dan melengking ala musik rock n roll. Perangkap album ini adalah dengan menggunakan pola tersebut berulang hingga lebih dari setengah album, berpotensi jadi membosankan
Yang perlu menjadi highlight adalah lagu berbahasa Inggris yang digarap lebih serius dan nir-dangdut, “Dont Let The Crescent Moon See U Crying”. Lagu ini mengingatkan pada era ketika the Rolling Stones mencari referensi di luar musik populer.
Kalau diputar terpisah, ketiga lagu ini cukup menyelematkan album Joged masuk perangkap album monoton. Justru pattern drum Bimbim yang bisa dibilang begitu-begitu saja tapi sangat joget bisa jadi salah satu peluru utama album ini. Selain lirik-lirik yang kembali menyentil isu sosial seperti dalam “Joe Get What You Want” yang bicara soal ketimpangan akses di Indonesia Timur. Simak liriknya di bawah ini,
Maklum Indonesia Timur kurang perhatian dari pemerintah pusat / sekolah jarang / rumah sakit jarang / kampus sedikit / listrik kadang ada kadang ngga ada / koneksi internet jangan tanya / mau nyebrang sungai jembatan nggak ada / minyak langka / air susah
Terlepas dari sunyinya Slank saat KPK dilanda huru-hara dan manuver mengejutkan ketika merilis single, “Polisi Yang Baik Hati”, album Joged ini adalah manuver lain yang juga mengejutkan dan menyenangkan, karena jadi muncul cercah harapan akan kembalinya Slank yang lama.
Lalu apakah dengan album ke 25 kita bisa mengucapkan selamat datang kembali untuk para anak/rocker hilang yang kembali dengan musik slengean yang catchy serta lirik yang kritis? Dan apakah album ini bisa mengembalikan kepercayaan kita kembali dengan Slank?
Terlalu dini untuk menyimpulkan itu, tapi setidaknya album ini jadi lembaran baru yang menjanjikan .
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Bungareyza Kolaborasi bareng Lafa Pratomo di Single Nomor Satu
Muncul pertama kali dengan materi Tukar Lalu (2023) kolaborasi bareng Dimansyah Laitupa disusul perilisan single “Wahai Tuan” Juli 2024, penyanyi solo kelahiran Bogor, Bungareyza kembali menghadirkan yang terbaru dalam judul “Nomor Satu” bersama label …
Paman Rocky Mendokumentasikan Perjalanan Imajinasi Lewat Single “03.33”
Setelah merilis album mini Pesta Realita bulan Mei lalu, Paman Rocky asal Depok, Jawa Barat siap membawa pendengarnya menyelami kedalaman emosi melalui single terbaru “03.33” yang dilepas 30 September 2024. Band yang …
lagu “orkes sakit hati” termasuk genre dangdut?