Rekomendasi: Nadin Amizah – kalah bertaruh
Apa yang kita harapkan dari rilisan terbaru Nadin Amizah yang album debutnya tahun lalu Selamat Ulang Tahun begitu brilian? Biduanita belia yang tahun lalu sukses mengaduk emosi dengan cerita keluarga dan masa kecilnya kembali merilis album lagi tengah 2021 ini. Berjarak kurang dari setahun album mini kalah bertaruh yang terdiri lima lagu ini masih menawarkan atmosfir yang hampir sama dengan dengan album sebelumnya karena memang dikonsepkan demikian.
Meskipun atmosfir di album ini lebih ditekankan nuansa musik ambient-nya, Nadin masih menyajikan musik pop akustik dominan gitar dengan sound meruang, imbuhan denting piano, lapisan bebunyian yang membalut lirik puitis bercabang. Kekuatan dan kejelian Nadin, memadukan notasi vokal dan hook chorus yang kuat dengan bait lirik yang tidak biasa kembali menjadi menu utama album kalah bertaruh ini.
Lika liku nada-nada dialunkan sebelum bertemu begitu halus dengan chorus yang membuncah indah dijumpai di seluruh lagu di album mini ini. Dibuktikan pada lagu pembuka “sebuah tarian yang tidak kunjung selesai” yang menyusup tenang begitu indah. Juga pada “hormat kepada angin” yang menjadi tegas di penghujung dengan drum yang menyisip di menit akhir lagunya. Juga di “seperti takdir yang kita tulis”, lirik puitis yang menarik hadir seperti,
Bagaimana dengan tidurmu / apakah masih terjerat aku?
Selalu menarik bagaimana Nadin mengolah kata menjadi chorus yang menyandu,
Lalu, lalu, lalu, lalu bagaimana / Waktu berhenti bodoh di masa / Lalu, lalu, lalu, lalu secepatnya / Aku berhenti berjalan
Pun di lagu “menangis di jalan pulang” yang tanpa ragu menunjukan kekuatan lirik di awal lagunya,
Lagu dan serapah terdengar di mobilmu / Saling mencekik, mencerna kata makian / Jangan, jangan ucap kata itu lagi / Jangan lupa kita saling mencintai
Ditutup dengan “dan, selesai.” Yang hanya mengulang-ulang beberapa bait namun menjadi lagu penutup album kalah bertaruh.
Sebelumnya saya pernah menulis sangat penasaran menanti karya berikutnya kala Nadin telah mengerti banyak hal lainnya dalam resensi album perdananya Selamat Ulang Tahun, di 2020 lalu. Di album mini ini kita belum akan menemukan hal baru, tentu karena ini adalah perpanjangan dari album perdananya. Meskipun kalah bertaruh-nya Nadin kali ini berkisah tentang kisah percintaannya.
Jeda perilisan album yang cukup pendek tentu juga membuat segala harapan akan hal itu perlu dikerangkeng dahulu. Dan harus diakui dengan album pertama yang brilian adalah tantangan besar baginya untuk menuju album kedua. Apakah akan ada sesuatu yang baru, atau akan tetap mempertahankan yang tersaji melalui bingkai satu album penuh dan mini albumnya ini. Semoga saja Nadin tidak terbebankan dengan kesuksesan di album pertamanya. Tapi kalau melihat potensinya sejauh ini, sepertinya tidak.
____
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …