PHI TIPS: Menjaga Kesehatan Mental Musisi di Masa Pandemi
Mungkin tips ini rada telat secara sudah 2 tahun lalu, sudah banyak musisi yang menemukan jalan keluar dari masa paceklik akibat pandemi ini. Namun ketika saya mapping lebih dalam, populasi musisi yang ‘selamat’ dan bisa menjalankan ‘survival mode’ ini masih sedikit.
Masih banyak musisi – terlebih musisi/band yang baru terbentuk – yang belum tahu bagaimana caranya terjun serius di musik di masa pandemi ini. Panggung jarang atau bahkan gak ada sama sekali. Merchandise, pendapatan digital, konser virtual? Hmm, hal-hal ini mungkin belum sepenuhnya terpikirkan atau dilakukan secara penuh oleh mereka.
Yang kemudian terjadi adalah kesehatan mental musisi terganggu. Mereka yang sudah punya banyak lagu yang dirilis jadi bingung lalu stres. Pendapatan digital tak segitunya, panggungan virtual tak kunjung menghampiri.
Di Jogja sendiri, tak banyak musisi yang ngeh bahwa pandemi ini masih berlanjut dengan adanya omicron. Dua tahun berlalu, mereka masih kaget, tidak sedikit yang berusaha menolak dengan membuat gig-gig colongan dengan harapan memungut sedikit rupiah sambil berpromosi. Tapi menurut saya, usaha itu sia-sia jika tak didukung penuh oleh banyak elemen, terutama fans dan penikmat musik.
Kesehatan mental pun tak terhindari, musisi banyak yang hilang arah. Banyak diantara mereka yang mungkin banting setir menjadi apa saja. Dari membuat restoran, warung kopi atau kembali kerja kantoran.
Ada sebuah artikel menarik dari Berklee Online. Seorang musisi juga therapist bernama Glasser Musen nampaknya punya kiat menarik yang dapat dilakukan musisi buat menjaga kesehatan mental mereka selama ini dan mengatasi ketidakpastian musim yang tidak baik ini. Saya khusus saripatikan buat PHI Tips kali ini.
Selamat menyimak.
Tips 1: Saatnya Terhubung dan Terhubung!
Saatnya menyadari bahwa musisi, se-introvert pun adalah makluk sosial. Untuk itulah penting untuk meluangkan waktu setiap hari untuk terhubung dengan orang-orang yang mendukung, dan positif pastinya. Dari mulai sekadar whatsapp, telfon, sesi zoom dengan banyak teman, dll. Jangkau sebisa mungkin teman-teman musisi di sirkel kalian yang mungkin punya masalah yang sama, kemudian curhat. Siapa tahu bisa membuat solusi bersama.
Tips 2: Tarik Nafas Panjaaaang
Saat cemas, musisi seperti halnya manusia umumnya, sulit untuk berpikir. Nah, luangin waktu setiap pagi sebelum beraktivitas buat melakukan latihan pernafasan umum. Gak ngerti caranya? Klik di Youtube, ada banyak latihan yang bisa kalian ikuti. Dari satu dua tiga tarikan nafas, semoga semua keruwetan bisa jadi bersih dan benang kusut bisa terurai kembali.
Tips 3: Gunakan Kelima Indra
Jika cemas melanda, selain nafas panjang, cobalah gunakan semua indera kalian dari penglihat, pencium, pendengar, perasa dan pengecap. Tanpa ada maksud apa-apa, coba lihat sekeliling kalian dalam durasi yang dekat dan mulailah menyadari hal-hal kecil yang ada di sana. Mulai berjalan di sekitar rumah dan kenali apa yang ada. Putar musik yang kalian sukai, semua yang bisa membangun mood kalian dan dari situ tanpa sadar kalian akan menemukan sesuatu.
Tips 4: Berjemur dan Olahraga
Musisi, seperti halnya umat manusia lainnya, butuh olahraga. Ada berbagai macam alasan mengapa orang berolahraga, dari mulai mengendurkan otot-otot, membentuk tubuh sampai hanya sekadar mengurangi stres. Tidak sedikit musisi yang hari ini suka berolahraga, dari basket, lari sampai bersepeda. Intinya mulai menggali pengalaman lain selain di kamar dan bermain musik yang sering membuat anda buntu.
Tips 5: Jangan Kelamaan Main Media Sosial
Sosial media, instagram, twitter, facebook, Youtube dan lain-lain perlu untuk sekadar mengetahui situasi terkini. Namun akan sangat berbahaya jika kalian terlalu dalam mengikuti sebuah topik, apalagi topik receh yang tidak ada kaitannya dengan musik. So, kasih waktu ya.
Tips 6: Cari Cara Kreatif buat Menghasilkan Uang
Tidak sedikit musisi yang hari ini yang melakukan konser di Facebook atau Instagram secara langsung menggantikan pertunjukan yang hilang. Ada juga yang membuat kelas musik sederhana dengan memungut biaya bagi siapapun yang ikutan. Menurut saya, itu layak buat dilakukan. Kenapa tidak? Bikin aja project Kickstarter kalo kalian lagi bikin album, buka rekening buat yang mau transfer pas kalian lagi live virtual misalnya. Atau buka sesi zoom buat sharing knowledge kalian tentang musik. Semua jalan bisa dilakukan asal kalian mau.
Nah, itu 6 tips dari saya yang saya modifikasi sedikit dari sumber yang saya baca. Sekarang saya kembaliin lagi ke kalian. Masih mau dalam kamar atau di depan rumah bingung sambil bengong mau ngapain?
_____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo
Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …
Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi
“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11). Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …