Sajama Cut Rilis Lagu Cinta “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982”

May 27, 2020
Sajama Cut

Para remaja yang tumbuh besar dengan musik era 90an – medio 2000-an awal sedang mengalami nostalgia yang gila-gilaan akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? Dalam rentang waktu 2 bulan ini, beberapa band yang tumbuh di era tersebut tengah menggeliat.

Dimulai April lalu ketika The Upstairs akhirnya mengumumkan bahwa album debut  Matraman, kini sudah tersedia dalam format digital. Dilanjutkan dengan The Jonis, yang mengunggah secara resmi 2 lagu klasik mereka, “A Spy In The House of Love” dan “Do The Cobra” , pun Media Distorsi, proyek musik yang digawangi duo Indra7 dan Agus Sasongko ini juga turut merilis versi digital dari album pertama mereka yang dirilis 18 tahun lalu, Chapter 01: The Beginning.

Sementara itu, Goodnight Electric awal Mei ini merilis album terbaru mereka yang berjudul Misteria. Bukan sebuah rilisan melainkan sebuah album baru.

Hal yang sama juga diikuti oleh unit indierock Sajama Cut yang baru saja merilis single terbarunya, “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982” pada 25 Mei lalu. Single ini juga merupakan lanjutan dari single berbahasa Indonesia yang mereka rilis sebelumnya, “Kesadaran /Pemberian Dana / Gempa Bumi / Panasea”. Tidak hanya hadir dengan single, “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982” juga hadir dengan sebuah video klip.

Video klip ini digarap oleh Robby Wahyudi Onggo dan juga sang vokalis, Marcel Thee. Menurut Marcel, video ini merupakan manifestasi visual dari “ledakan-ledakan dan dinamika pasangan-pasangan dalam asmara, yang telah bersama untuk waktu yang cukup lama”.

https://www.instagram.com/p/B9dUQiLHDip/

Marcel juga menambahkan “Lika-liku cinta lebih dari sekedar gairah dan romantika seperti di novel dan film cinta. Realita komitmen dan kegilaan dan kekonyolan kebersamaan abadi itu sesuatu yang ingin kita tampilkan”.

Kembali ke single ini, Marcel juga menceritakan bahwa ini adalah “lagu cinta” versi Sajama Cut yang ia tulis mengenai istrinya. “Banyak lagu cinta yang bagi gue terasa terlalu enteng karena mengedepankan romantisasi gelora asmara di masa awal jatuh hati, atau dramatisasi sakit hati pada akhir hubungan. Gairah dan fantasi percintaan mungkin menarik untuk sekilas didengar, tapi gue lebih tertarik mendengar kisah cinta yang berfokus pada komitmen dalam keseharian yang normal dan dewasa”, ujar Marcel dalam rilisan pers.

Versi fisik dari “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982” dikabarkan akan dirilis dengan format kaset secara terbatas melalui Orange Cliff Records, label rekaman asal Bandung yang juga dikenal dengan merilis beberapa diskografi dari Sigmun, Bin Idris, dan nama lainnya.

Sama seperti 4 band yang sudah disebutkan diawal, Sajama Cut menjadi satu lagi nama lawas yang akhir-akhir ini kembali memunculkan nostalgia bagi para remaja di era tersebut. Setelah terakhir kali merilis album Hobgoblin pada 2015 lalu yang habis dalam hitungan cepat, sejujurnya menarik untuk diawasi lebih lanjut bagaimana kiprah Sajama Cut dalam beberapa waktu kedepan.

Nostalgia ini juga semakin menarik jika diingat bahwa beberapa band diatas juga turut mengisi soundtrack dari film yang semakin menambah kerinduan akan masa tersebut, Janji Joni.

Sebagai penutup, “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982” sudah bisa didengarkan di berbagai layanan streaming musik yang tersedia.

_______

 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] sebuah single ‘pembuka’ dari kembalinya mereka di tahun 2020 ini. Setelahnya, hadir “Adegan Ranjang 1981 (love) 1982”, balutan lagu cinta ala Sajama […]

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang