Indra Lesmana Project dan Proyek-Proyek Lesmana Lainnya

Kali ini Indra membangkitkan memori salah satu masa mudanya dalam cita rasa yang menggedor lebih berat. Dari tahun kelahirannya, lingkungan pergaulannya, kecenderungan musik bawaanya, sangat memungkinkan bahwa Indra Lesmana tumbuh dan menghidupi pula progressive rock, di mana keyboardist seperti putra mahkota yang saat di panggung dilingkari mesin-mesin nada suara yang bertumpuk-tumpuk. Tak bisa juga jariku tak mengetik nama Emerson bersama ELP sejak Indra menamakan proyek ini dengan ILP, sampai pada tatanan gaya logotype bandnya. Indra bersama ILP hadir jauh setelah kemunculan Dream Theater misalnya, juga band-band “technical metal”, namun mereka terdengar menyulih dari telaga yang sama, dari mendengar akar-akar prog rock yang sama; mereka semua membuatnya terdengar lebih tebal, berat, dan energik.

Foto: Yose Riandi
ILP merilis mini album mereka yang diberi judul Sacred Geometry dengan 4 lagu di sana: “Awakening”, “Acknowledge, “Ascension”, dan “Acceptation”. Semua pakem itu diambilnya: rekaman tematik, di mana ada alur cerita dari satu lagu ke lagu lainnya, menampilkan kedatangan alien (tapi mereka bukan Voivod misalnya, atau band-band thrash metal yang menyatakan itu pada segi-segi visual, setidaknya sejauh ini), terdapat nomor instrumentalia, serta hadirnya lagu-lagu enam sampai belasan menit.
Untuk musiknya, juga bisa dibilang semua unsur tersedia. Ragam hitungan-hitungan, keras-pelan-keras-pelan, riff berat bersahutan, sinkup, gaya “romantic music” atau katakanlah “pseudo-classic”, ambience yang sugestif dari synthesizer, permainan tema tangga nada, permainan bas yang “kedengeran”, double pedal yang “nyanter”, notasi vokal yang melodius dan anthemic, solo-solo galak “ke sana ke mari” dari keyboard dan gitar, shredding plus lengking gitar bak kuda… Singkatnya, semua ada.
Secara panggilan momentum personal maupun eksternal, bersama keluwesan rentang selera, Indra memilih membuat prog-metal hari ini. Buat saya, itu seperti ketika ia membuat bermacam-macam gaya album solonya, atau GIF, atau Krakatau, atau album-album Titi DJ, atau ADEGAN, atau duet bersama Sophia Latjuba, atau dengan Gilang Ramadan, atau PIG, dan seterusnya (bagaimanapun tak mudah untuk tahu seluruh karya rekaman Indra Lesmana, saking bererot katalognya!). Bahkan pada pilihan tempat “kongkownya”, dari Jamz di Blok M sampai Mostly Jazz di Bali. Kini ILP pertama kali dipresentasikan secara live di sebuah hall yang seperti hangar yang gelap. Ada saatnya. Ada caranya.
Indra Lesmana bahkan memakai Instagram untuk panggilan audisi para personil ILP, juga total mengadakan audisi untuk posisi sound engineer bagi proyek ini. Detail. Segala yang terlibat menjadi manusia vital. Tak terelakkan oleh reputasi nama emasnya, ratusan musisi ikut serta audisi. Indra menuturkan bahwa salah satu sebab mengadakan audisi adalah untuk menjaring talenta-talenta muda yang hebat dari penjuru manapun. Dan pilihan-pilihan yang ditentukan itu memang terasa solid bagi visinya.

Eksplor konten lain Pophariini
SAMARIA Rilis JANGAN SEENAKNYA untuk Menyuarakan Kepedihan
Setelah tahun lalu merilis 2 single, kini band rock alternatif asal Madiun dengan nama SAMARIA kembali mengeluarkan materi baru berjudul “JANGAN SEENAKNYA” yang beredar hari Jumat (02/05) via layanan streaming musik. SAMARIA …
SiniarPop – Fabio Asher dan Sammy Simorangkir
SiniarPop musim ketiga kehadiran Fabio Asher dan Sammy Simorangkir sebagai bintang tamu. Di musim terbaru ini Denboi sebagai pemandu SiniarPop membahas awal mula pertemuan Fabio dan Sammy sampai akhirnya berkolaborasi. Sammy pun mengakui jika …