Minggu Bermandikan Sore

Dec 28, 2019

Sore atau Sore Ze Band menggelar konser Oye, Adelante! hari Minggu, 22 Desember 2019 di Studio Palem, Jakarta. Panggung tanpa sponsor ini berlangsung intim sekaligus mengharukan.

Keintiman dimaksud penonton tampak sangat terhubung. Mengingat Sore yang baru merilis mini album Mevrouw, tetap memainkan materi lama kecuali album Los Skut Leboys.

Penampilan Sore didukung Gilang Pramudya, Adhi Permana Rahman, dan Vina Angelina Prasetyo yang dibuka voice over berbahasa Spanyol. Lagu “Bebas”, “Ernestito”, dan “Merintih Perih” mengisi babak awalnya.

Konser ini turut dimeriahkan ramai kolaborator. Bilal Indrajaya yang tampil pertama. Ia membawakan “Senyum dari Selatan”. Setelah Bilal, Adrian Yunan di nomor “Apatis Ria”.

Setiap kolaborator memiliki kesan manis yang berbeda terhadap Sore maupun sebaliknya. Seperti Iga Massardi menyanyikan “Somos Libres”. Ia menceritakan saat pertama kali mendengarkan Sore. “Pas gue dengar, ini apaan. Ada orkestra segala macam. Gue langsung jatuh cinta,” ungkapnya.

Ruangan konser memiliki larangan merokok, namun malam itu, cuma Ade Paloh yang berhak menyisakan abu di atas panggung. Sesekali ia menenggak cider sebelum ia memanggil Muhammad Arief dari band rumahsakit. Lagu “Bantal Keras” dari album Sorealist dibawakan sangat haru.

Lagu yang dinyanyikan personel Sore sendiri tak lebih dari 15 lagu termasuk “Keangkuhanku” dari album Centralismo yang sudah lama berdebu. Masih dari album yang sama, “Cermin” menggaet Kartika Jahja. Lagu ini disebut paling sendu dari album tersebut.

Kejutan lain bukan datang dari dunia musik, Sore menghadirkan Joko Anwar yang mengaku sejak bikin film tahun 2005. Beberapa terinspirasinya dari karya milik Sore.

Contohnya film Modus Anomali, cerita tertulis ketika mendengarkan “Bogor Biru”. Sebagai bocoran, Joko Anwar bakal membuat proyek bernama Eksekutor. Terinspirasi dari lagu yang ia bawakan di konser ini bernama “Lihat”.

Tiba-tiba memang selalu mengejutkan. Cholil Mahmud yang tak masuk daftar kolaborator muncul di nomor “Karolina”. Setelah itu, momen mengharukan tertuang di “Pergi Tanpa Pesan”.

Lagu dicanangkan sebagai lagu paling syahdu dan khusyuk. Ade Paloh membawakannya sampai tidak mampu menahan haru, pasalnya belum lama ini dirinya ditinggal ayahanda Rusli Paloh.

Sore mengumpulkan sahabat, penggemar, orang-orang dari masa lalu. Indra Aziz yang mengisi saksofon di album Ports of Lima ambil bagian di panggung Oye, Adelante!. Ia menemani Ade Paloh membawakan “In 1997” tanpa Mondo Gascaro.

Hadirnya Andi Rianto membawa kisah awal perjalanan Sore. Saat rekaman lagu pertama “Etalase”. Di “Setengah Lima”, Sore mengajak Rian D’Masiv yang tadinya hadir untuk menonton.

Malam itu membuktikan lagu-lagu Sore tetap bernyawa walau dinyanyikan orang lain. Misalnya, Sal Priadi seorang yang puitis sekaligus dramatis pada nomor “Mata Berdebu”.

Sudah puluhan nomor berkumandang. Hati penggemar sendu tertinggal. Keesokan harinya di media sosial beredar kalau Reza Dwiputranto hengkang per 31 Desember.

Artinya konser merupakan awal perjalanan baru lagi bagi Sore tentang kehilangan personel. Musik tidak akan berubah sebagai penyemangat dan kehampaan manusia adalah bukti nyata.

_____

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …