JKT: SKRG, 15 Tahun Debut Rilisan Aksara Records
Era itu memang bayak terjadi perkembangan pada scene musik indie/underground di Jakarta. Pengantar sebelum keriaan seruntulan di BB’s adalah acara-acara awal 2000 semacam Hang the DJ dan Six to Six di Senayan. Hang the DJ menampilkan separuh band Jakarta dan separuh band asal Bandung, di mana penonton “pecah” saat The Jonis dan International Playboys beraksi. Dukungan visual acara ini dikerjakan oleh Ruangrupa, sebuah artists’ initiative yang belum lama terbentuk di Jakarta. Sementara Six to Six dibikin non-stop dari jam 6 sore hingga 6 pagi, dimulai dari panggung musik sampai ke ruang-ruang “ DJ alternative” beraksi. Bobrok dan crazy!
David Tarigan ada di pusaran ini. Terlibat dan menyaksikan langsung band-band indie mutakhir saat itu: The Upstairs, The Brandals. The Sastro, Seringai, dan banyak lagi. Sementara Teenage Death Star adalah band dari Bandung yang sering turut bermain di Jakarta; saat itu mungkin lebih sering dari mereka tampil di Bandung.
Pada 2002, The Upstairs merilis mini album Antah Berantah, setahun kemudian The Brandals merilis debut albumnya. Musik mereka menjalar ke mana-mana. Distribusi album pun, selain menggunakan toko-toko musik konvensional, juga didukung oleh pertumbuhan disto. Bisa dibilang tak ada distro di Jakarta yang tidak intens memutar lagu-lagu band indie lokal di dalam tokonya.
David Tarigan pun “main gila”. Tahu bahwa Hanindito Sidharta, salah satu pemilik toko buku Aksara, memiliki studio musik bernama Pendulum, David mengajukan untuk merekam aksi-aksi terkini itu dengan memanfaatkan shift-shift malam yang tak terpakai. Argumentasi David bahwa Aksara butuh membuat divisi rekaman musik memang terdengar “paling bisa”, meski nyambung juga. Dia bilang, rekaman musik dan toko buku itu sejalan, karena ini adalah kerja pengarsipan. Apalagi setelah diperdengarkan musik-musik tersebut, Hanin serta segenap pendiri dan pengelola Aksara antusias menyambutnya. Bahkan lebih tepatnya: merayakannya!
David pun mulai berburu. Band pertama yang direkamnya adalah Sajama Cut. Sedangkan Teenage Death Star datang ke Jakarta untuk rekaman dua lagu selepas Bimbo beres keluar dari studio. Leonardo Ringo, yang pada saat itu juga bekerja di sesi musik Aksara, merekam lagunya dengan moniker Ruanghampa—ia menulis lirik di taksi saat perjalanan ke studio Pendulum, serta mengajak David Tarigan dan Kartika Jahja untuk turut mengisi vokal-vokal killer bersahutan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika
Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan. …
Lirik Lagu Bunga Maaf The Lantis tentang Penyesalan yang Datang Terlambat
Siapa yang tak kenal The Lantis? Grup musik asal Jakarta ini semakin melejit namanya berkat lagu hit “Lampu Merah”, yang mencapai 67 juta pendengar lebih di Spotify. Kini mereka kembali mencuri perhatian dengan album …