6 Lagu Melancholic Bitch Favorit Pophariini

Nov 20, 2022

Bicara mengenai kiprah Majelis Lidah Berduri (sebelumnya: Melancholic Bitch) di sepanjang tahun 2022 ini memang menggembirakan. Mengapa tidak? Hingga penghujung bulan November ini, mereka melakukan hal yang terbilang jarang dalam rentang waktu tahun-tahun sebelumnya, yakni tampil di atas panggung.

Di tahun ini, terhitung Majelis Lidah Berduri mentas dengan jumlah yang tidak kira-kira. Sebuah hal yang jarang ditemui di perjalanan mereka sebelum tahun ini, yang tentunya juga tidak diduga-duga oleh para penggemar mereka.

Tampil sore hari di Prambanan Jazz Yogyakarta, sebuah edisi spesial Liga Musik Nasional (Limunas) bersama Kuntari di Bandung, turut andil di gelaran perdana Pestapora, menjajal panggung di Prolog Fest, Makassar hingga showcase super intimate di Gudskul, Jagakarsa menjadi beberapa highlight panggung mereka tahun ini. Sebuah pembuktian jelas dari seloroh Ugoran Prasad ketika kami temui di Yogyakarta (01/07).

“Itung-itungannya jelas ya. Di tahun 2022 ini, kita akan main lebih banyak dari antara 2013 sampai 2021”, tuturnya kala itu.

Itu jika berbicara mengenai deretan panggung mereka. Jika berbicara mengenai hal lain seputar unit rock ini, maka tentu soal perubahan nama yang mereka lakukan bertepatan dengan panggung di Makassar (10/11).

Di pertengahan November, Melancholic Bitch resmi berganti nama menjadi Majelis Lidah Berduri (juga masih bisa disebut dengan ‘Melbi’), yang menimbulkan berbagai tanggapan di media sosial. Mereka menyampaikan kabar perihal pergantian nama ini melalui sebuah surat di laman situs resmi mereka, yang ternyata wacananya sudah dicetuskan sejak sepuluh tahun silam.

“Kami kerap membicarakan perihal pergantian nama ini sepanjang sepuluh tahun terakhir, sempat memikirkannya sebelum meluncurkan album ketiga kami. Sayangnya, pada saat itu, kami terlalu gampang menyerah dengan kepercayaan (kepasrahan?) bahwa kami cukup bisa mengelola percakapan dan penafsiran atas nama tersebut”, tulis sang vokalis.

Berbarengan dengan pengumuman pergantian nama, Majelis Lidah Berduri turut membocorkan judul dari album keempat mendatang, yakni Hujan Orang Mati. Tentu, nantinya album tersebut akan menyusul album-album sebelumnya, Anamnesis, Balada Joni dan Susi, dan NKKBS Bagian Pertama.

Selagi menunggu kehadiran Hujan Orang Mati, simak lebih dulu lagu-lagu Majelis Lidah Berduri favorit Pophariini.


1. Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa

Kami yakin, lagu ini pasti punya ceritanya tersendiri bagi mereka di luar sana. Salah satu lagu ‘cinta’ milik Majelis Lidah Berduri yang selalu ditunggu kehadirannya ketika tampil di atas panggung. Juga ada versi lain dari lagu ini yang dibawakan oleh Frau dengan format yang minimalis, yang turut melibatkan Ugoran Prasad.

 

2. Tentang Cinta

Bicara soal cinta, tentu pemahamannya akan punya arti yang berbeda-beda jika bertanya ke banyak pihak. Bagi Majelis Lidah Berduri, arti cinta (mungkin) bisa dicari di sini, sebuah arti yang tidak hanya seputar kasih sayang saja. Lagu ini hadir di album Anamnesis.

 

3. 7 Hari Menuju Semesta

Hadir di album Balada Joni dan Susi, lagu ini selalu dibawakan oleh Majelis Lidah Berduri dengan energi yang tidak ada duanya. Sebuah energi yang bertukar dengan para penonton secepat detik pertama lagu dimulai. Dongker, unit punk asal Bandung turut memberikan ode untuk lagu ini dengan membawakan kembali sang lagu dalam interpretasi mereka.

 

4. Mars Penyembah Berhala

Tidak salah jika album Balada Joni dan Susi dinobatkan sebagai salah satu nama dalam daftar Album Terbaik 2009 versi Rolling Stone Indonesia.  Lagu-lagu yang hadir di album tersebut, punya sisi emosionalnya sendiri, yang membawa kisah-kisah seputar isu sosial yang kerap hadir di kehidupan seperti pelarian, kelaparan hingga pencurian yang dikisahkan oleh sosok Joni dan Susi. Salah satu lagu penting dari album ini adalah “Mars Penyembah Berhala” yang ditempatkan di urutan kelima dari dua belas lagu.

 

5. Cahaya, Harga

Dibawakan dengan tempo yang relatif lebih cepat dibanding lagu-lagu di album NKKBS Bagian Pertama, “Cahaya, Harga” punya distorsi gitar dan permainan solo instrumen yang saling bersahut-sahutan penuh kemarahan di beberapa bagiannya. Selaras dengan kepanjangan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) yang merupakan sebuah jargon kampanye di zaman orde baru, lagu ini turut mempunyai tema besar yang berputar di cerita-cerita tentang keluarga era itu, yang tampak berbicara mengenai program lain di orde baru, “Empat Sehat Lima Sempurna dan kenaikan harga pangan yang mengiringinya.

 

6. Bioskop, Pisau Lipat

Masih dari album NKKBS Bagian Pertama, “Bioskop, Pisau Lipat” kembali memperlihatkan kelihaian Majelis Lidah Berduri dalam merangkai lirik-lirik di lagu mereka. Penggalan lirik “Kami pakai bendera sebagai seragam” menjadi sebuah lirik yang dinyanyikan sing-a-long oleh mereka yang hadir di bibir panggung. Jika ditengok lebih dalam, cerita lagu ini berputar pada pengalaman menyaksikan film-film propaganda era tersebut.

 

Itulah beberapa lagu Majelis Lidah Berduri favorit Pophariini. Punya pilihanmu sendiri? Boleh ceritakan di kolom komentar akun Instagram kami ya!


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …