PHI Tips: Mengenal Tipe Rilisan
Dewasa ini, banyak sekali cara bagi musisi ataupun band untuk memperkenalkan karyanya ke khalayak luas. Seiring dengan kemajuan teknologi, bisa dibilang semuanya juga menjadi lebih mudah bagi mereka untuk melakukan hal tersebut, meskipun pada akhirnya tetap ada faktor lain yang mempengaruhi persebaran karyanya.
Dalam perjalanannya sendiri, banyak tipe-tipe rilisan yang bermunculan saat para musisi ataupun band tersebut merilis karyanya. Tentu, masing-masing dari mereka mempunyai alasannya tersendiri kenapa memilih untuk merilis karyanya dengan tipe tersebut.
Berikut adalah di antaranya.
Single menjadi tipe rilisan yang paling umum bagi para musisi ataupun band. Satu lagu, tidak lebih dan tidak kurang adalah garis besar dari pengertian sebuah single. Biasanya, musisi ataupun band akan merilis single atau lebih dari satu single sebelum akhirnya merilis EP/album, walau juga banyak dari mereka yang langsung saja merilis rilisan penuh. Proses pendistribusiannya sendiri umum ditemui dalam format digital.
Sudah disebutkan di poin sebelumnya, bahwa EP atau Extended Play bisa menjadi langkah lanjutan bagi musisi/band setelah merilis single. Umumnya, EP berisi lebih dari satu lagu, sekitar empat atau lima lagu namun durasinya terlalu pendek untuk disebut sebagai sebuah album penuh. Kalau menengok ke musik Indonesia saat ini, ada Sleep Shelter, proyek bermusik Fathia Izzati (Reality Club) dan Pandji Dharma (Sirati Dharma) yang baru saja merilis EP berjudul When You Come Around.
Dikenal juga sebagai LP (Long Playing), bisa dibilang album merupakan sebuah pembuktian bagi musisi/band di perjalanan bermusiknya. Jumlah lagu di dalam sebuah album pasti lebih banyak dari EP, pun sama dengan durasinya yang lebih panjang. Saat ini, pendistribusian sebuah album umum ditemui dalam platform digital serta dalam format fisiknya seperti CD, kaset pita, hingga piringan hitam.
Selain dengan tiga tipe rilisan di atas yang umum ditemui, di bawah ini juga ada tipe-tipe lainnya yang kerap muncul, walau intensitasnya tidak sesering tiga tipe sebelumnya.
Kami sempat membuat sebuah artikel khusus yang membahas tentang tipe rilisan ini. Jika disimpulkan, split single adalah wujud rekaman musik yang dibuat oleh dua artis berbeda. Menengok kiprahnya di Indonesia, beberapa rilisan split single pernah hadir menghiasi blantika musik lokal. Paling terbaru, dua nama dari Tangerang, Tabraklari dan Toscasoda merilis split bertajuk Tabraksoda di bulan Juni lalu. The Panturas dan Sundancer juga pernah melakukannya di tahun 2021 dalam format piringan hitam di bawah La Munai Records.
Di tiap tahunnya, selalu ada album kompilasi yang hadir di Indonesia. Latar belakangnya selalu sama, yakni menangkap zaman serta mendokumentasikan apa yang terjadi di sekeliling mereka. Beberapa judul yang hingga hari ini masih mempunyai memori tersendiri antara lain Delicatessen (2002), JKT:SKRG (2004), Riot! The Thursday Riot Compilation (2004), Janji Joni (2005), Mesin Waktu: Teman-teman Menyanyikan Lagu NAIF (2007), Jogja Istimewa (2010), Dentum Dansa Bawah Tanah (2016) dan masih banyak lagi.
Double album adalah sebuah tipe rilisan yang memuat dua album sekaligus dalam satu kemasan. Terhitung jarang di Indonesia, namun beberapa nama pernah melakukannya. Di tahun 1999, Slank melakukannya melalui album 999+09 yang merupakan album kesembilan mereka. Sementara di tahun 2020 lalu, Harlan Boer menyusul Slank dengan double album berjudul Fidelitas Cinta.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Kalau single boleh di masukin Album Atau EP Enggak yha?