PHI Tips: Hidup Dari Musik
Bak sebuah kepastian, di tiap persimpangan generasi, selalu muncul selinting pertanyaan. Penyampaiannya mungkin beragam. Bisa satir, penuh harap, maupun pasrah. Namun semuanya punya tuju dan tanya yang sepadan. Tentang apakah pundi-pundi bisa dikoleksi lewat karya musik yang dihasilkan? Lalu hidup dari musik? Apa yang harus ditanak agar bisa jadi berjaya bak si anu. Padahal belum tentu nama yang dimaksud sebegitu nikmatnya.
1. Pemetaan : Agar Tau Mau Jadi Apa
Mengutip kata-kata Coki Singgih, sosok yang menerjamahkan cintanya pada musik dengan racikan riset yang terstruktur, untuk hidup dari musik, perlu adanya pemetaan yang jelas. Musik adalah hutan yang lebat, dan penampil atau artis hanya senilai satu pohon di sana. Petakan berbagai probabilitas karir atau jalur di sini. Dan bahwa selain musisi masih ada berbagai karir lainnya dalam musik. Apabila sudah, apa yang terjadi selanjutnya seharusnya lebih bisa disusun secara titik ke titik dan terarah.
2. Aktif Memperjuangkan Hak
Candra Darusman. Satu nama yang kehadiran dan kegiatannya selalu menyadarkan banyak pelaku di industri ini untuk peduli dan memperjuangkan hak mereka. Beliau setidaknya membuat partikel-partikel seperti publishing, collecting society, dan hal-hal diantaranya terdengar lebih ramah dan mudah. Berangkat dari pengalaman sang anak yang bermusik di negara tetangga, pengetahuan, dan perjalanannya, hak menjadi tiga huruf yang terus ia perjuangkan dan selayaknya musisi usahakan untuk raup. Untuk hidup dari musik.
3. Kolaborasi! Dalam segala aspek
Hampir ganjil apabila pendengar musik Indonesia tak mengenal Raisa, manajer yang berdiri di belakangnya, Adry Boim tapi bukan sosok yang tak punya cela. Masuk ke industri ini, ia tak serta-merta tau seluk-beluk dan semua hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan di sini. Tapi kesadaran itu muncul, untuk berkolaborasi, untuk menunjuk rekanan. Diakuinya, industri musik punya banyak implementasi hal dari serupa tapi tak sama. Selayaknya apa yang dilakukan Raisa, diva bangsa ini, kita pun selayaknya tak perlu sungkan untuk berkolaborasi dan meminta tolong.
4. Atur Standar Hidup
Melanjutkan kutipan dari obrolan dengan Adry Boim, bos label rekaman Juni Records sekaligus manajer dari Raisa, plus diskusi panel yang digodok oleh Pophariini yang menghadirkan Rina Renaldi sebagai penasihat keuangan pribadi serta Endah dari Endah ‘n Rhesa dan Kamga sebagai perwakilan musisi, semua pendapatan, baik royalti, hasil panggungan, bisa menghidupi atau tidaknya terlayangkan pada satu tanya. Bisa dicukupkan atau tidak? Gaya atau standar hidup jadi aspek yang seharusnya bisa dijaga dari waktu ke waktu begitupun kebutuhan entertainment dan keinginan luxury lainnya. Tayangan diskusi kemarin masih bisa disaksikan di laman Pophariini.
5. Nikmati Kelebihan Negeri Ini, Maksimalkan!
Industri musik Indonesia super anomali. Pertunjukan di mall bisa ditonton ribuan orang. Ada subsidi besar-besaran untuk harga tiket untuk sebuah konser pertunjukan. Ada tur yang biayanya dibiayai sponsor secara penuh. Anak-anak sekolah menengah atas mengundang artis luar negeri untuk acara mereka. Sangat janggal! Tapi itu layak dimanfaatkan. Kondisi yang belum tentu bergulir di negara tetangga bahkan negara dunia bagian barat, harus bisa kita gunakan untuk melejitkan karya yang dilahirkan. “Semua aspek yang kita punya dalam industri ini harus didorong.” Apabila mengutip kata-kata Adry Boim.
6. Berinovasi, Berimajinasi, dan Berani
“Uang manggung enak banget”, ujar Adry Boim mengacu pada sebuah obrolan yang berjalan menyasar pada topik ini. Melihat apa yang telah Raisa hasilkan, kerjakan, dan melihat respon yang diberikan oleh masyarakat, siapa yang tak angguk kepala? Untuk nama sekaliber Raisa, manajernya pun masih sadar untuk jangan hanya hidup dari panggung. Harus menata, harus mengelola, harus aware. Syahdan, hal ini selaras dengan apa yang Coki Singgih katakan juga mengenai topik ini. Kesalahan fatal apabila industri musik Indonesia masih menggantungkan diri dan kemampuan bertahan hidup dari musik live. Harus berinovasi, berimajinasi, dan berani!
––
Semoga kita semua, mampu hidup dari apa yang kita gemari dan perjuangkan. Dari musik!
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Band Metal Singkawang, PAIN Rilis Album Mini Perdana False Victory, Delusion of Profanity
Berjarak 2 tahun dari perilisan single “Swallowed By Reality” dan “Subliminal Message”, band metal asal Singkawang yang menamakan diri mereka PAIN resmi meluncurkan album mini perdana berjudul False Victory, Delusion of Profanity November 2024. …
Ghostbuster Asal Padang Menganggap Musik sebagai Suntikan Adrenalin
Band hardcore asal Padang, Ghostbuster resmi melepas single “Insulin Adrenalin” awal Desember 2024. Ghostbuster merupakan proyek besutan Denny Dagor (bas) dan Aank (vokal) di tahun 1999. Formasinya kemudian berubah sejak Ibung (gitar) …