Kartini – Kartini Pemandu Lantai Dansa

Apr 21, 2023

Hampir setiap April, kami kerap mengulas musisi-musisi perempuan. Dari daftar musisi perempuan yang bersinar, pertanyaan-pertanyaan musisi perempuan, produser musik perempuan, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, di beberapa kesempatan kita kerap mengundang musisi-musisi perempuan untuk bersuara, menulis ide dan pemikirannya dalam kolom Musisi Menulis. Boleh dibilang, Pophariini sadar bahwa perempuan punya potensi yang besar di musik.

Di tahun ini, memperingati hari Kartini, kami khusus mengulas tentang para DJ perempuan. Keberadaan DJ perempuan menjadi penting hari ini di skena musik elektronik/dance yang memang masih didominasi oleh para laki-laki. Di permukaan, tidak sedikit stigma negatif tentang keberadaan DJ perempuan, dari mulai soalan fisik sampai skeptisme publik skena tentang skill dan taste musik mereka yang bisa setara dengan DJ laki-laki.

Lewat tulisan ini, kami mencoba mengulas lima DJ perempuan hari ini, bagaimana dinamika mereka menjadi seorang DJ dan pengalaman-pengalaman yang mereka rasakan. Tentu masih banyak DJ perempuan di luar sana. Namun paling tidak, lima daftar ini menurut kami cukup mewakili persepsi tentang DJ perempuan yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Siapa saja daftarnya? Mari kita simak bersama.


Giwang Barlian

Gimana cerita awalnya kamu terjun menjadi DJ?

Sebenarnya saya sudah ingin menjadi DJ sejak SD-SMP. Di era 90-an itu, saya suka sekali mengoleksi kaset dan CD dance music seperti 2 Unlimited, Real McCoy, Whigfield, Madonna, C&C Music Factory. Juga mendengarkan berbagai radio show dan live set DJ seperti Pete Tong Radio Show, Rick Dees Weekly Top 40, Ministry of Sound, hingga Stardust Party Discomix.

Apa hal paling menyenangkan menjadi DJ perempuan?

Menjadi DJ perempuan, apalagi bagi seorang ibu seperti saya, rasanya seperti sebuah sweet escape dari rutinitas sehari-hari. Bukan berarti saya tidak menikmati menjadi seorang ibu, namun berada di belakang deck dan bisa memainkan musik untuk menghibur banyak orang rasanya seperti me time yang sangat berkualitas. Sehingga saya bisa kembali kerumah dengan energi yang terisi penuh kembali.

Apa tantangan terberat menjadi DJ perempuan?

Tantangan terberat justru saya rasakan di awal-awal ketika memasuki skena. Layaknya bagi semua pendatang baru, apalagi seorang perempuan, dia akan mendapatkan banyak perhatian sekaligus diragukan kemampuannya. Namun saya menikmati setiap prosesnya, dengan terus berusaha membuktikan bahwa walaupun saya perempuan saya tetap ingin dinilai dan diterima dari skill bermusiknya.

Sejauh ini apa pengalaman/gig terseru kamu sewaktu nge DJ?

Karena menjadi DJ adalah passion, semua gig bagi saya selalu berkesan. Mulai dari yang hanya ada satu orang petugas cleaning service menjadi crowd saya karena waktu itu klabnya sudah mau tutup dan pengunjung sudah bubar, hingga rasa haru ketika spinning sembari mengumpulkan donasi untuk sebuah Rumah Sakit terapung non-profit. Pernah juga saya spinning di outdoor area sebuah coffee shop, lalu di tengah-tengah turun hujan deras sehingga terpaksa decknya harus dipindahkan ke indoor area dan dan saya harus mengulang set dari awal lagi. Selalu ada pengalaman berkesan yang bisa saya ceritakan ketika pulang, kepada anak saya dirumah.

Siapa sosok perempuan Indonesia yang menginspirasimu dalam berkarya?

Banyak sekali sosok perempuan Indonesia yang menginspirasi saya. Seperti Mesty Ariotedjo, Melanie Subono, Titi Radjo Padmaja, Soe Tjen Marching, Nursyahbani Katjasungkana. Mereka semua adalah definisi superwoman bagi saya, multitalent dan penuh dedikasi terhadap passionnya. Tidak hanya untuk sebuah keinginan pribadi ingin terus maju dan mempelajari banyak hal, tetapi juga pengabdiannya kepada sesama kaum perempuan dan masyarakat Indonesia.

Apa respon/komentar paling ajaib yang pernah diterima karena menggeluti profesi ini?

Tidak dapat dipungkiri bagi beberapa kalangan yang memiliki sudut pandang berbeda, ibu-ibu seperti saya yang berprofesi sebagai DJ adalah sebuah aib. Bagi mereka, mempertontonkan aurat yang tidak ditutup lalu berlenggang lenggok menari mengikuti alunan musik adalah sebuah dosa besar yang ganjarannya api neraka. Seringkali saya diceramahi untuk segera bertobat dan ikut pengajian.

Selama ini pernahkah urusan asmara diuntungkan gara-gara pekerjaan ini?

Saya tidak pernah mengeksploitasi sex dan gender dalam urusan pekerjaan apa pun itu. Rasanya tidak fair, terlebih jika sampai melibatkan asmara.

 

Zara Zahrina 

Gimana cerita awalnya kamu terjun menjadi DJ?

Awalnya aku sering hadir ke acara teman-teman yang kebetulan DJ juga. Suatu hari aku diajak ikut mengisi salah satu acara mereka (tanpa ada pengalaman mixing sebelumnya) tapi aku terima saja karena kebetulan acaranya berformat karaoke yang menurutku bisa agak lebih santai mainnya. Setelah itu mulai banyak yang mengajak aku tampil, awalnya dari acara karaoke sampai akhirnya bisa full DJ set.

Apa hal paling menyenangkan menjadi DJ perempuan?

Mungkin seperti DJ pada umumnya aku senang bisa berbagi musik-musik yang aku suka dengan orang lain, dengan harapan mereka bisa menikmatinya seperti aku. Selain itu menurutku kombinasi musik dan fashion adalah bentuk ekspresi diri yang cocok buatku, jadi aku juga suka membuat konsep look yang sesuai dengan set yang aku mainkan. Aku juga senang bisa berkolaborasi dengan brand-brand fashion yang aku suka seperti Marc Jacobs dan Maison Martin Margiela.

Apa tantangan terberat menjadi DJ perempuan?

Salah satunya adalah melawan persepsi bahwa DJ, musisi, dan penampil perempuan lain hanya dilihat sebagai novelty atau gimmick dan karyanya tidak dianggap serius. Kenyataannya, kami juga sama-sama mixing di balik booth seperti halnya DJ laki-laki.

Sejauh ini apa pengalaman/gig terseru kamu sewaktu nge DJ?

Memulai Club Vixxxen, acara regulerku yang mengedepankan kebebasan berekspresi. Aku berupaya menjadikan Club Vixxxen sebagai platform untuk DJ dan penampil perempuan serta minoritas gender dan seksual yang selama ini terpinggirkan di club scene yang didominasi laki-laki. Acara pertama Club Vixxxen diadakan di weekday dan baru diumumkan sehari sebelumnya, tapi aku senang banyak teman-teman yang hadir. Saat ini kami sedang bersiap untuk acara kelima kami.

Siapa sosok perempuan Indonesia yang menginspirasimu dalam berkarya?

Inspirasiku adalah teman-teman dari berbagai latar belakang yang selama ini ikut senang-senang di acara-acaraku. Kalaupun mereka sedang tidak hadir, aku sering membayangkan lagu-lagu apa yang kira-kira bakal ingin mereka dengar saat itu. Beberapa dari mereka juga sering membantu membuatkan baju, makeup, tata rambut, hingga foto untuk setku. Aku senang bisa menjadi vessel untuk karya-karya mereka.

Apa respon/komentar paling ajaib yang pernah diterima karena menggeluti profesi ini?

Kayaknya belum ada yang berani berkomentar ajaib langsung ke aku tapi waktu itu pernah ada yang bilang di media sosial kalau selama ini aku hanya bikin playlist di Spotify terus dimainkan di club. 

Selama ini pernahkah urusan asmara diuntungkan gara-gara pekerjaan ini?

In the words of Janet Jackson…. maybe we’ll meet at a club and fall so deeply in love.

 

Kumyka

Gimana cerita awalnya kamu terjun menjadi DJ/Selector?

Semua berawal karena saya suka koleksi rilisan fisik, khususnya piringan hitam. Pertama ada ajakan main, awalnya dari selector dulu puter-puter lagu aja pakai vinyl. Tapi kemudian jadi lebih serius.

Apa hal paling menyenangkan menjadi DJ perempuan?

Sampai saat ini, selama pengalaman saya main menjadi Dj atau selector, sebetulnya seimbang antara laki-laki dan perempuan, yang penting gimana pilihan lagu, style dan mungkin ada hal-hal yang menjadikan kita itu unik. Tapi secara pribadi kalo kebetulan yang main cewek-cewek semua suka lucu aja bercanda-canda, apalagi kalo lagi main pas DJ-nya ibu-ibu semua, itu paling kocak sih.

Apa tantangan terberat menjadi DJ perempuan?

Selama ini belum pernah ada kendala, kalau di lingkungan yang biasa gue main semua saling support. Gak ada diskriminasi sama sekali, semoga kedepannya akan selalu begini. Paling kalau abis main dan harus pulang malem sendiri kadang deg-degan juga.

Sejauh ini apa pengalaman/gig terseru kamu sewaktu nge DJ?

Banyak! Tapi gue selalu senang dan menghargai orang-orang yang mengapresiasikan musik yang gue mainkan, padahal gak kenal tapi tetap enjoy. Dan tentunya kalau lagi intimate party dan banyak ketemu kawan lama yang udah lama gak ketemu.

Siapa sosok perempuan Indonesia yang menginspirasimu dalam berkarya?

Believe it or not, but my own daughter. Waktu awal belajar mixing pakai vinyl sering banget marah-marah sendiri, soalnya susah, apalagi untuk lagu-lagu yang beat-nya gak konstan. Lalu suka keinget proses anak saya waktu baru belajar gambar, tekun banget sampe dia bisa. Kadang gue sebagai manusia dewasa suka lupa cara menekuni sesuatu yang baru, karena udah banyak urusan dan udah lama enggak aja.

Apa respon/komentar paling ajaib yang pernah diterima karena menggeluti profesi ini?

Gak ajaib sih tapi lucu aja, komentar ibu saya, dia pernah bilang kamu kan DJ F&B, ka! soalnya sering banget main di restoran ngiringin orang dinner. Hahaha iya juga sih awal awal memang seringnya begitu. Tapi ternyata gue cukup enjoy main seperti ini.

Selama ini pernahkah urusan asmara diuntungkan gara-gara pekerjaan ini?

Hmmm dibalik, kalau urusan pekerjaan ini diuntungkan karena asmara iya sih. Jadi awal-awal main itu saya sudah nikah, asmaranya sama suami sendiri, hahaha. Yang ngajarin mixing pakai vinyl maupun digital ya suami sendiri, kalau pulang malem yang jemput ya suami juga kalau dia lagi gak sibuk. Yang menyarankan supaya mainnya lebih serius ya dia juga. Dan yang paling seru suka tukar-tukaran lagu atau minta pendapat playlist kalau mau main. Cukup beruntung sih dia selalu dukung 100%.

 

Kenya Bahana 

Gimana cerita awalnya kamu terjun menjadi DJ?

It was in my high school era, pulang pagi datang ke acara, mabuk, pastinya. tidur beberapa jam, pagi berangkat sekolah, malam datang ke acara lagi, begitupun seterusnya. aku rasa disaat itu datang ke acara adalah salah satu kegiatan pemuas dan sekaligus pelarianku. kenal banyak temen baru, kenal sama anak-anak energyroom, terus tiba tiba ya, it just happend.

Apa hal paling menyenangkan menjadi DJ perempuan?

Menurutku sama aja, gak terlalu banyak perbedaan. sama sama menyenangkan, toh yang dikerjain juga hal yang sama-sama disayangin.

Apa tantangan terberat menjadi DJ perempuan?

Aku rasa sepertinya lebih sering disepelein. Mungkin ya dianggap mainnya gitu-gitu aja, gak bisa lebih, atau dalam bentuk karyanya juga, dalam arti set atau alur yang dimainkan, sama karya dalam bentuk apapun, misalnya lagu,

Sejauh ini apa pengalaman/gig terseru kamu sewaktu nge DJ?

Salt a way 2022, main idealis.

Siapa sosok perempuan Indonesia yang menginspirasimu dalam berkarya?

Sejauh ini aku belum menemukan sosok perempuan indonesia yang menginspirasi, tapi mungkin yg paling mendekati Mbak Ira HONF (-Irene Agrivina – House of Natural Fiber-red).

Apa respon/komentar paling ajaib yang pernah diterima karena menggeluti profesi ini?

“Biasanya mainin genre apa?”, “Emang mau sampe mana sih?”, aneh bin ajaib.

Selama ini pernahkah urusan asmara diuntungkan gara-gara pekerjaan ini?

Tidak juga.

 

Ayash

Gimana cerita awalnya kamu terjun menjadi DJ?

Gak sengaja. Karena aku juga bikin karya-karya visual dan kadang ikut pameran, jadi networkingnya berawal dari hanya mengiringi musik waktu nongkrong di ruang-ruang alternatif milik teman, atau untuk opening pameran. Lama-lama banyak tawaran mengisi acara lain. Lalu, karena aku basic pekerjaannya juga illustrator dan graphic designer, jadi intinya waktu itu sih sekadar mempresentasikan musik yang aku suka ke orang lain, dan kemudian berkembang secara organik, main di tempat-tempat lain hingga seterusnya..

Apa hal paling menyenangkan menjadi DJ perempuan?

Kayak female privilege gitu pasti ada sih beberapa benefitnya. Namun ya kadang itu bisa jadi jebakan juga kalau kita sebagai perempuan sedang being objectified. Hahaha.. Tapi kabar baiknya, saat ini juga jadi makin banyak wadah untuk DJ maupun penampil perempuan yang akhirnya dapat mengubah komposisi gender dalam ekosistem ini jadi lebih beragam (dari yang tadinya male-dominated jadi lebih banyak perempuannya), sehingga pelan-pelan terciptalah kesadaran akan ruang yang lebih aman bagi siapapun di scene ini, khususnya perempuan.

Apa tantangan terberat menjadi DJ perempuan?

Paling masih ada stigma kurang baik dari generasi tertentu karena identik dengan dunia malam atau hal-hal yang dianggap negatif, apalagi perempuan. Tapi udah bukan jadi tantangan berat juga sih karena udah biasa dan cuek aja.

Sejauh ini apa pengalaman/gig terseru kamu sewaktu nge DJ?

Gak bisa spesifik untuk satu gig. Tapi aku paling suka gig yang tematik, karena jadi bisa eksplorasi setlist yang sesuai tema dan momentum. Ada salah satu pengalaman gig ‘tidak biasa’ yang justru waktu itu dilaksanakan secara virtual bareng sama Indonesia Netaudio Forum di awal pandemi. Sistemnya gaming-experience gitu dan kebetulan selain perform aku juga ikut organize untuk ngelayout gamenya. Dan yang terakhir seru sekaligus menantang juga ada di awal 2023 ini bareng Kombo Fest. Jadi konsepnya spontanitas dan kolaborasi untuk saling merespon musisi lain dengan instrumen yang berbeda-beda pula.

Siapa sosok perempuan Indonesia yang menginspirasimu dalam berkarya?

Banyaaak.. Justru biasanya datang dari perempuan-perempuan hebat di sekitarku karena aku lebih tahu secara langsung tentang mereka, yang akhirnya menjadi inspirasi dan semangatku untuk ikut meneruskan perjuangan mereka sebagai perempuan, khususnya perempuan di Indonesia.

Apa respon/komentar paling ajaib yang pernah diterima karena menggeluti profesi ini?

Karena aku perempuan dan bertubuh mungil, biasanya perkiraan beberapa orang soal penampilan sama musik yang aku mainin berbeda. Ada yang bilang serem atau galak. Hahaha..

Selama ini pernahkah urusan asmara diuntungkan gara-gara pekerjaan ini?

Kayaknya ga ngaruh-ngaruh amat sih kalau buat aku, mungkin karena basicnya juga gak di satu pekerjaan ini aja.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Inthesky Single Yang Maha Edan untuk Menggapai Pendengar yang Lebih Luas

Berjarak satu tahun dari perilisan single “Grateful”, Inthesky kembali dengan materi anyar “Yang Maha Edan”. Single yang rilis  Jumat (26/04) lalu ini menampilkan gitaris asal kota mereka Medan, Jordan Zagoto sebagai kolaborator.   Lagu …

Vinyl The Jansen Keluaran 4490 Records dan Demajors, Ini Dia Perbedaan Keduanya

The Jansen merilis album ketiga Banal Semakin Binal dalam format vinyl hari Jumat (26/04) via jalur distribusi demajors. Beberapa hari sebelumnya, band lebih dulu merilis dalam format yang sama melalui 4490 Records, sebuah label …