6 Pertanyaan untuk 6 Kolektif DJ di Pulau Kalimantan

Mar 13, 2025

Pencarian kolektif-kolektif DJ di Indonesia berlanjut. Setelah menjelajahi pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi, kali ini kami mencari tau kolektif DJ di Pulau Kalimantan namun sayang hanya banyak menemukan di Pontianak.

Kalimantan pada akhirnya bukan hanya menjadi rumah bagi tradisi yang telah mengakar selama berabad-abad, tetapi juga scene musik yang terus berkembang. Beberapa tahun terakhir, ada berbagai kolektif musik elektronik yang mulai bermunculan di ibu kota provinsi Kalimantan Barat seluas 107,8 km² ini. 

Meski belum sebesar Jakarta dan Bali, geliat musik elektronik di Pontianak mulai menarik perhatian, baik dari segi produksi musik, pertunjukan, hingga komunitas yang terlibat. Ketika berbicara tempat pertunjukan dan apresiasi terhadap genre elektronik di Pontianak, Yensen mewakili Crowd Collective mengatakan agar ruang publik bisa diperbanyak.

“Mengingat kami bukan kota atau daerah yang besar, jadi ruang gerak kami untuk saat ini masih terbatas ditambah banyaknya juga kolektif yang menurutku masih banyak yang belum kebagian ruang. Terutama akses event-event publik yang masih sulit dan tentunya apresiasinya juga masih belum oke dan layak,” ungkap Yensen.

Sementara Rendy Ong dari kolektif yang sama dengan Yensen mengutarakan pendapat soal kemunculan kolektif di Kalimantan, “Adanya kolektif di Kalimantan sangatlah bagus. Semakin banyak kolektif dapat menjadi wadah untuk kalangan anak muda dalam membuat event yang lebih kreatif dan inovatif. Untuk itu diharapkan semakin banyak event yang akan bermunculan di Kalimantan Barat.”

Sejumlah kolektif DJ Kalimantan aktif mengadakan acara yang tentu tidak mudah karena akses memasuki ruang-ruang pertunjukan dan apresiasi terhadap genre elektronik masih menjadi tantangan yang perlu dihadapi.

Simak langsung jawaban para perwakilan dari 6 kolektif DJ di Kalimantan di bawah ini.

 

Birah Foundation (Pontianak)

Penjawab: Murdianto

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Mungkin sebagian orang taunya Birah Foundation cuma talent agent yang sering tampil aja. Tapi selain itu, ada saya dan 28 orang lagi di balik Birah Foundation. 

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Singkatnya, awal terbentuk Birah Foundation berasal dari circle teman nongkrong. Di tahun 2013 kami pergi nonton DWP bareng, terus pulang-pulang pengen punya tempat buat perform. Jadi kami coba bikin sendiri event-nya secara kolektif supaya kami dapat tempat untuk perform.

 

Apa visi dan misinya?

Visi dan misi kami adalah untuk membawa tren industri EDM bisa sampai di Pontianak biar para penikmat musik EDM gak perlu pergi ke Jakarta atau tempat lain untuk dapetin experience rave party, dan biar bisa ngasih wadah serta panggung untuk teman-teman DJ khususnya di Pontianak.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Pergerakan musik elektronik di Indonesia sekarang makin luas. Apalagi adanya platform kayak TikTok yang bikin informasi tentang lagu dan genre-genre musik elektronik bisa makin diterima di kalangan anak muda. Banyak muncul kolektif DJ juga sekarang.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Sangat banyak yang tertarik jadi DJ, terutama anak-anak SMA dan kuliah karena title DJ di kalangan anak muda tuh kayak yang paling ultimate gitu kan. Sekarang banyak banget muncul DJ baru, karena fasilitas seperti alat DJ harganya udah ada yang murah dan platform untuk nyari lagu udah banyak.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Untuk genre sendiri tiap penampil yang ada di kolektif kami udah ada style dan karakter masing-masing. Kadang kami bikin workshop bareng musisi lain juga, buat garap musik atau remix-an bareng.

 

Ladies First (Pontianak)

Penjawab: Founder Ladies First

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Founder sekaligus penggerak dari kolektif ini saya F***i dan partner saya F****n.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Awalnya sebelum Ladies First, kami sudah mendirikan beberapa kolektif dan jalanin event. Februari 2023, kami dikasih kesempatan untuk mengelola acara Valentine hari Rabu di venue Hexagon Pontianak. Acara tersebut bernama Ladies Nite, yang artinya wadah untuk ngerangkul perempuan pergi party bareng temen-temennya. Di situ lah awalnya Ladies First.

