9 Fakta Di Balik Album Album Baru Burgerkill, Adamantine

Jul 26, 2018

Stamina Mendekati 40an

Yang menjadi pembeda album ini adalah usia personil Burgerkill yang mendekati 40an, dan umur band yang masuk tahun ke 23. Juga akibat dari musik yang selama ini mereka mainkan dan berbagai macam musik yang telah mereka dengar, membuat di album ini Burgerkill berusaha memosisikan diri sebagai penonton. Bagaimana caranya manggung membawakan seluruh materi album ini dengan fun dan bisa dinikmati audiens. Bagaiman musiknya tetap cepat, heavy, groove nya terjaga, tapi saat dimainkan terasa menyenangkan, tetap bisa menghibur. Terutama tidak menguras tenaga dan pikiran para personil Burgerkill

Kondisi Band Dan Tanggung Jawab Dalam Adamantine

Di album sekarang Burgerkill merasa sudah tidak relevan untuk membicarakan hal-hal yang ‘gelap’ seperti di album-album sebelumnya yang muram dan penuh caci maki. Karena diakui kondisi bandnya saat ini juga sudah tidak seterpuruk saat itu. Diakui saat ini posisi Burgerkill sudah membaik dan bisa dibilang sudah cukup mapan. Terlebih juga saat ini Burgerkill sudah punya basis penggemar fanatik yang besar. Apapun yang keluar dari mulut Vicky bisa diikuti begitu saja. Makanya Burgerkill memilih untuk menebarkan hal-hal baik saja. Meski tentunya masih dalam pagar anger sound khas Burgerkill.

Eben, Agung. Foto: Anggra Bagja

Single Pertama, “Integral“

“Integral” dipilih karena temanya berbicara tentang persatuan, pertemanan, persaudaraan dan tentang hubungan kedekatan. Lagunya menceritakan tentang perbedaan yang ketika disusun akan jadi satu kesatuan yang solid. Maka itu video klipnya dibuat dengan melibatkan fans Burgerkill pada saat shooting. Sehingga bisa mengadirkan atmosfir kebersaaman antara Burgerkill dengan para begundal (julukan fans Burgerkill) di video klipnya.

 

Paradoks, Satu-Satunya lagu berlirik Bahasa Indonesia Burgerkill

Selain “Air Mata Api” yang merupakan lagu Iwan Fals, satu-satunya lagu berbahasa Indonesia yang ditulis sendiri di album ini adalah “Paradoks”.  Bercerita tentang kebhinekaan yang terancam di Indonesia, dan tentang carut-marut politik di Indonesia. Serta tentang saat ini sudah menjadi rahasia umum kalau agama sudah jadi alat untuk kepentingan sebuah golongan. Burgerkill sendiri karena sudah memiliki basis fans yang begitu besar, cukup sering diserang dengan isu-isu seperti itu. Maka itu Burgerkill merasa perlu menulis lagu lugas yang straight to the point dan berbahasa Indonesia.

___

Foto: Anggra Bagja

 

____

1
2
3
Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …