Teddy Adhitya – Ocean (EP)
Setelah merilis trilogi singel #trilogi3 berbahasa Indonesia yang menjanjikan, Teddy Adhitya mengecoh pendengarnya dengan kembali ke area nyamannya, dan memilih kembali murung dalam album mini terbarunya, Ocean.
Teddy merilis album debut di 2017, setelah setahun sebelumya merilis singel perdana “In Your Wonderland”. Siapa sangka, singel ini menjadi salah satu dari sedikit lagu bernuansa ceria yang joget-able miliknya. Dan jumlahnya yang sangat minim itu berhasil dipertahankan dengan baik hingga kini.
Sepanjang membuka kembali katalognya yang ada di layanan streaming, ditemukan lebih banyak lagu muram, bertempo sama yang sangat mellow. Dan sangat sedikit lagu yang ceria yang bertempo medium/cepat. Seolah ingin selalu berkubang di dalam nada-nada murung tanpa henti.
Sepanjang membuka kembali katalognya yang ada di layanan streaming, ditemukan lebih banyak lagu muram, bertempo sama yang sangat mellow. Dan sangat sedikit lagu yang ceria yang bertempo medium/cepat
Hal ini terbukti setelah album perdana Nothing is Real di 2017, ia merilis Question Mark ((?)) di 2019 yang masih didominasi nomor-nomor muram dan bertempo sama. Bahkan “Sweetly Silly” yang terhitung lebih optimis pun seperti menahan kita untuk bersenang-senang di bagian reffrain-nya dengan ujung nadanya yang berubah murung.
Tapi semua berubah ketika Teddy merilis trilogi singel, “Langit Favoritku”, “Masa Depan” dan “Semestinya”. Keluar dari zona nyaman sepenuhnya berlirik bahasa Indonesia. Efeknya luar biasa. Lagu-lagu murung bertempo seragamnya terasa bernyawa dan lebih ramah di telinga akibat lirik mudah cerna. Faktor lirik Indonesia berperan penting. Bila diperhatikan penulisan liriknya juga cukup menjanjikan. Sangat jauh dari kata mengecewakan. Hasilnya pun “Langit Favoritku” -yang juga jadi favorit ku, dan favorit kebanyakan orang- memiliki stream kedua tertinggi di Spotify.
Semua berubah ketika Teddy merilis trilogi singel, “Langit Favoritku”, “Masa Depan” dan “Semestinya”. Keluar dari zona nyaman dan berlirik bahasa Indonesia, lagu-lagu murung bertempo seragamnyna terasa lebih ramah di telinga
Entah kenapa Teddy memilih untuk tidak meneruskan hal itu dan malah kembali berkubang di musik murung mengawang-awang depresif dengan nada-nada minor dan tempo lambat seragam. Di Ocean ini Teddy hanya memberikan penawar lagu-lagu muram hanya di lagu, “Hold On I Got You”. Itu pun masih terasa murung. Tapi kalau album mini ini berhasil menjadi katarsis dirinya itu adalah pilihannya. Tapi seberapa jauh kah Teddy ingin menarik pendengarnya untuk terus-terusan bermurung ria?
Sekali lagi hal itu pilihan, dan kalau Teddy memilih untuk seperti itu adalah pilihan artistik yang harus dihargai. Meski paska dua album penuh dan satu album mini Teddy terus terjebak melakukan hal yang sama berulang-ulang.
Entah kenapa Teddy tidak meneruskan itu dan malah kembali berkubang di musik murung mengawang-awang depresif dengan nada-nada minor dan tempo lambat yang seragam
Sementara kalau berbicara tentang gelombang baru penyanyi solo pria paska Tulus seangkatannya Teddy jelas punya amunisi yang berbeda. Vokalnya soulful, tone-nya khas, tekniknya sangat baik dan aransemen musiknya tidak main-main. Showmanship di atas panggung? Sudah jaminan. Sangat disayangkan ia memilih untuk di area nyamannya saja.
Mungkin Teddy harus belajar pada musisi dangdut. Yang sesedih apapun lagunya, tetap ingin membuat pendengarnya merasa positif dengan musik yang ceria dan joget-able. Intinya, mau sesedih apapun, jogetin aja, bang.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …