Deretan Musisi/Band Indonesia yang Malang Melintang Tanpa Album Penuh
Masih pentingkah merilis sebuah album penuh? Bagi para musisi ataupun band, tentu jawaban yang didapat akan sangat beragam. Mereka semua pasti punya pendapatnya masing-masing.
Banyak yang beranggapan bahwa album penuh adalah sebuah pembuktian dari kiprah bermusik mereka, namun juga ada yang beranggapan bahwa hal tersebut tidak penting-penting amat, cukup dengan merilis ragam materi saja di luar sebuah album penuh.
Sama seperti halnya jika berbicara apakah sebuah album penuh masih relevan atau tidak di masa kini. Berkat kemajuan teknologi, proses pendistribusian musik semakin hari semakin cepat.
Ratusan hingga ribuan rilisan muncul di tiap minggunya dengan cepat, yang tentu memunculkan kemungkinan rilisan-rilisan tersebut tidak ‘terjamah’ atau ‘terdengar’ pendengarnya, pun juga dengan cara mendengarkannya yang turut berubah.
“Di era internet ini, manusia modern dituntut untuk beraktivitas serba cepat dan praktis. Aktivitas mendengarkan album musik penuh secara utuh pun jadi korbannya”, ujar Ahmad Taufiqqurakhman dalam artikel ini.
Tentu pula, berkat kemajuan teknologi tersebut, akhirnya muncul nama-nama yang bisa tampil di satu panggung ke panggung lainnya dengan bermodalkan satu atau dua lagu orisinil saja berkat ketenaran dengan satu atau dua lagu tersebut di berbagai platform.
Beberapa musisi dan band di bawah ini belum pernah merilis satu album penuh pun di sepanjang perjalanannya, namun mereka tetap hadir di atas panggung dengan materi-materinya yang selalu ditunggu. Berikut adalah di antaranya.
Dipha Barus
Siapa yang tidak kenal sosok satu ini? Disjoki bernama panjang Dipha Kresna Aditya Barus ini sudah lama malang melintang di kancah musik Indonesia dengan berbagai proyek musik-musiknya, entah itu di atas panggung ataupun di sudut-sudut klab berbagai kota. Meski begitu, menengok ke diskografinya sebagai seorang disjoki, ia belum pernah merilis sebuah album penuh. Perjalanannya dipenuhi dengan deretan single seperti “No One Can Stop Us” bersama Kallula, “All Good” bersama Nadin Amizah, hingga “Keep It Hush” bersama Afgan dan Esther Geraldine serta ragam kolaborasi bersama musisi lainnya.
Diskoria
Mirip-mirip dengan Diskoria, duo Merdi Simanjuntak dan Fadli Aat sejauh ini belum punya album penuh di diskografinya. Namun, sebuah jaminan akan bernyanyi dan bergoyang bersama pasti terjadi ketika mereka membawakan nomor-nomor seperti “Serenata Jiwa Lara” hingga “C.H.R.I.S.Y.E” di pesta-pesta ataupun gelaran lainnya.
Avhath
Menengok kembali perjalanan Avhath, tidak terhitung berapa banyak single, EP maupun split album yang sudah dirilis oleh unit metal/hardcore asal Jakarta ini, juga dengan beberapa penghargaan termasuk dua piala dari dua edisi AMI Awards. Namun sama seperti nama-nama lain di daftar ini, mereka belum punya album penuh. Mengutip penggalan wawancara mereka bersama Siasat Partikelir, Ekrig, sang vokalis berkata bahwa kemungkinan besar Avhath tidak akan merilis sebuah album penuh.
“Kita kayaknya tidak akan pernah bikin album, soalnya gue agak kritis sih sama sebuah album. Karena bagi gue, album itu perlu suatu riset lama agar konsepnya kuat. Males banget nggak sih? Jadi untuk saat ini, EP, single, dan split album itu sudah cukup buat Avhath”, tuturnya.
Tarrkam
Di kancahnya, Tarrkam menjadi salah satu nama yang kehadirannya selalu ditunggu. Baru-baru ini, mereka baru saja merilis sebuah video musik dari nomor “Kameleon” yang sudah sering dibawakan ketika mentas. Kabarnya, dalam waktu dekat ini Tarrkam akan mempersembakan album debutnya, Fresh Grad bersama La Munai Records, yang tentu bisa membuat mereka keluar dari daftar ini lebih cepat.
Voice Of Baceprot (VOB)
Sama seperti empat nama di atas, Voice of Baceprot (VOB) belum pernah merilis sebuah album penuh. Kapasitas mereka dibuktikan dengan deretan nomor lepasan macam “School Revolution” (2018), “God, Allow Me (Please) to Play Music” (Agustus 2021), “[NOT] PUBLIC PROPERTY” (Maret 2022) hingga yang paling teranyar, “PMS” (November 2022). Di penghujung tahun 2021 silam, sang trio sempat menjajal rangkaian tur Eropa yang melewati beberapa negara seperti Belanda, Belgia hingga Perancis. Sementara di pertengahan tahun 2022, panggung dari gelaran legendaris Wacken Open Air mereka guncang, menyusul beberapa nama lain yang sudah lebih dulu mentas di tahun-tahun sebelumnya seperti Burgerkill, Beside, Jasad, Down For Life hingga Taring.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …