Dua Dekade Video Musik Indonesia

Jun 14, 2019

Klise Tapi Masih Berlaku: Kreatifitas Adalah Kunci

Bicara bujet lebih murah ini juga yang diamini Eddy Khemod, salah satu pendiri/sutradara Cerahati, rumah produksi yang berjasa membawa band-band era 2000-an menembus televisi nasional terutama MTV Indonesia. Menurutnya, ada upaya dari pelaku visual untuk memanfaatkan keterbatasan mereka untuk membuat sesuatu yang bagus.

“Saat ini dengan laptop/komputer pribadi dan kamera video terjangkau yang canggih melahirkan pelaku visual yang bagus-bagus juga. Ini juga yang menyebabkan terjadinya regenerasi yang menarik,” ungkapnya.

Ditambahkan Khemod, selama ada musik-musik bagus yang variatif dengan kemudahan teknologi, akan selalu ada video musik yang bagus pula.

Eddy Khemod. Foto dok. istimewa

Dan kemudahan ini justru menjadikan video musik lebih kompetitif dan menarik. Hal itu diungkapkan Widi Puradiredja, pendiri dan drummer Maliq & D’Essentials.

“Karena sekarang begitu banyak konten video musik dengan berbagai bentuk di Youtube dan media sosial. Tantangannya adalah bagaimana mengemas video musik semenarik mungkin,” ungkapnya.

Bagi Maliq & D’Essentials sebagai band yang terbilang rajin mengeluarkan video lirik, musik dan penampilan live, kuncinya adalah pemilihan sutradara yang tepat.

“Antara kebutuhan artistik yang sesuai selera band nya dengan bujet yang dipunya. Setelah itu baru melangkah lebih lanjut,” tambahnya.

Video Musik Indonesia Hari Ini

Pemilihan sutradara video musik ini juga dimudahkan saat ini dengan banyaknya pilihan yang tersedia. Anggun Priambodo, salah satu duo The Jadugar yang kini masih aktif membuat video musik sendiri juga melihat pilihan dan perkembangan sekarang itu jauh lebih dinamis. Karena 4 bulan belakangan ia mengajar kelas video musik yang dibuat Gudskul di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Duo, The Jadugar: Henry Betmen dan Anggun Priambodo. Foto: dok. istimewa

Dibanding kelas lain kelas video musik ini memiliki sangat banyak peminat. Faktornya adalah sekarang eranya Youtube sehingga pendistribusian karya video musik lebih gampang.

“Bila dibandingkan dulu kita harus datang ke stasiun televisi untuk memberikan kopian videonya yang berupa kaset fisik lalu mengantri untuk diputar yang penentuannya kadang tidak terlalu transparan. Kecuali jika karya kita memang layak,” katanya.

“selama ada musik-musik bagus yang variatif akan selalu ada video musik yang bagus pula”

Hal itu menurutnya berbeda dengan sekarang yang penentu diputar atau tidaknya, presentasi dan distribusi karya video itu kita sendiri yang mengaturnya.

“Hanya bagaimana cara karya video itu dipresentasikan dengan sangat luas karena sistem televisi dulu hanya satu-satunya massa dapat menikmatinya. Saat ini massa punya banyak sekali pilihan dan cara. Yang tidak berubah adalah medium karya video itu sendiri, kreatifitasnya, ide besarnya, cara bermain-mainnya,” tambahnya.

Ini yang menyebabkan muncul berbagai bentuk cara untuk mempromosikan video jaman sekarang yang dilakukan oleh pembuat video musik muda jaman sekarang. Beberapa nama itu adalah Sinema Pinggiran, Joey Christian, Jordan Marzuki, Toma & Kako. Dengan menggaris bawahi Toma & Kako serta Sinema Pinggirian sebagai pelaku video musik yang saat ini terbilang sangat konsisten dan produktif.

1
2
3
4
5
Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47