 

Apa visi dan misinya?

Ladies First bukan kolektif pertama yang saya dirikan. Dari beberapa kolektif, Ladies First yang berinduk ke Kreative Team Management didirikan untuk menjadi pembeda dan menjadi wadah safety zone untuk perempuan yang ingin pergi party, di mana ada ketakutan bagi mereka dari stigma cowok-cowok nakal.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Untuk pergerakan musik elektronik di sini berkembang, tapi masih terhitung lambat. Dengan dasar music selection yang masih kurang variatif, di sini kami dapat nilai lebih. Karena kami jadi salah satu kolektif dan venue dengan perkembangan musik yang lumayan variatif.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Di kota saya, orang-orang kurang tertarik untuk menjadi disjoki karena kurangnya tempat yang memfasilitasi. Konsumen juga sudah terbiasa hanya dengan menjadi konsumen daripada mencoba menjadi DJ.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Menentukan genre itu tergantung target market yang ingin kami capai seperti gender, umur, dan klasifikasi market low, middle, dan up. Itu yang jadi pertimbangan untuk menentukan genre dari kolektif.

 

Crowd Collective (Pontianak)

Penjawab: Ikhsan Irfahmi

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Sosok di balik kolektif ini ada saya dan teman-teman, Ferindo, Rendi, Aay, Bela, Feri Christoper, Riki, dan Yensen.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Kolektif ini dibentuk karena kami emang penggiat hiburan malam dan suka datang ke event-event tertentu yang dibuat oleh temen-temen EO dan kolektif lainnya.

Dari sana tercetus ucapan, “Daripada kita datang ke event orang terus, spend money terus. Mending kita coba nih bikin karya di event kita sendiri.” Gitu. Lalu, terbentuklah EO bernama CHAOS.

Di CHAOS sendiri, kami udah sering bikin event di klub maupun venue lain dan kami juga pernah bikin festival pool party dengan tema “Sahara Wild” dengan guest star Whisnu Santika dan Liquid Silva tanggal 29 Juli 2023. Alasan satu dan lain hal, kami sepakat untuk mengistirahatkan CHAOS karena terjadi perbedaan tujuan dengan beberapa orang di sana.

Maka dari itu, daripada berhenti berkarya, saya dan beberapa teman dari CHAOS memilih bergerak di segmen-segmen yang lebih kecil dan terbentuklah Crowd Collective ini. 

 

Apa visi dan misinya?

Visi dan misi Crowd Collective ingin memberikan experience yang berbeda atau yang belum pernah dirasakan oleh audience seperti ambience, konsep dan sebagainya. Kami juga ingin mengedukasi perpindahan musik ke arah yang lebih modern.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Untuk di Kota Pontianak ini, pergerakan musik elektronik tidak secepat di ibu kota atau di kota besar lain di Indonesia. Nah di sinilah peran penting kami para kolektif dan EO untuk membantu meratakan kemajuan atau informasi tersebut. 

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Di sini banyak banget yang tertarik ingin menjadi disjoki. Cuma ya itu keterbatasan venue yang menjadi kendala orang mau melanjutkan karier profesionalnya sebagai DJ. Tapi kalo untuk minat menjadi DJ, sepengetahuan saya cukup diminati.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Untuk menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif menurut saya ditentukan brand image dari kolektif tersebut seperti mengedukasi orang-orang di media sosial, dari flyer, posting-an foto, dan video mau di feed atau story dan pemilihan lagu itu memengaruhi orang-orang untuk mengerti ke arah mana kolektif kami berjalan, pelan tapi pasti.

 

Submissive Collective (Pontianak)

Penjawab: Fauzan

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Selain saya, ada beberapa teman tongkrongan yang mempunyai taste musik di hip hop modern.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Kolektif ini terbentuk karena di lingkup kami sedikit sekali yang suka atau bisa menikmati genre hip hop modern. Dengan adanya Submissive Collective, kami bisa menjadi solusi untuk orang-orang menyukai hip hop modern ketika berada di dalam bar, khususnya di Kota Pontianak.

 

Apa visi dan misinya?

Visinya agar orang-orang memiliki pilihan untuk menikmati berbagai macam genre yang ada di klub atau bar dan misi kami mengenalkan untuk vibing di dalam klub atau bar tidak harus lagu indo bounce, jedag-jedug, funkot atau breakbeat. 

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Untuk di Pontianak, masih minim pilihan genre musik. Di sini funkot, breakbeat, indo bounce mendominasi. Maka dari itu Submissive mencoba untuk memberi pilihan genre musik yang mungkin orang-orang Pontianak belum pernah rasakan.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Yang ingin menjadi DJ sangat banyak. Buktinya DJ di kolektif kami sering menerima DM permintaan dari mereka ang ingin belajar menjadi DJ. Syukur kami punya DJ Oniiiboys yang memiliki taste pemilihan genre musik yang unik. Ini menjadi daya tarik orang-orang belajar menjadi DJ dengan genre berbeda dari kebanyakan DJ yang ada.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Dalam peemilihan tracklist, kami sering mendengar beberapa lagu yang sering dimainkan di beberapa klub atau bar seperti Vault (Bali) dan lain-lain. Kami juga mencari beberapa tracklist di SoundCloud untuk memperluas pilihan tracklist kami. Pemilihan tracklist yang akan dimainkan kami memberi kepercayaan penuh ke DJ kami Oniiiboys.

 

KTM.MGMT (Pontianak)

Penjawab: Fauzan

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Di balik kolektif KTM ada 5 orang inti dan mereka pembuat segala ide yang dibutuhkan.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Awal terbentuk karena resah dengan event monoton yang ada di Pontianak.

 

Apa visi dan misinya?

Visi kami menjadi salah satu kolektif besar yang mewadahi seluruh kolektif kecil di Pontianak dan misi kami membuat kolektif menjadi salah satu cara membuat bar, klub, event menjadi lebih bervariatif.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Pergerakan musik di Pontianak cenderung mengikuti tren yang ada di TikTok atau Instagram. Untuk meminimalisir kejenuhan terhadap musik, kami kolaborasikan musik untuk market dan musik untuk mengedukasi.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Masih banyak. Terbukti dengan bertambah terus DJ di kolektif kami.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Dalam menentukan genre, kami melihat market sedang ingin apa dan mencoba untuk memberi edukasi beberapa genre yang mungkin market belum pernah mendengar.

 

WAZIVIBES (Pontianak)

Penjawab: Rizky

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Sosok di balik WAZIVIBES itu selain aku, ada Iksan, Dom Vells, Calix, dan Jaden.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

WAZIVIBES terbentuk berawal dari nongkrong, ngopi, dan sering ngulik bareng Ikhsan (Crowd Collective). Ada beberapa genre seperti amapiano, R&B, hip hop, bailefunk, dan miami bass yang lagunya enak tapi rada susah dibawain di klub.

Karena di sini kebanyakan mainin lagu komersil EDM, terbentuklah WAZIVIBES dengan tujuan mengedukasi crowd party di Pontianak sesuai dengan spesifik genre yang kami mau. 

 

Apa visi dan misinya?

Visinya ingin memberikan edukasi tentang musik genre tersebut dan menjadi pilihan audiens agar genre party jadi lebih bervariasi. Sampai sekarang sudah 2 kali event dan crowd-nya mulai mengerti. 

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Pergerakan musik di Indonesia menurut aku seru banget. Banyak DJ dan produser menciptakan musik dan genre yang asyik dan beragam.

Kalo untuk di Pontianak, menurut aku opsi genrenya udah mulai berkembang dan mulai beragam.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Menurut aku, udah banyak banget orang yang tertarik, dengan banyaknya sekolah DJ yang mulai buka di Pontianak.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Patokannya tetap pada genre yang kami sebutkan, paling kami coba cari lagu yang hit tapi masih masuk ke genre kami. Contohnya seperti lagu “Satisfaction” kan banyak banget remixnya dan familiar banget di telinga. Kami ambil yang versi remix bailefunk.



Penulis
Raihan Adianta
Pengen jadi orang sukses sisanya jadi DJ keliling.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Souljah RIlis Album Baru Sounds of Souljah Berisi 12 Lagu

Setelah meluncurkan 4 single yaitu “Belajar Tumbuh”, “Libur Sejenak”, “Cogil“, dan “Badut Cinta” tahun 2024 lalu, Souljah kembali dengan materi terbaru album keenam berjudul Sounds of Souljah (21/02).     Album ini menampung 12 …

Eros Tjokro Luncurkan Single Baru tentang Kekaguman

Setelah meluncurkan single “Seperti Dulu” Oktober 2024, Eros Tjokro balik lagi dengan karya terbaru yang diberi judul “Meski Untukmu Ku Tak Pernah Ada” (07/03).     Melalui siaran pers, Eros mengatakan lagu “Meski Untukmu …