Romantic Echoes – Paradisa
Romantic Echoes, salah satu musisi muda paling produktif ini merilis album penuh keduanya, Paradisa. Dan ternyata kehabisan peluru-peluru musik pop yang ampuh sama sekali tidak ada dalam kamusnya.
J. Alfredo akrab disapa Jakjek, dengan moniker Romantic Echoes melepas album penuh, Paradisa. Melengkapi katalognya yang terdiri dari satu album, Persembahan Dari Masa Lalu (2020) dan satu EP Gaung Romantis (2021). Setelah dua rilisan, dalam Paradisa Romantic Echoes masih mampu terdengar segar, nakal tapi tetap romantis dan masih dalam balutan musik popnya yang semakin matang.
Dibuka dengan kejutan yang langsung menjadi favorit, “Berantakan”. Aroma funk/soul musik blaxploitation ala album Superfly (1972) milik Curtis Mayfield terasa menyengat. Ketukan drum nge-groove, bassline funky, gitar dengan efek wah basah, perkusi berkejar-kejaran ditimpali vokal Alfredo bernyanyi bergantian rendah, tinggi hingga falsetto mengesankan itu semua. Kepiawaiannya bernyanyi lagu bahasa Indonesia dengan musik yang tidak main aman tampak menonjol di sini.
Musik pop Romantic Echoes yang familiar kemudian muncul melalui lagu-lagu berikutnya seperti “Misteri”, “Jatuh Samar”, “Paradisa”, “Aku”, “Paradisa part 2” dan “Mahir”. Vokal merdu Alfredo yang terasa berkembang, berpadu dengan penulisan lirik bahasa Indonesianya yang kuat. Kemampuan ini juga sudah tidak bisa dianggap sebelah mata.
Vokal merdu Alfredo yang terasa berkembang, berpadu dengan penulisan lirik bahasa Indonesianya yang kuat. Kemampuan ini juga sudah tidak bisa dianggap sebelah mata
Simak caranya menutur lirik cinta-cintaan dengan balutan aransemen musik yang kaya, hasilnya pun juara.
“Ketika hati ‘tlah jatuh (cinta) / Bertekuk lutut di sudut keningmu / Oh, cinta datang atas nama (cinta) / Jangan berpaling menyangkal semesta”
Lirik cinta-cintaan ini pun belum mau melunak di “Paradisa” dan “Paradisa pt.2” yang sama-sama kuat. Juga di “Aku” dengan tamu Ari Lesmana yang diiringi piano dan orkestrasi yang megah. Dan memuncak di anthem anti jomblo menarik yang sangat positif di “Mahir”,
Ruang, waktu / Kan memihak / Kata siapa / Kau tak berhak / Cinta / Kan segera hadir // Untuk kau yang mahir / Untuk kau yang mahir / Untuk kau yang mahir
Sementara dalam beberapa lagu lain Alfredo bermain-main dengan maksimal. Seperti dalam “Amerta” yang beraroma psikedelik 60an, dan menggelitik dengan lirik Indonesianya indah nan efisien.
Sementara dalam beberapa lagu lain Alfredo bermain-main dengan maksimal. Seperti dalam “Amerta” yang beraroma psikedelik 60an
Juga di lagu-lagu berbahasa Inggris seperti, “Gimme” yang seksi dan trippy; “Fly Me to the Sun” cocok untuk menemani perjalanan di bawah lampu kota. Juga ada “Summer” yang kalem menenangkan. “Mortal One” hadir jail dan mengejutkan tapi dieksekusi dengan baik. Ditutup dengan instrumental, “Hagi” yang cantik dan sangat meditatif.
Album ini diberi nama Paradisa, diambil dari nama sang kekasih yang kini menjadi tunangannya, Paradisa Chirana. Kelakuannya ini mengukuhkan totalitas keromantisan dirinya yang diusung via monikernya, Romantic Echoes. Tak hanya romantis, musik-musik dalam album ini juga dikemas dengan sangat menarik.
Paradisa pada dasarnya adalah album musik pop. Tapi penuh detail-detail cantik yang menggugah. Kudos untuk Alfredo yang sekaligus menjadi produser penuh. Bila itu tidak cukup, liukan vokalnya juga terasa begitu berkembang. Pengaruh Chrisye dan David Bayu (eks Naif) terasa kuat. Dan bicara yang terakhir pengaruh musik pop era album awal-awal Naif terasa cukup kuat dan baik dalam Paradisa.
Ujung tahun masih tersisa kurang dari dua bulan lagi, namun Paradisa ini jelas masuk jadi salah satu album Indonesia favorit saya di 2022.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Solois Asal Binjai, Palep Angkat Kisah Masa Lalu di Single Kedua
Solois asal Binjai, Sumatera Utara bernama Palep resmi merilis single kedua bertajuk “You Still Call My Baby” hari Sabtu (30/11). Lagu ini bercerita tentang seseorang yang terjebak di situasi yang tidak bisa melupakan semua …
High No Man Menghadirkan Karya Reggae Dub yang Berbeda
Proyek reggae dub asal Tuban, Jawa Timur bernama High No Man resmi meluncurkan maxi-single bertajuk More High yang berisikan 2 lagu yaitu “Beat Down Babylon” dan lagu yang berjudul sama dengan maxi-single. Materi ini …