Supergrup Dalam Musik Indonesia

Oct 24, 2021
Supergrup Indonesia

Mengutip Wikipedia, supergrup musik adalah grup yang sukses, atau memiliki personil yang sudah sukses dan terkenal dalam band lainnya. Kita mengenal banyak supergrup internasional beberapa di antaranya adalah Audioslave yang mungkin masih segar di kepala yang terdiri dari Chris Cornell (Soundgarden), Tom Morello (Rage Against The Machine), Brad Wilk (Rage Against The Machine) and Tim Commerford (Rage Against The Machine). Atau bahkan empunya supergrup di era lawas 70an, Cream. Yang terdiri dari Eric Clapton (Yardbirds), Ginger Baker (Graham Bond Organization) and Jack Bruce (Manfred Mann)

Di Indonesia sendiri konsep supergrup musik juga selalu ada nyaris tiap dekade sejak era 70an. Beberapa di antara mereka hanya sempat merilis satu album saja. Keberadaan supergrup ini tentu faktornya beragam. Dari sekedar ekplorasi bermusik, menghindari kejenuhan hingga faktor perbedaan pendapat sehingga dirasa perlu membentuk grup baru. Berikut adalah beberapa supergrup musik di Indonesia yang berhasil terpantau oleh Pophariini. Dari yang lawas, hingga yang kini.

 

1. Duo Kribo (1977)

Dari Wikipedia, kolaborasi ini muncul ketika AKA dengan vokalis Ucok Harahap pecah dan Achmad Albar dengan God Bless mulai sepi order. Duet ini memang sangat berhasil apalagi album-album Duo Kribo meledak di pasaran sampai terjual 100.000 kaset.[2] Selain itu duo ini pernah membuat film dengan nama yang sama dengan nama duo ini melalui film Duo Kribo pada tahun 1977. Kesuksesan Duo Kribo tidak hanya di Indonesia akan tetapi merambah ke Malaysia dan Singapura.

 

2. Transs (1980)

Transs merupakan grup musik beraliran fusion jazz 1980-an yang berasal dari Jakarta. Didirikan Pada Tanggal 6 Juni 1980. Terdiri dari Fariz RM (vokal, kibor), Erwin Gutawa (bass), Uce Hudioro (drum), Jundi Karjadi (kibor), Eddy Harris (kibor), Hafil Perdanakusumah (flute, vokal), Wibi AK (perkusi), Dhandung SSS (vokal), dan penyanyi pembantu Wiwiek Lismani (vokal). Mereka hanya menghasilkan satu album studio yang diberi judul Hotel San Vicente tahun 1981. Grup musik ini merupakan pelopor lahirnya grup musik lain yang beraliran fusion jazz seperti Karimata, Krakatau, Black Fantasy , Emerald, Bhaskara dan lain-lain. Grup ini hanya sempat menelurkan satu album brilian saja, Hotel San Vicente.

 

3. Ahmad Band (1998)

Ahmad Band

Ahmad Band / foto: sampul majalah Hai

Dibentuk oleh kibordis dan mayoritas penulis lagu Dewa 19, Ahmad Dhani. Band ini dibentuk di tengah vakumnya Dewa 19. Selain diperkuat Ahmad Dhani yang menjadi vokalis utama, grup musik ini juga digawangi oleh Andra Junaidi (Dewa 19) dan Pay (Eks-Slank) sebagai gitaris, Bongky (Slank) sebagai bassis dan Bimo (Netral/Romeo) sebagai drummer. Ahmad Band hanya sempat merilis satu album Ideologi Sikap Otak (ISO)

 

4. Mooner (2017)

Mooner adalah supergrup gabungan dari beberapa band seperti The Slave, Sigmun, dan The SIGIT. Mooner terdiri dari Rekti pada bass (The SIGIT), Absar pada gitar/vokal (dari band, The Slave), Marshella pada vokal (Sarasvati), dan Tama pada drum, vokal (Sigmund). Dengan masih mengusung rock, namun lebih lambat, dengan vokalis perempuan dan lirik bahasa Indonesa Mooner terdengar sangat berbeda dari band yang sudah ada. Dua album telah dihasilkan Tabiat (2017), dan OM (2019)

 

5. Raksasa

RAKSASA adalah sebuah proyek musik yang terdiri atas sekumpulan musisi grup independen Indonesia. Terdiri dari Franki Indrasmoro (drum, ex-Naif), Adi Cumi (vokal, Fable), Iman Fattah (gitar, Zeke and The Popo), solois delta blues, Adrian Adioetomo (gitar) dan Bonny Sidharta (ex DeadSquad) pada Bass.

 

 

6. Bonga Bonga

Yang terbaru adalah kuintet metal yang terdiri dari orang-orang lama di kancahnya. Daniel Mardhany (vokal, ex DeadSquad), Bonny Sidharta (ex DeadSquad), Welby Cahyadi (Carnivored), Alvin Alvin Eka Putra (NOXA) dan Christopher ‘CokI’ Bollemeyer (NTRL). Uniknya semua nama tersebut pernah tergabung dalam DeadSquad, baik sebagai personil atau additional player). Setelah merilis singel perdana “Suara Sudra” kabarnya unit trash Indo ini akan segera merilis singel kedua mereka.

 

 


 

Penulis
Fari Etona
Pendenger musik pop dan rock, serta pecinta binatang dan pemakan buah-buahan.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …