Tibiast – Melawan Masa

Jul 26, 2022

Sebelum bicara album Melawan Masa mlik Tibiast kita harus bicara tengang groove-metal dulu. Adalah subgenre heavy-metal yang lumayan seksi pada dekade 90-an. Meski style ini terkadang bias dan sering berada di persimpangan yang sama dengan nu-metal dan metallic hardcore.

Di skena lokal sendiri, band-band yang memainkan gaya musik seperti ini pun cukup banyak. Meski kebanyakan berasal dari era akhir dekade 90-an hingga awal 2000-an. Beberapa dari mereka adalah Balcony, Authority, Freaks, Bak Sampah, dan Ragadub

Tibiast coba meramaikan kembali style groove-metal di skena lokal. Band ini berdiri pada tahun 2019. Meskipun begitu, Tibiast terdiri dari orang-orang lama di skena Bandung

Meskipun begitu groove-metal bukanlah gaya musik “retro”, karena beberapa tahun terakhir sudah muncul band-band baru di skena metal internasional macam Alien Weaponry serta Veins yang memainkan groove-metal, dan mereka pun mendapat ulasan positif dari berbagai media.

Tibiast adalah band yang coba meramaikan kembali style groove-metal di skena lokal. Band ini berdiri pada tahun 2019. Meskipun begitu, Tibiast terdiri dari orang-orang lama di skena Bandung, seperti: Kiming / bass (Dajjal / Power Punk), Uca / gitaris (Keparat) & Fikry / drums (Terapi Urine / Eyesun).

Beberapa personil band / grup musik lawas skena Bandung seperti: Eyefeelsix, Turbidity dan The Cruel juga turut berkontribusi di album Melawan Masa (2022), menjadikan album debut Tibiast ini meriah.

Tibiast memainkan gaya groove-metal yang condong ke nu-metal & tribal-metal. Pengaruh dari: Puya, Ill Niño, Soulfly, dan Slipknot terasa kental di musiknya Tibiast. Bahkan di beberapa bagian gitarnya, mengingatkan akan Burgerkill

Di album debutnya ini Tibiast memainkan gaya groove-metal yang condong ke nu-metal & tribal-metal. Pengaruh dari: Puya, Ill Niño, Soulfly, dan Slipknot terasa kental di musiknya Tibiast. Bahkan di beberapa bagian gitarnya, mengingatkan akan Burgerkill.

Di album debutnya ini juga, Tibiast memang masih belum menemukan ciri khas mereka sendiri. Pengaruh band ini-itu masih terdengar jelas di sana-sini.

Kemudian untuk produksi, mastering-nya terdengar kurang optimal. Mengingat musik groove-metal identik dengan kualitas produksi sound yang mumpuni. Meskipun begitu, tema etnik Sunda yang juga diusung di album ini cukup menutupi beberapa celah minor.

Untuk produksi, mastering-nya terdengar kurang optimal. Mengingat musik groove-metal identik dengan kualitas produksi sound mumpuni. Meskipun begitu, tema etnik Sunda yang juga diusung di album ini cukup menutupi beberapa celah minor

Ya, lagu “Radjah Ruwat Bumi” yang vokalnya diisi oleh Budi Dalton cukup mencuri perhatian, yang mana merupakan perpaduan metal dengan world-music, dalam hal ini musik etnik Sunda. Kemudian juga ada “Asihan Si Taruk Gadung” yang menggunakan bahasa Sunda.

Jika tema kearifan lokal ini terus dipoles oleh Tibiast, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan mereka bisa mengikuti jejaknya Jasad atau Karinding Attack di kancah musik metal internasional.

 


 

Penulis
Ahmad Taufiqqurakhman
Saya suka musik. Saya juga suka menulis.

Eksplor konten lain Pophariini

Petualangan Imajinatif The Superego Lewat Single Vespa Tua

Band indie rock asal Lampung yang bermusik dengan nama The Superego resmi hadirkan karya anyar berupa single dengan tajuk “Vespa Tua” hari Jumat (19/07). Lagu ini mengambil inspirasi dari perjalanan Fuad sang vokalis saat …

Nether Asal Medan Meluncurkan Maxi-Single Anyar Bertajuk Metastasis

Setelah mengawali tahun 2024 dengan album mini berjudul Echoing Wave, band dreamgaze asal Medan, Nether melanjutkan perjalanan dengan merilis maxi-single berisi 2 lagu dalam tajuk Metastasis hari Selasa (09/07). Nether beranggotakan Ais Marciano (drum), …