Rayhan Noor – Menjelang Tiga Puluh

Jul 17, 2023

Menghitung berapa jumlah materi musik berupa single, album mini, hingga album penuh, belum termasuk maxi-single, video musik, video lirik yang bermunculan selama setengah tahun ini jawabannya banyak.

Rayhan Noor atau orang mengenalnya sebagai personel band, solois, rekan duet, atau produser musik ikut meramaikan daftar tersebut dengan merilis album penuh perdana  yang diberi judul Menjelang Tiga Puluh.

Hal yang menarik dari perilisan album ini, Rayhan sengaja melepasnya dengan cara yang menurut saya cukup spesial, di hari ulang tahun yang ke-30. Walau mungkin pernah dilakukan oleh musisi lain.

Sebelum mengulas album, saya ingin mengingat kembali momen pertama kali mendengarkan karya dari Rayhan. Tepatnya saat ia membawakan lagu “I’ll Be Around” di panggung Hindia, Perayaan Bayangan. Bisa dibilang, saya langsung suka sama single kedua untuk karier solonya ini. Kemudian sekian lama dari konser Hindia, saya malah lebih tertarik dengan yang pertama “House of Cards”. Single ini sempat saya putar berkali-kali selama pandemi.

Di masa pandemi, saya juga pernah berkesempatan untuk mewawancarai Rayhan pasca single “Ragu?” diluncurkan. Percakapan kami cukup panjang, ia mengatakan soal alasan  mengapa akhirnya menuliskan lirik lagu berbahasa Indonesia.

Oke, mari mulai ulasan album ini dari judul lagu yang diambil dari tanggal lahirnya “2106”. Ketika durasi 1 menit yang disuguhkan terasa sebentar, ternyata sesuai untuk menjadi mukadimah yang bisa membawa pendengar ke pembuka yang sebenarnya “Mimpi Dulu Saja”.

Saat mendengarkan lagu “Mimpi Dulu Saja” saya langsung suka sama musiknya. Rayhan mengingatkan orang-orang untuk berani bermimpi. “Mimpi dulu saja. Tak usah banyak berkelit. Coba dulu saja. Yang lain bisa nanti,” bunyi liriknya yang bagi saya menyemangati.

Begitu masuk ke lagu yang ketiga “Ragu?”. Saya menghitung, kalau lagu ini tak terasa sudah berumur 2 tahun. Namun, saya baru merasa lagu enak didengarkan setelah ia masuk ke daftar album.

Aransemen musik yang dipilih Rayhan untuk lagu-lagunya tak berlebihan. Semua terangkum dalam kesederhanaan. Sebut saja yang lain, “Mau Tak Mau”, “Dari Balik Jendela”, “Sudah Berbeda”, “Seumur Hidupku”, tak ada beban saat mendengarkannya.

 

Nomor kedelapan “Serupa Semula” yang mengutarakan doa seperti sambungan dari lagu “Seumur Hidupku” yang mengungkapkan sebuah penantian. Sementara “Sepuluh Tahun ke Depan” dengan melodi gitar yang khas ketimbang nomor-nomor lainnya menceritakan situasi pengharapan.

Tiba di penutupan album, Rayhan memberikan judul “1993” yang tak lain tahun kelahirannya. Ini pertanda, bahwa ia meninggalkan masa lalu dan siap mengarungi perjalanan baru di usia yang orang bilang, waktu yang tepat untuk meraih puncak karier.

Album Menjelang Tiga Puluh saya rasa bukan pembuktian, melainkan komitmen Rayhan atas apa yang ia jalani selama ini sebagai musisi. Memang belum bisa disebut yang terbaik, tetapi 10 lagu di dalamnya jauh dari kata jelek masuk ke telinga.

Apabila suatu hari Rayhan hanya fokus satu, walaupun ia pernah mengatakan, tak akan memilih antara karier solo atau band. Saya merasa, Rayhan cukup modal dalam menyusun strategi untuk meraih kesuksesan yang besar.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Inthesky Single Yang Maha Edan untuk Menggapai Pendengar yang Lebih Luas

Berjarak satu tahun dari perilisan single “Grateful”, Inthesky kembali dengan materi anyar “Yang Maha Edan”. Single yang rilis  Jumat (26/04) lalu ini menampilkan gitaris asal kota mereka Medan, Jordan Zagoto sebagai kolaborator.   Lagu …

Vinyl The Jansen Keluaran 4490 Records dan Demajors, Ini Dia Perbedaan Keduanya

The Jansen merilis album ketiga Banal Semakin Binal dalam format vinyl hari Jumat (26/04) via jalur distribusi demajors. Beberapa hari sebelumnya, band lebih dulu merilis dalam format yang sama melalui 4490 Records, sebuah label …