6 Album Indonesia Favorit Kuartal Kedua 2022

Jul 30, 2022

Tanpa perlu mengamati dengan cermat, industri musik tanah air pelan-pelan kembali ke jalur yang seharusnya. Setelah diterpa badai pandemi dalam rentang waktu yang cukup lama, akhirnya geliat yang dinanti kembali menunjukan tajinya. Api yang selama ini hampir redup, kembali menyala dengan bara terpanasnya.

Deretan pertunjukan musik berbagai skala kembali bermunculan di tiap minggunya, juga dengan hadirnya rilisan-rilisan dari nama baru serta lama, lintas genre serta lintas generasi yang bergantian mengambil alih sinar di atas panggung.

Seperti biasa, melanjutkan kebiasaan kami untuk merangkum album-album Indonesia favorit di tiap kuartal, kali ini kami merangkum 6 album Indonesia favorit kami dari kuartal kedua tahun 2022. Kenapa hanya 6? Karena kami rasa di kuartal dua ini tidak seramai rilisan dari kuartal satu. Atau kami yang salah?

Simak daftarnya berikut ini.


1. Dirty Ass – Distopia (April 2022)

Dirty Ass – Distopia

Lewat Distopia dari Dirty Ass, kita bisa kembali mendengar suara-suara kebebasan berhias kebisingan distorsi yang dimainkan dan dimampatkan dalam satu dua menit atau tiga menit durasi paling lama. Vokal high pitch dengan efek, menghasilkan kemarahan maksimal, namun dengan produksi yang bagus, tetap bisa dinikmati. Terdengar irisan-irisan Dead Kennedy’s di sini, Black Flag di sana, mungkin Bad Brains atau The Germs di tengah-tengah. Namun terlepas apakah itu menjadi satu dari sekian banyak pengaruh yang didengarkan punggawa-punggawa Dirty Ass, namun album mereka tetap matang, baik secara konsep, judul lagu serta musik dan lirik yang menyertainya.

Baca review selengkapnya di sini.

 

2. The Rain – Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama (April 2022)

Tak pernah ada aturan bagi musik, termasuk bagaimana The Rain mengemas musiknya dari album ke album. Bagaimana tema cinta masih tetap ditulis dan tetap dinyanyikan oleh fansnya di setiap lawatan tur mereka. Musik selalu menjadi unsur paling subyektif dari musisi yang tak bisa dibantah. Termasuk di album ketujuhnya, Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama. Ketika mereka mencoba bermanuver dengan musik delapanpuluhan, itu hanyalah permainan-permainan terkini yang asyik dari Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Aang Anggoro (drum, vokal) dan Ipul Bahri (bas, vokal).

Baca review selengkapnya di sini.

 

3. The Jansen – Banal Semakin Binal (April 2022)

Tidak hanya mempersembahkan materi terbaru, karena melalui momen ini sang trio asal Bogor melakukan perubahan dari perjalanan bermusiknya. Jika pada album-album terdahulu mereka terdengar lebih ‘ngebut’, maka Banal Semakin Binal membawa dua belas nomor yang lebih ‘nge-pop’, tidak melulu high tempo, balutan lirik yang masih merangkum keresahan ketiganya, dan tentu saja tidak meninggalkan karakter khas yang sudah mereka bentuk sejak awal.

 

4. FLEUR! – Fleur Fleur FLEUR! (Juni 2022)

 

FLEUR! Fleur Fleur FLEUR!

Apa spesialnya mereka selain sekadar band tribut Dara Puspita? Pertanyaan itu terlintas ketika memutar album ini. Warna, tema lagu, gaya penulisan lirik dan notasi vokal, dibalut musik ala Dara Puspita yang berseru groove 60-an yang primitif tapi joget-able, dengan nuansa musik surf rock/garage rock meluap di sana-sini.

Baca review selengkapnya di sini.

 

5. Pamungkas – Birdy (Juni 2022)

Pamungkas Birdy

Pamungkas memiliki ramuan yang tepat dalam mengolah suara dari masa lalu. Menangkap suasana yang sudah lewat untuk bisa ditata kembali menjadi sesuatu yang mencirikan dirinya sebagai musisi hari ini. Sebut saja Pamungkas musisi yang berhasil melakukan inovasi, pandai membuat semua aransemen musiknya sendiri (nyaris tak pernah melibatkan musisi lain) yang juga membuktikan egonya begitu tebal.

Baca review selengkapnya di sini.

 

6. Navicula – Archipelago Rebels (Juni 2022)

Album terbaru dari kampiun-kampiun rock asal Bali setelah absen berproduksi sejak Earthship (2018). Archipelago Rebels adalah sebuah set rekaman yang menyajikan gagasan yang tajam, baik dari tema yang diturunkan lirik termasuk visual baik di sampul album termasuk video musiknya. Aransemen-aransemen dinamis dimainkan dengan gagah berbanding lurus dengan pesan yang coba disampaikan. Hadirnya drummer Palel Atmoko dan bassist Krishnanda Adipurba (debutnya di album ini) adalah bensin buat energi baru Navicula untuk tetap menyalak. Layak dirayakan sebagai album terbaik sejauh ini.

 

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

Nuansa Musik 80-an Hiasi Single Baru Tiara Andini Berjudul Kupu-Kupu

Berselang satu bulan dari perilisan album mini hasil kolaborasi bersama Arsy Widianto, solois Tiara Andini kembali lagi dengan single baru bertajuk “Kupu-Kupu” hari Kamis (18/04).   Jika beberapa single yang sebelumnya kerap mengadaptasi gaya …