School of Rock: Menengok Kampus-Kampus Pencetak Rock Star

Aug 16, 2018

Universitas Airlangga (Unair)

Unair. Foto: https://vokasi.unair.ac.id/new/2016/09/09/69/

Surabaya pernah dikenal sebagai alternatif di tengah kejumudan kutub Jakarta dan Bandung di industri musik dalam negeri. Pelopornya adalah Dewa 19, setelah itu lalu menyusul Padi, Tic Band, juga VOX yang mengisi ceruk kancah musik independen. Di antara nama-nama tadi, anak-anak Universitas Airlangga tampil cukup dominan. Ari Lasso pernah tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi. Empat personel padi, Fadly, Piyu, Ari, dan Yoyo adalah pemegang gelar sarjana ekonomi, sementara bassis Rindra Noor melanjutkan sampai pendidikan profesi notaris di Fakultas Hukum. “Unair memang terkenal dengan nama-nama di industri musik populer,” ujar Mohammad Zaki, alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga. “Ada juga Donnie Sibarani,” imbuh Zaki. Donnie Sibarani yang lulusan Fakultas Hukum Unair adalah sosok dibalik kelahiran kembali serta kesuksesan ADA Band setelah babak belur ditinggal vokalis sebelumnya, Baim. Setelah membuat ADA Band diperhitungkan lewat “Masih (Sahabatku Kekasihku)”, “Manja”, juga “Yang Terbaik Bagimu”, Donnie memutuskan mundur dari dunia showbiz untuk menjadi pelayan umat di gereja.

Saat ini Unair diwakili sosok Kharis Junandharu jebolan Fakultas Sastra. Bersama rekannya, Eki Tresnowening dari Universitas Surabaya, mereka membentuk Silampukau yang mengeluarkan album Dosa, Kota, dan Kenangan sebagai contoh baik bagaimana seharusnya menjadi menjadi musisi folk tanpa harus terjebak klise soal pulang, senja, atau kopi. Jurnalis musik Tirto, Nuran Wibisono, menyebut album ini sebagai cerita ideal Surabaya mengenai Taman Remaja Surabaya, eks lokalisasi Dolly, kemacetan jahanam jalan Ahmad Yani, hingga hati yang remuk di bandara Juanda. Fakultas Sastra juga punya sosok Rona Cendera yang membidani webzine Ronascent yang saat ini sudah menginjak tahun keenam. Sebuah pencapaian yang tentu luar biasa saat webzine seringkali bubar jalan saat punggawa-punggawanya sudah kehilangan semangat zaman.

 

____

1
2
3
4
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …