Resensi : Pamungkas – Flying Solo

Aug 19, 2019
Pamungkas

Artist: Pamungkas
Album: Flying Solo
Label: Mas Pam Records
Peringkat Indonesia: 7/10

Pamungkas adalah contoh dari musisi yang memberikan warna segar di industri musik pop Indonesia hari ini. Musiknya sendiri adalah sebuah asimilasi dari banyak warna musik. Flying Solo adalah album kedua sebagai kelanjutan dari Walk The Talk, debut albumnya yang dirilis tahun lalu.

Seperti banyak ungkapan klise para jurnalis dalam mengulas sebuah album kedua, saya melihat Flying Solo dari Pamungkas sebagai sebuah bentuk eksplorasi dirinya. Ada upaya penajaman, baik di musik dan lirik yang hendak ia tunjukan ke fansnya maupun pendengar musik secara luas.

Di Flying Solo ini, saya menemukan benang merah dengan Walk The Talk, salah satu yang nampak adalah pemakaian intro yang nampak semakin penting (tanpa tahu apa kaitannya, namun intro III dan IV di album ini adalah benang merah dengan dua intro yang ada di album sebelumnya).

Menyimak album ini, lima puluh persen Flying Solo didominasi oleh lagu-lagu bertempo lambat, hampir semua track-track awal sampai ke tengah tak hentinya lagu-lagu laidback ini mendar-der dor telinga saya. Sebut saja, “Modern Love”, “Flying Solo”, “The Retirement of U”, “Break It”, “To The Bone”. Saking rapatnya lagu dan tempo ini, saya jadi menyimpulkan bahwa mungkin tempo-tempo seperti menjadi ciri khas dan ruh dari Pamungkas. Dan jika dikilas balik, tema-tema cinta dan kesedihan dengan lagu laidback memang berjodoh. Sampelnya berceceran di mana-mana, silakan cari sendiri.

Bahkan, saking banyaknya persentase lagu-lagu bertempo lambat ke sedang yang ada di album ini, saya menyayangkan kehadiran lagu-lagu macam “Nice Day” atau “Lover Stay” yang menurut saya justru menurunkan kadar kekerenan album ini.

Terlepas dari itu apapun, Flying Solo adalah tiket masuk penikmat musik untuk tahu siapa sebenarnya Pamungkas, sosok musisi multi talenta yang punya semangat, kesenangan dan independensi yang kuat yang nyatanya sudah mendapat tempat di hati ribuan pendengarnya.

_______

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …