PHI Tips: Hidup Dari Musik

Oct 29, 2021
Hidup Dari Musik

Bak sebuah kepastian, di tiap persimpangan generasi, selalu muncul selinting pertanyaan. Penyampaiannya mungkin beragam. Bisa satir, penuh harap, maupun pasrah. Namun semuanya punya tuju dan tanya yang sepadan. Tentang apakah pundi-pundi bisa dikoleksi lewat karya musik yang dihasilkan? Lalu hidup dari musik? Apa yang harus ditanak agar bisa jadi berjaya bak si anu. Padahal belum tentu nama yang dimaksud sebegitu nikmatnya.

 

1. Pemetaan : Agar Tau Mau Jadi Apa

Mengutip kata-kata Coki Singgih, sosok yang menerjamahkan cintanya pada musik dengan racikan riset yang terstruktur, untuk hidup dari musik, perlu adanya pemetaan yang jelas. Musik adalah hutan yang lebat, dan penampil atau artis hanya senilai satu pohon di sana. Petakan berbagai probabilitas karir atau jalur di sini. Dan bahwa selain musisi masih ada berbagai karir lainnya dalam musik. Apabila sudah, apa yang terjadi selanjutnya seharusnya lebih bisa disusun secara titik ke titik dan terarah.

 

2. Aktif Memperjuangkan Hak

Candra Darusman. Satu nama yang kehadiran dan kegiatannya selalu menyadarkan banyak pelaku di industri ini untuk peduli dan memperjuangkan hak mereka. Beliau setidaknya membuat partikel-partikel seperti publishing, collecting society, dan hal-hal diantaranya terdengar lebih ramah dan mudah. Berangkat dari pengalaman sang anak yang bermusik di negara tetangga, pengetahuan, dan perjalanannya, hak menjadi tiga huruf yang terus ia perjuangkan dan selayaknya musisi usahakan untuk raup. Untuk hidup dari musik.

 

3. Kolaborasi! Dalam segala aspek

Hampir ganjil apabila pendengar musik Indonesia tak mengenal Raisa, manajer yang berdiri di belakangnya, Adry Boim tapi bukan sosok yang tak punya cela. Masuk ke industri ini, ia tak serta-merta tau seluk-beluk dan semua hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan di sini. Tapi kesadaran itu muncul, untuk berkolaborasi, untuk menunjuk rekanan. Diakuinya, industri musik punya banyak implementasi hal dari serupa tapi tak sama. Selayaknya apa yang dilakukan Raisa, diva bangsa ini, kita pun selayaknya tak perlu sungkan untuk berkolaborasi dan meminta tolong.

 

4. Atur Standar Hidup

Melanjutkan kutipan dari obrolan dengan Adry Boim, bos label rekaman Juni Records sekaligus manajer dari Raisa, plus diskusi panel yang digodok oleh Pophariini yang menghadirkan Rina Renaldi sebagai penasihat keuangan pribadi serta Endah dari Endah ‘n Rhesa dan Kamga sebagai perwakilan musisi, semua pendapatan, baik royalti, hasil panggungan, bisa menghidupi atau tidaknya terlayangkan pada satu tanya. Bisa dicukupkan atau tidak? Gaya atau standar hidup jadi aspek yang seharusnya bisa dijaga dari waktu ke waktu begitupun kebutuhan entertainment dan keinginan luxury lainnya. Tayangan diskusi kemarin masih bisa disaksikan di laman Pophariini.

 

5. Nikmati Kelebihan Negeri Ini, Maksimalkan!

Industri musik Indonesia super anomali. Pertunjukan di mall bisa ditonton ribuan orang. Ada subsidi besar-besaran untuk harga tiket untuk sebuah konser pertunjukan. Ada tur yang biayanya dibiayai sponsor secara penuh. Anak-anak sekolah menengah atas mengundang artis luar negeri untuk acara mereka. Sangat janggal! Tapi itu layak dimanfaatkan. Kondisi yang belum tentu bergulir di negara tetangga bahkan negara dunia bagian barat, harus bisa kita gunakan untuk melejitkan karya yang dilahirkan. “Semua aspek yang kita punya dalam industri ini harus didorong.” Apabila mengutip kata-kata Adry Boim.

 

6. Berinovasi, Berimajinasi, dan Berani

“Uang manggung enak banget”, ujar Adry Boim mengacu pada sebuah obrolan yang berjalan menyasar pada topik ini. Melihat apa yang telah Raisa hasilkan, kerjakan, dan melihat respon yang diberikan oleh masyarakat, siapa yang tak angguk kepala? Untuk nama sekaliber Raisa, manajernya pun masih sadar untuk jangan hanya hidup dari panggung. Harus menata, harus mengelola, harus aware. Syahdan, hal ini selaras dengan apa yang Coki Singgih katakan juga mengenai topik ini. Kesalahan fatal apabila industri musik Indonesia masih menggantungkan diri dan kemampuan bertahan hidup dari musik live. Harus berinovasi, berimajinasi, dan berani!

––

Semoga kita semua, mampu hidup dari apa yang kita gemari dan perjuangkan. Dari musik!

 


 

Penulis
Hillfrom Timotius
Lulus SMA saat pandemi Covid-19 dan mengikuti Ospek di depan layar laptop. Pembaca dan penulis. Mendirikan School For Cool. Fans berat serial How I Met Your Mother, Bakmie Cong Sim, dan Nuran Wibisono. Oh ya, kalau nama saya terlalu sulit, kamu bisa memanggil saya Ipom. Salam kenal.

Eksplor konten lain Pophariini

Marsahala Asal Denpasar Rilis Single Kedua Bertajuk Love Yourself

Solois yang mengusung gaya musik soul alternatif asal Denpasar bernama Marsahala resmi meluncurkan single anyar bertajuk “Love Yourself” hari Jumat (26/04). Sebelumnya sang musisi sudah menandai kemunculannya lewat single “Still Spinning” bulan Februari lalu. …

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …