Resensi: Polka Wars – Bani Bumi
Artist: Polka Wars
Album: Bani Bumi
Label: VMC Music
Peringkat Indonesia: 7.5/10
Polka Wars mencoba menjadi Indonesia
Tidak mudah memang untuk menjadi band yang bisa dipahami oleh banyak orang di Indonesia, selain komposisi musik, kendala bahasa adalah salah satu faktor penentu. Oleh karena itu, grup-grup band macam Sheila on 7, Dewa atau Padi bisa diterima oleh semua kalangan karena lirik mereka tepat guna, mudah dikunyah di mulut semua kalangan masyarakat.
Dan tantangan ini yang nampaknya tengah dimulai dan dijalani oleh Polka Wars. Lewat Bani Bumi, album keduanya, mereka berada di sebuah fase yang disebut ‘menjadi Indonesia’. Lewat Bani Bumi nyata sekali gagasan eksperimen musik dan pola lirik yang tak akan ditemui di Axis Mundi. Mereka ingin menjadikan lirik yang memegang kendali yang besar.
Memainkan lagu dengan lirik Indonesia nampaknya menjadi fase yang menyenangkan bagi Polka Wars. Saya mendengarkan vokalis Karaeng bisa lebih leluasa menumpahkan emosinya di tiap lagu, ada dinamika di sana yang nyaris tak terdengar di rekaman-rekaman terdahulu. Memang pada awalnya, tidak sedikit yang kemudian membandingkan suara Karaeng dengan Ade Paloh dengan cengkok-cengkok khasnya. Namun bukan berarti Polka jadi terjebak sebagai band yang ‘Paloh Pop’ (jika istilah itu ada). Mereka tetap menjadi dirinya sendiri.
Selain Karaeng, saya juga menemukan kegairahan sejenis dari personil lainnya akibat eksperimen baru di Bani Bumi. Untuk itu saya harus acungkan jempol kepada Lafa Pratomo. Gitaris/Produser yang juga menangani rekaman-rekaman Danilla ini sukses membawa Polka Wars ke ketebalan dan dimensi sound yang optimal, sesuatu yang tak dapat ditemukan di Axis Mundi.
Kembali ke soalan Dewa atau Padi di atas, tak ada niatan membandingkan, namun mendengarkan Bani Bumi, saya berasa dibawa di jembatan antara Lain Dunia dan Pandawa Lima, dua karya klasik dari dua band tersebut. Dengan misi ‘menjadi Indonesia’nya, Polka Wars seraya mengingatkan bahwa Indonesia punya album-album dengan kompleksitas musik dan lirik yang bernas. Pekerjaan rumah yang kemudian menanti Polka Wars adalah bagaimana mereka menjadikan Bani Bumi bisa diterima dengan baik di pendengar musik di Indonesia, meskipun tak akan bisa sebesar Lain Dunia atau Bintang Lima, ya minimal Centralismo, Kamar Gelap atau Taifun.
______
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …