Dua Dekade Video Musik Indonesia

Jun 14, 2019

Sehingga terjadilah hubungan simbiosis mutualisme. Dan keseruan ini tidak berhenti sampai di situ. Para sutradara yang menjadikan video musik band teman-teman dekatnya sebagai portofolio kemudian dilirik oleh label besar untuk mengerjakan video musik band papan atas. Seperti The Jadugar yang mengerjakan video musik Peterpan, Slank dan Cerahati yang kebagian mengerjakan dari /RIF, Slank, Cokelat hingga band pop melayu, Wali.

Band-band independen pun menarik perhatian para sutradara video musik papan atas saat itu. Mengesampingkan Naif yang bergabung dengan label Buletin, musik jadul Naif menarik perhatian sutradara Dimas Djayadiningrat yang saat itu banyak menggarap band papan atas. Sehinga video musik pertama Naif malah bukan digarap teman-teman kuliahnya di kampus IKJ. Contoh lain adalah video musik Koil, “Aku Lupa Aku Luka” pada tahun 2010 yang disutradarai oleh “raja video musik” di era saat itu, Rizal Mantovani. Lalu Rizal pun kembali mengerjakan video musik Koil berikutnya, “Semoga Kau Sembuh Part II”

 

Era Youtube Dan Rupa-Rupa Video Musiknya

Di penghujung era 2010-an, kemudahan akses internet membuat Youtube menjadi tujuan promosi baru yang lebih efektif ketimbang televisi. Youtube sekaligus memutus proses panjang pengajuan, masuk antrian, seleksi dan mendapatkan jam tayang ideal di televisi yang kadang harus bersaing dengan band papan atas. Hal-hal yang kerap terjadi di televisi nasional ini sama sekali tidak terjadi di medium Youtube. Kuncinya adalah promosi mandiri dengan gimmick semenarik mungkin dan karena gratis, tanpa dipungut biaya sama sekali lantas memancing pelakunya untuk lebih kreatif.

Youtube sekaligus memutus proses panjang pengajuan, masuk antrian, seleksi dan mendapatkan jam tayang ideal di televisi

Era Youtube ini mengubah teknik promosi dengan video musik selamanya. Video klip atau video musik menjadi aspek wajib kala merilis sebuah karya musik, baik itu album atau singel. Terutama juga karena kemajuan teknologi saat ini banyak cara untuk membuat video musik dengan lebih mudah dan murah. Makanya tak heran bila Youtube makin populer. Lalu karena kuota internet semakin murah, banyak orang yang mendengarkan musik melalui via Youtube. Plus, ketika rilisan fisik dianggap tidak terlalu vital lagi, orang kemudian mencari lirik lagu kesukaan mereka melalui Youtube. Baik untuk sekedar memahami liriknya ataupun untuk sekedar bernyanyi.

Perihal lirik dan untuk bernyanyi ini diakui oleh Bayu Adisapoetra, drummer Elephant Kind. Selain bujet membuat video lirik umumnnya lebih murah ketimbang video musik, pada akhirnya fungsi utama video lirik adalah membuat konten bagi sebuah band.

“Video musik juga membuat orang lebih mudah memahami dan menghafalkan lirik lagu sehingga ketika di panggung bisa bernyanyi bersama,” ujar Bayu.

Simak video musik sekaligus video lirik terbaru Elephant Kind di bawah ini yang digarap oleh Ibnu Dian.

 

Tentang fungsi video lirik juga diceritakan Riri Cholid. Menurut perempuan yang sempat menjadi manajer Tulus selama 2013 – 2019 ini video lirik jadi medium bagi manajemen untuk merilis lirik lagu yang benar. Tentu karena kekuatan Tulus ada di liriknya.

“Video musik adalah upaya untuk men-treat lagunya sebagai singel sehingga spesial,” ujar Riri.

Setelah video musik, video official audio dan video lirik, kini muncul video official visualizer.

Sebelumnya Tulus juga terbilang sangat rapih mengarsipkan seluruh albumnya di Youtube dalam bentuk video, sehingga video audio resmi tersedia di kanal resminya untuk mereka yang suka mendengarkan lagu via kanal Youtube.

Setelah video musik, video official audio dan video lirik, kini muncul video official visualizer. Dirilis oleh Niki, penyanyi muda perempuan R&B asal indonesia yang berkarir di Amerika di bawah manajemen Asia yang bermarkas di Amerika, 88rising. Sebagai pendukung album mini yang baru dirilis kemarin, Niki membuat 2 video visualizer yaitu video yang di-loop berulang-ulang sehingga memiliki sensasi seperti video klip dan tentu saja dengan biaya produksi yang lebih murah.

1
2
3
4
5
Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

5 Lagu Indonesia Pilihan The Cottons

Meski tidak seheboh musisi lainnya, namun tahun ini bisa dibilang juga merupakan tahunnya The Cottons. Bukan sekadar omong kosong, namun jika menengok kembali penampilan mereka di festival atau berbagai acara lain, sudah pasti panggung …

ghxzy Melangkah Lebih Jauh dengan Album Mini Terbaru

Penyanyi rap dan produser asal Jakarta Selatan, ghxzy (Baca: Ghazy) resmi merilis album mini berjudul BIAR PELURU MENEMBUS KULITKU (14/10).     Musisi yang mulai menapaki karier musiknya pada 2018 ini membagikan kisah awal …